LaporanPraktium Aluminium dan Senyawa- Senyawanya. Asalamualaikum Wr.Wb Aku akan nge share laporan hasil praktikum kimia anorganik dengan judul praktikum Aluminium dan senyawa-seny [Review] Body Mist W.Dressroom New York No 45-Morning Rain & No 46-Pure Lily.
DownloadKumpulan Contoh Proposal dan Skripsi Farmasi Lengkap - Pemeriksaan Kadar Pirazinamida Dalam Plasma Darah Pasien Tb Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dengan Fase Gerak Buffer Fosfat Ph 7,4 : Metanol Dan Baku Dalam Nikotinamid. Tuberculosis merupakan suatu penyakit yang disebabkan adanya infeksi oleh bakteri Mycobacterium
WorldAluminium Pipe and Tube Market to Grow 5.3% annually 15-05-2014 Global demand for aluminium pipes and tubes is forecast to expand 5.3% p.a. between 2014 and 2018. Armenia, China, Greece, Ireland, Poland are considered the highest potential markets in the coming years.
LaporanPraktikum Sediaan Larutan. BAB III. METODE PRAKTIKUM. A. Alat dan Bahan. 1. Keuntungan dari kromatografi kolom konvensional adalah dapat memisahkan kandungan-kandungan kimia dalam jumlah banyak dan pemisahan senyawanya yang baik. Kerugian dari kromatografi kolom konvensional adalah proses pemisahnnya membutuhkan waktu yang lama
Besarnyaenergy bebas standar, entalpi,dan entropy masing-masing adalahΔG = 1,23 V, ΔH = 285,85 kJ/mol, danΔS = 70,08 J/kmol.Energi bebas sebesar 1,23 V merupakan Tegangan bolak balik yang menyatakan tegangan minimal yang diperlukan untuk dapat Berlangsungnya reaksi. Total energi (ΔH) yang diperlukan agar reaksi dapat berlangsung dapat
suro diro joyoningrat lebur dening pangastuti artinya. 0% found this document useful 0 votes49 views13 pagesOriginal TitleLaporan Aluminium dan © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes49 views13 pagesLaporan Aluminium Dan SenyawanyaOriginal TitleLaporan Aluminium dan HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap Praktikum Anorganik dengan judul “Aluminium danSenyawanya” disusun oleh Nama Mukmin Nim 091314022Kelas BKelompok IVTelah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten dandinyatakan Juni 2011Koordinator AsistenAsistenKurnia Ramadhani, S. SiAbdur Rahman Arif. S. SiMengetahui,Dosen Penanggung JawabDr. Pince Salempa, M. Si Percobaan “Aluminium dan Senyawanya” Percobaan Tujuan percobaan ini yaitu untuk mempelajari sifat-sifat logam aluminiumdan persenyawaannya. Teori Aluminium ialah unsur aluminium ialah Al, dan nomor atomnya ialah logam paling bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum, knalpotmobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api Wikipedia,2011.Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang ringan, tidak beracun sebagai logam,nonmagnetik dan tidak sangat lunak dan adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensialreduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di adalahunsur ketiga terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logamaluminium dari senyawanya Nununk, 2010. Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang meninjuk pada senyawagaram rangkap KalSO 4 2 .12H 2 O; kata ini berasal dari bahasa latin alumen yangartinya garam pahit. Oleh Humphry Davy, logam rangkap ini diusulkan dengan namaalumium kemudian berubah menjadi aluminum. Namun, nama ini pun segeratermodifikasi menjadi aluminium yang menjadi populer di seluruh dunia kecualiAmerika Utara dimana American Chemical Society Himpunan Masyarakat Kimia Amerika pada tahun 1925 memutuskan tetap menggunakan aluminum di dalam publikasinya Sugiyarto, 2003.Aluminium merupakan unsur logam abu-abu mangkilat, lembek, dan kurangkuat tetapi di alam pada kerak bumi terutama sebagai bauksit yangmenjadi sumber ini reaktif dan segera bereaksi dengan oksigen diudara membentuk lapisan oksidanya yang membungkus badan logam sehinggamenghalangi oksidasi selanjutnya dan logam menjadi tahan karat. Campurannyadengan logam-logam seperti Ni, Cu, Zn, Si, dsb, menghasilkan alloy yang ringandengan kegunaan yang luas, misalnya untuk pesawat terbang, kapal, blok mesin, alat-alat rumah tangga, kerangka bangunan, dll. Okasidanya sebagai alumina Al 2 O 3 yang ditemukan di alam antara lain berupa merah delima, safir, korundum dan emeriyang digunakan untuk pembuatan delas dan bahan tahan panas Mulyono, 2007.Aluminium merupakan konduktor listrik yang konduktor yang baik juga buat ditempa menjadilembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang, tahan digunakan dalam banyak darinya digunakan dalam kabel bertegangan secara luasdigunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Ditemukan di rumahsebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dan sebagainya. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks Wikipedia,2011.Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat, baik yang encer maupun yang pekat menghasilkan asam nitrat, logamaluminium tidak bereaksi karena permukaan menjadipasif, etapi dalam keadaan tidak murni qakan bereaksi dengan asam nitrat dalam sembarang alkalikaustik panas bereaksi dengan aluminium membentuk aluminat dan gas hidrogenTim Dosen Kimia Anorganik, 2010.Aluminium dengan kanfigurasi elektronik [10Ne]3s23p1 dikenal mempunyaitingkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosiudara karena reaksi antara logam aluminium dengan oksigen membentuk lapisannonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjutSugiyarto, 2003.
Asalamualaikum Aku akan ngeshare laporan hasil praktikum kimia anorganik dengan judul praktikum Aluminium dan senyawa-senyawanya. Sebenarnya diakun academiaedu ku, aku udah ngeshare beberapa laporan praktikum, tapi di academiaedu setauku kalu mau download harus bikin akun. Jadi aku posting lagi aja disini. Semasa kuliah dulu, masa-masa struggle tapi berkesan, tugas yang gak abis-abis, banyak kegiatan, jauh dari ortu, capek sih tapi bersyukur bisa dikasih kesempatan seperti itu. So bagi dedek-dedek emes yang mampir ke blog ini nyari laporan praktikum, I know lah gimana pusingnya kalian. Yaah siapa tau postingan ini bisa mebantu walau sedikit, bagi yang mebutuhkan referensi saat membuat laporan paktikum kimia anorganik. Karena dulu aku juga dapet banyak referensi kemudian diolah sendiri, nah jadilah lapoan ini. So kenepa engga dishare aja, kan bisa lebih bermanfaat, daripada dilaptop kelamaan nanti jamuran. link nya ada dibawah ini Semoga bermanfaat, jika berkenan bisa tolong tinggalkan jejak di kolom komen ya. Thankyou Wasalamualaikum
Kelompok 2 - Aluminium Dan Senyawa-Senyawanya100% found this document useful 1 vote290 views22 pagesDescriptionLaporan praktikum alumunium dan senyawa senyawanyaOriginal TitleKelompok 2_Aluminium dan Senyawa-senyawanyaCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote290 views22 pagesKelompok 2 - Aluminium Dan Senyawa-SenyawanyaOriginal TitleKelompok 2_Aluminium dan Senyawa-senyawanyaJump to Page You are on page 1of 22 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 11 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 15 to 20 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
A. JUDUL PERCOBAAN Aluminium dan Senyawanya B. TUJUAN PERCOBAAN Untuk mempelajari sifat-sifat aluminium dan persenyawaannya. C. KAJIAN TEORI Aluminium berasal dari bahasa Latin alumen, alum orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan. Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum walau belum ditemukan saat itu, walau pada akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan “ium”. Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka Mohsin, 2006. Aluminum, Al, merupakan anggota golongan 13 berada sebagai aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. Mineral aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx OH3-2x 0 endapan putih + metil violet ungu → endapan ungu b. Membandingkan Aluminium Klorida dengan Magnesium Klorida 1 Kristal AlCl3 putih → tidak meleleh sempurna 2 menit/120 detik ↑ Kristal MgCl2 putih → meleleh 54 detik ↑ 2 Kristal AlCl3 putih + air bening → larutan keruh pH = 3 Kristal MgCl2 putih + air bening → larutan bening pH = 4 c. Membandingkan Sifat Asam-Basa Al2O3 dan MgO 1 0,1 gram Al2O3 serbuk putih + 3 mL H2O bening → larutan bening, endapan putih larutan keruh, pH = 8 0,1 gram MgO serbuk putih + 3 mL H2O bening → larutan bening, endapan putih larutan keruh, pH = 10 2 0,1 gram Al2O3 serbuk putih + 3 mL HCl encer bening → larutan bening, endapan putih, pH = 7 0,1 gram Al2O3 serbuk putih + NaOH bening → larutan bening, endapan putih, pH = 14 0,1 gram MgO serbuk putih + 3 mL HCl encer bening → larutan keruh, endapan putih, pH = 10 0,1 gram MgO serbuk putih + NaOH bening → larutan keruh, endapan putih, pH = 14 d. Membandingkan Sifat Basa Ion Aluminium dan Magnesium 1 3 mL AlCl3 bening, pH = 3 + NaOH 2 N bening → larutan bening, endapan putih 2 3 mL MgCl2 bening, pH = 7 + NaOH 2 N bening → larutan keruh G. PEMBAHASAN a. Sifat Aluminium Hidroksida Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat AlOH3. Pada percobaan ini, larutan AlCl3 0,1 M ditambahkan dengan beberapa tetes larutan NH4OH menghasilkan larutan bening dan terdapat sedikit endapan. Ketika diteruskan penambahan NH4OH hingga berlebih, maka endapan itu larut kembali dikarenakan kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium disebabkan oleh efek ion sekutu dan hal ini menunjukkan AlOH3 yang terbentuk telah menjadi ion kompleks tetrahidroksoaluminat [AlOH4]-. Adapun reaksinya AlCl3 + 3NH4OH → AlOH3↓ + 3NH4Cl AlOH3↓ + NH4OH → [AlOH4]- + NH4+ Untuk percobaan selanjutnya, ke dalam larutan garam aluminium AlCl3 0,1 M ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 0,1 M maka akan diperoleh larutan yang tidak berwarna. Kemudian larutan tersebut dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama ditambahkan dengan larutan NaOH 0,1 M berlebih dan tidak terjadi perubahan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila larutan garam aluminium ditambahkan basa maka akan diperoleh endapan putih-gelatin menurut persamaan reaksi AlCl3 + 3 NaOH → AlOH3↓ + 3NaCl Kemudian endapan AlOH3 melarut dalam reagensia berlebihan, di mana ion tetrahidroksoaluminat terbentuk AlOH3 + NaOH → [AlOH4]- + Na+ Kemudian untuk bagian kedua, ditambahkan beberapa tetes HCl 0,1 M menghasilkan larutan keruh dan endapan putih. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jika suatu garam aluminium ditambahkan dengan larutan asam berlebih menyebabkan hidroksida yang terbentuk melarut kembali dengan persamaan reaksi AlOH3↓ + 3HCl → AlCl3 + 3H2O Pada percobaan selanjutnya, penambahan NaOH 0,1 M ke dalam larutan AlCl3 akan menghasilkan endapan AlOH3. Hal ini telah sesuai dengan teori dimana bila ke dalam larutan garam aluminium ditambahkan basa maka akan diperoleh endapan putih-gelatin menurut persamaan reaksi AlCl3 + 3NaOH → AlOH3↓ + 3NaCl Endapan yang terbentuk kemudian disaring dan dicuci dengan aquadest. Setelah itu ditambahkan dengan metal violet ungu menghasilkan serbuk berwarna ungu. Metil ungu memiliki trayek pH sekitar 0,5-1,5. Jika pH1,5 maka akan menunjukkan perubahan menjadi ungu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa endapan AlOH3 bersifat asam dengan pH>1,5. b. Membandingkan Aluminium Klorida dengan Magnesium Klorida 1. Kristal AlCl3 anhidrat yang dipanaskan akan lebih cepat meleleh dibandingkan dengan MgCl2 anhidrat. Hal ini disebabkan karena menurut aturan Fajans, kation dengan muatan yang besar Al3+, memilki daya mempolarisasi lebih besar dibandingkan Mg2+, sehingga MgCl2 anhidrat lebih bersifat ionik sedangkan AlCl3 anhidrat lebih bersifat kovalen. Kovalensi yang dimilki oleh AlCl3 anhidrat menyebabkan titik lelehnya rendah terikat lemah sedangkan untuk MgCl2 anhidrat yang cenderung ionik terikat kuat titik lelehnya tinggi. Adapun reaksi yang terjadi yaitu 2AlCl3 + 3/2O2 → Al2O3 + 3Cl2↑ 2MgCl2 + O2 → 2MgO + 2Cl2↑ 2. Pengujian selanjutnya adalah mengukur pH atau sifat senyawa dari AlCl3 dan MgCl2 dan membandingkan kelarutannya, di mana kedua senyawa anhidrat tersebut dilarutkan dengan air setetes demi setetes. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa MgCl2 lebih cepat larut 54 detik dibandingkan AlCl3, disebabkan karena MgCl2 lebih bersifat ionik dan interaksi antara ion polar dengan muatan ion Mg2+ lebih kuat sehingga ion Mg2+ dalam air lebih cepat larut dalam air dan mempunyai pH = 4. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika MgCl2 anhidrat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam lemah sebab MgCl2 terbuat dari basa kuat dan asam kuat yang sama kuatnya sehingga tertarik sama kuat, oleh karena itu MgCl2 berada pada pH asam lemah. Adapun persamaan reaksinya yaitu MgCl2 + 2H2O → MgOH2↓ + 2HCl MgOH2↓ + 6H2O [MgH2O6]2+ + 2OH- Sedangkan pada AlCl3, di mana Al jika direaksikan dengan air lebih lama larut 2 menit/120 detik dan diperoleh larutan keruh dengan pH=3. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa AlCl3 jika dilarutkan dalam air banyak energi solvasi dibebaskan untuk membuat larutan ionik. Struktur yang diobservasi dalam kasus padatan ionik, terutama jika ada dalam ikatan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika AlCl3 anhidrat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam dengan pH 2-3 atau lebih rendah jika larutan yang diperoleh lebih pekat, sebab AlCl3 terbuat dari basa kuat dan asam kuat sehingga yang lebih mendominasi adalah asam kuatnya, oleh karena itu AlCl3 berada pada pH asam. Adapun reaksinya yaitu AlCl3 + 3H2O → AlOH3↓ + 3HCl AlOH3↓ + 6H2O [AlH2O6]3+ + 3OH- [AlH2O6]3+ + H2O [AlH2O5OH]2+ + H3O+ [AlH2O5OH]2+ + H2O [AlH2O4OH2]2+ + H3O+ c. Membandingkan Sifat Asam-Basa Al2O3 dan MgO 1. Kristal Al2O3 yang direaksikan dengan air tidak terlarut, menunjukkan bahwa Al2O3 tidak bereaksi dengan air walaupun masih mengandung ion oksida, tetapi terlalu kuat berada dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan pH=8. Adapun persamaan reaksinya adalah Al2O3 + H2O Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika Al2O3 ditambahkan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam, sebab Al2O3 terbuat dari basa kuat dan asam kuat sehingga yang lebih mendominasi adalah asam kuatnya, oleh karena itu berada pada pH yang asam. Adapun persamaan reaksi yang terjadi yaitu Al2O3 + 3H2O → 2AlOH3↓ AlOH3↓ + 6H2O [AlH2O6]3+ + 3OH- [AlH2O6]3+ + H2O [AlH2O5OH]2+ + H3O+ [AlH2O5OH]2+ + H2O [AlH2O4OH2]2+ + H3O+ Pada MgO, setelah ditambahkan dengan aquadest menghasilkan larutan keruh dan endapan putih dengan pH=10. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika MgO ditambahkan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan basa yaitu MgOH2 yang sedikit larut. Adapun persamaan reaksinya yaitu MgO + H2O → MgOH2↓ 2. Pada pengujian ini, Al2O3 ditambahkan dengan HCl 0,1 M menghasilkan larutan bening dengan pH=7. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Al2O3 dapat larut dalam medium asam yang menunjukkan sisi asam dari sifat amfoternya dapat larut dalam medium asam maupun basa. Adapun persamaan reaksinya yaitu Al2O3 + 6HCl → 2AlCl3 + 3H2O Pada penambahan NaOH ke dalam kristal Al2O3 menghasilkan larutan bening dan terdapat endapan putih dengan pH=14. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Al2O3 dapat larut dalam medium basa yang menunjukkan sisi basa dari sifat amfoternya. Adapun persamaan reaksinya yaitu Al2O3 + 2NaOH → 2 NaAlO2 + H2O Untuk MgO, setelah ditambahkan HCl 0,1 M menghasilkan larutan keruh dan endapan putih dengan pH=10. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa MgO dapat larut dalam HCl menghasilkan larutan MgCl2. Adapun persamaan reaksinya yaitu MgO + HCl → MgCl2 + H2O Pada penambahan NaOH ke dalam kristal MgO larutan keruh dan endapan putih dengan pH=14. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa MgO tidak dapat bereaksi dengan NaOH walaupun dalam reagensia berlebihan. MgO + NaOH d. Membandingkan Sifat Basa Ion Aluminium dan Magnesium 1. Pada percobaan ini, larutan AlCl3 ditambahkan dengan NaOH menghasilkan larutan bening dan terdapat endapan putih dengan pH=3. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila larutan garam aluminium ditambahkan basa maka akan diperoleh endapan putih menurut persamaan reaksi AlCl3 + 3NaOH → AlOH3↓ + 3NaCl Endapan AlOH3 melarut dalam reagensia berlebihan, di mana ion tetrahidroksoaluminat terbentuk AlOH3 + NaOH → [AlOH4]- + Na+ 2. Ke dalam larutan MgCl2 dengan ditambahkan dengan NaOH menghasilkan larutan keruh dengan pH=7. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa MgCl2 tidak dapat larut dalam NaOH walaupun dalam reagensia berlebihan dan menghasilkan endapan putih MgOH2. Adapun persamaan reaksinya yaitu MgCl2 + 2NaOH → MgOH2↓ + 2NaCl MgOH2↓ + NaOH H. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1. Aluminium merupakan senyawa yang bersifat amfoter yang dapat bersifat asam atau basa dan bereaksi dengan asam atau basa. 2. Aluminium hidroksida dapat larut dalam larutan asam ataupun basa sedangkan dengan ammonia akan membentuk endapan sempurna. 3. Kovalensi yang dimilki oleh AlCl3 anhidrat menyebabkan titik lelehnya rendah terikat lemah sedangkan untuk MgCl2 anhidrat yang cenderung ionik terikat kuat titik lelehnya tinggi. 4. Ion magnesium lebih bersifat basa dibandingkan dengan ion aluminium. b. Saran Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar melakukan percobaan dengan teliti dan sesuai dengan prosedur dan menggunakan bahan-bahan yang masih baik agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai dengan teori. DAFTAR PUSTAKA Mohsin, Yulianto. 2006. Aluminium dan Senyawanya. Online http//club-kimia- Diakses pada tanggal 2 Mei 2011 Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Jakarta Bumi Aksara Sugiarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta UNJ-Press Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Bagian I. Jakarta PT Kalman Media Pustaka Tim Dosen Kimia Anorganik. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar Laboratorium Kimia FMIPA UNM Description laporan praktikum Aluminium dan Senyawanya Reviewer Unknown Rating ItemReviewed laporan praktikum Aluminium dan Senyawanya
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 ALUMINUIM DAN SENYAWANYA Penyusun wulandari Dosen Asisten Dosen EGI AFRIANDA SILVI VERONIKA LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014 DAFTAR ISI Contents LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1. 1 DAFTAR ISI. 2 ALUMINIUM DAN SENYAWANYA.. 3 TUJUAN PRAKTIKUM… 3 TEORI DASAR.. 3 ALAT DAN BAHAN.. 7 CARA KERJA.. 8 Eksperimen Reaksi Dengan Asam Klorida. 8 Eksperimen reaksi dengan larutan NaOH.. 8 Eksperimen Reaksi Dengan Oksigen. 8 Membandingkan Alcl2 Dan Magnesium Klorida. 9 Eksperiment Membandingkan Sifat Asam-Basa Alcl3 Dan Mgo. 9 Eksperimen Membandingkan Sifat Asam Basa Ion Al3+ Dan Mg2+ Terhidrasi 10 TABEL PENGAMATAN.. 11 Table 1 reaksi dengan asam klorida. 11 Table 2 reaksi dengan larutan natrium hidroksida. 11 Table 3 reaksi dengan oksigen. 11 Table 4 membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida. 12 Table 5 membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida. 12 Table 6 membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi 13 PEMBAHASAN.. 13 KESIMPULAN.. 18 DAFTAR PUSTAKA.. 19 ALUMINIUM DAN SENYAWANYA A. TUJUAN PRAKTIKUM Mempelajari kimia aluminium dan senyawanya dan membandingkannya dengan kimia magnesium dan senyawanya. B. TEORI DASAR Imu kimia aluminium sangat ditentukan oleh muatan yang besar dan jari-jari yang kecil dari ion Al+3, yaitu kerapatan muatan besar. Kerapatan Muatan Kation Satuan muatan Jari-jari ionnm Muatan/ jari-jari Na+ +1 0,098 10 Mg2+ +2 0,065 31 Al+3 +3 0,048 63 Zn2+ +2 0,074 27 Cu2+ +2 0,069 29 Jika garam aluminium dilarutkan dalam air ion Al3+ segera membentuk [AlH2O9]3+ yang biasanya ditulis dengan Al3+aq. Di dalam larutan air, air yang bebas berfungsi sebagai basa dan dapat diperoleh kesetimbangan berikut. [AlH2O]9]3+ + H2O [AlH2O9]3+ + H2O Dalam basa yang kuat seperti NaOH terjadi reaksi. [AlH2O9]3+ + 3OH [AlH2O3OH3]s + H2Ol Dalam larutan NaOH yang berlebih, [AlH2O4OH4]s + OH aq [AlH2O3OH3]s H2OlTim Kimia Anorganik, 2014. Aluminium adalah salah satu golongan III A yang merupakan unsure logam yang berwarna putih perak mengkilat. Aluminium merupakan 10 gram elektropositif dan diudara aluminium merupakan logam yang tahan karat. Aluminium diproduksi dalam jumlah yang besar dalam dunia industry hal ini karena aluminium banyak dimanfaatkan orang. Proses pembuatan aluminium dalam industry dikenal dengan proses hal yang terdiri dari dua tahapan proses, yaitu tahap pemurnian berhasil atau krolit yang memanfaatkan sifat atmosfer dari aluminium oksida dan tahap elektrolisis untuk memeproleh aluminium murni yang kemudian melalui proses lebih lanjut. Aluminium dibuat dalam bentuk tertentu beberapa kegunaan aluminium yaitu digunakan dalam konstruksi pesawat dan mobil.Petrucci, 1987. Reaksi kimia logam aluminium Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa bubuknya berwarna abu-abu, ia melebur pada 1090C. bila tekanan udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksidasi-oksidasi ini melindungi objek dari oksidasi lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau garam nitrat encer. 3 Al + 6 H+ 2 Al 3+ 3 H2 Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit melarutkan II klorida pada campuran asam pada klorida, pekat juga melarutkan aluminium. 2 Al + 6 HCl 2 Al3+ + 3H2 + 6Cl– Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membedakan belerang dioksida 2 Al + 6H2SO4 2Al3+ + 3SO42- + 3SO2 + 6H2O Asam nitrat pekat membuat logam menjadi positif dengan hidroksi alkali terbentuk larutan tetrahidroksi aluminat. 2 Al + 2OH + 6 H2O [ Al OH4]– + 3H2 + 3H2 Aluminium adalah logam invalen dalam senyawa-senyawanya ion aluminium Al3+ membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Halida nitrat dan sulfatnya larut dalam air, larutan air, larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfat dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam air terhidrolisis dan membentuk AlOH2SUGIYARTO, 2001. Dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai, kelarutan senyawa dalam air, kecil ukuran dan tingginya muatan ion Al3+ ini sukar larut dalam air. Contoh Al2Cl3 bahkan AlF3 ynag merupakan gabungan dari Al3+ dan F– yang bervalensi 1. Menunjukan kelarutan dalam air yang rendah AlCl3, AlBr2 dan AlI2 mempunyai sifat kovalen dan mudah larut dalam air. Sejumlah garam aluminium dan seperti halnya logam golongan VIII A mengkristal dan larutannya sebagai hidrat, satu cirri utama , larutan garam aluminium dalam air bersifat asam. Karena daya tarik akan elektron dari ion kecil dengan muatan yang tinggi dari Al3+. Ikatan OH dalam molekul logam H2O putus. Proton dilepaskan keluar dari lengkung koordinasi ligan H2O. Sedangkan ion kompleksnya berubah menjadi [AlH2O5 OH]2+, logam aluminium yang dilapisi dengan oksida dapat mencegah pengkaratan pada selang pH 4,5-8,3Cotton, 1989. Logam merupakan logam berwarna putih kerapatan dengan kerapatan yang rendah mempunyai massa jenis 2,7 gram/cm3. Sifat-sifat yang dimiliki aluminium antara lain Ringan Tahan korosi dan tidak beracun maka digunakan untuk alat runah tangga seperti panic, wajan, dan lain-lain. Refleksi, dalam bentuk aluminium fold digunakan sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok. Daya hantar listrik, dua kali besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel mtiang listrik. Panduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti duralin campuran Al,Cu,Mg untuk pembuatan badan pesawat Al sebagai reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O2. Aluminium adalah logam yang sangat melimpah dialam, meskipun demikian, besi masih bias lebih banyak digunakan dari pada aluminium, karena dapat ongkos pembuatan aluminium terlalu tinggi, aluminium terdapat sebagai silikat, lempung, batu serpih, batu tuis, dll. Pembuatan aluminium dari senyawa-senyawa tersebut diatas memerlukan ongkos terlalu tinggi . lagi pula, aluminium ynag amsih mengandung besi dan silicon tidak berguna sama sekali. Untungnya dialam terdapat juga bauksit aluminium yang murni diperoleh dari zat ini dengan cara elektrolida, sebelum elektrolida dapat dikerjakan. Bijihnya yang masih mengandung silicon dan besi harus dibersihkan lebih dahulu. Untuk maksud tersebut, dipergunakan sifat amfoter dari aluminium oksida yang kotor dicampur dengan larutan. Natrium hidroksida panas sehingga larut berupa ion aluminat + AlOH4–AHMAD HISKIA, 2001 C. ALAT DAN BAHAN Alat Tabung reaksi Gelas kimia Pipa penyalur gas Pembakar bonsen Bahan Keping aluminium Serbuk Al Pita Mg Asam klorida encer Natrium hidroksida encer Larutan merkuriII klorida Gas klor Tabung pengering CaCl2 Aluminium klorida anhidrat Magnesium klorida anhidrat Magnesium oksida Aluminium oksida Larutan Al+ 0,1 M Larutan Mg2+ 0,1 M D. CARA KERJA 1. Eksperimen Reaksi Dengan Asam Klorida 5 ml asam klorida encer + beberapa keping logam Al Masukkan kedalam tabung reaksi Jika 5 menit Al tidak bereaksi Panaskan Ulangi dengan pita Mg 2. Eksperimen reaksi dengan larutan NaOH 5 ml NaOH encer + beberapa keeping Al serbuk 1 sendok Masukkan kedalam tabung reaksi Jika setelah 5 menit belum bereaksi Panskan 3. Eksperimen Reaksi Dengan Oksigen Al foil Masukkan kedalam gelas kimia Taburi dengan larutan merkuri II klorida Biarkan beberapa menit, kemudian cuci aluminium foil dengan air Biarkan bebrapa menit di udara 4. Membandingkan Alcl2 Dan Magnesium Klorida Pemanasan klorida anhidra AlCl3 anhidrat panaskan dalam tabung reaksi Lakukan Pengamatan Pengaruh air terhadap klorida anhidrat 1 sendok AlCl3 anhidrat Masukkan tabung reaksi + tetes demi tetes air Ulangi percobaan dengan menggunakan MgCl2 anhidrat 5. Eksperiment Membandingkan Sifat Asam-Basa Alcl3 Dan Mgo Periksa reaksi dari Al2O3 dan MgO dengan air periksa pH larutan Periksa reaksi oksida-oksida mula-mula asam klorida encer, NaOH encer Gunakan 0,1 gram oksida dalam 3 ml asam / basa 6. Eksperimen Membandingkan Sifat Asam Basa Ion Al3+ Dan Mg2+ Terhidrasi Sediakan 2 tabung reaksi 3 ml Al3+ 3ml Mg2+ Periksa pH + NaOH encer 3 ml Lihatlah pengamatannya E. TABEL PENGAMATAN Table 1 reaksi dengan asam klorida Perlakuan Pengamatan Reaksi 5 ml HCl + logam Al tidak bereaksi Dipanaskan Ada gelembung gas H2 , ada perubahan warna, bening abu-abu, mengeluarkan asap 2Al + HCl 2AlCl3 + 3H2 5 ml HCl + logam Mg Bereaksi , ada gelembung gas, tidak ada perubahan warna 2HCl + Mg MgCl2 + H2 Table 2 reaksi dengan larutan natrium hidroksida Perlakuan Pengamatan Reaksi 5 ml HCl encer + pita aluminium Tidak bereaksi Dipanaskan Ada gelembung gas 3NaOH + Al Al OH3 + 3Na 5 ml HCl + pita magnesium Bereaksi pita Mg menjadi hitam 2NaOH +Mg Mg OH2 + 2 Na. Table 3 reaksi dengan oksigen Perlakuan Pengamatan Reaksi Al + H2O Bereaksi Al foil + HgCl2 Gelembung gas pada aluminium foil dan tabung reaksi sedikit panas HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3HgO Dibiarkan beberapa menit Larutan keruh dan lapisan aluminium habis. Dicuci dengan air dan didiamkan Al lepuh dan menjadi abu Table 4 membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida Perlakuan Pengamatan Reaksi MgCl2 + air Larutan menjadi panas , dan lebih cepat panas pH= 1 MgCl2 s + 4H2O l –> [MgH2O4]2+ aq + 2Cl– aq AlCl3 + air Larutan menjadi panas, panas lambat, pH= 1 AlCl3 s + 6H2O l –> [AlH2O6]3+ aq + 3Cl– aq Table 5 membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida Perlakuan Pengamatan Reaksi Aluminium oksida dengan air pH= 3 Al2O3 + H2O 2Al OH3 Aluminium + HCl Ada panas , pH= 1 Al2O3s +6HClaq encer AlCl3aq lambat + 3H2Og Aluminium + NaOH pH= 14 Al2O3s + 2NaOHaq + 3H2O 2NaAlOH4aq Mg + H2O Serbuk hitam Mg hilang, pH= 8 MgOs + H2Oaqencer MgOH2s. Mg + HCl pH=9 MgOs + 2HClaq encer MgCl2s + H2Oaq Mg + NaOH pH=13 MgOs + 2NaOHaq MgOH2 + 2Na2Oaq Table 6 membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi Perlakuan Pengamatan Reaksi Mg pH= 8 Mg+NaOH pH= 10 Al pH= 4 Al+NaOH pH= 4 F. PEMBAHASAN Pada percobaan ini eksperiment yang dilakukan yaitu sebagai berikut Eksperiment reaksi aluminium dengan asam klorida Hal yang pertama dilakukan yaitu mencampurkan 5 ml asam klorida encer dengan kepingan aluminium kedalam tabung reaksi, namun pada saat itu tidak terjadi reaksi. Kemudian setelah 5 menit tidak terjadi reaksi, maka dilakukan pemanasan pada campuran tersebut, ada gelembung gas H2. Pada reaksi yang terjadi pada Al + HCl berlangsung lambat dengan reaksi sebagai berikut 2Al + HCl 2AlCl3 + 3H2 Setelah itu mereaksikan magnesium dengan HCl, langkahnya sama dengan aluminium tetapi, pada magnesium terjadi reaksi yang berlangsung cepat dibandingkan dengan aluminium . adapun reaksinya yaitu sebagai berikut 2HCl + Mg MgCl2 + H2 Dalam eksperimen ini, aluminium dengan magnesium tidak dapat bereaksi tidak dapat larut dalam asam klorida encer. Hanya keduanya memilki kecepatan reaksi yang berbeda, Al lambat bereaksi dengan HCl, sedangkan Mg cepat bereaksi dengan HCl dan kecepatan reaksi tersebut dapat dilihat pada proses pemanasan. Hal ini dikarenakan pada logam Al terdapat lapisan oksida yang melindungi logamnya. Dan juga Mg bersifat lebih reaktif dari pada Al, sehingga Mg lebih cepat bereaksi. Eksperiment reaksi dengan larutan NaOH Eksperimen ini sama dengan eksperimen pertama. Hanya saja pada eksperiemen kedua ini larutan asam klorida diganti dengan natrium hidroksida. Dalam reaksi larutan natrium hidroksida dengan keeping aluminium tidak etrjadi reaksi yang berarti. Tetapi pada saat dipanaskan terjadi reaksi, adanya gelembung gas, dan reaksinya lambat dibandingkan dengan magnesium. Dengan reaksi sebagai berikut 3NaOH + Al Al OH3 + 3Na Sedangkan pada campuran natrium hidroksida dengan pita Mg terjadi reaksi tanpa pemanasan, pita Mg menjadi hitam, semulanya hitam keabu-abuan. Dan reaksinya juga lebih cepat dari pada Al. dengan reaksi sebgaai berikut 2NaOH +Mg Mg OH2 + 2 Na. Perlu diketahui bahwa aluminium tidak boleh dicuci dengan soda kue natrium karbonat. Karena hal ini disebabkan larutan yang mampu mengendap adalah AlOH2, karena larutan ini memberikan konsentrasi OH– yang cukup tinggi sebagai akibat dari hidrolisis. Sedangkan natrium karbonat merupakan senyawa-senyawa yang bersifat korosi degan persamaan rekasi CO32-aq + H2O HCO3aq + OH– R eaksi dengan oksigen ada percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas aluminium foil , menurut hasil pengamatan aluminium foil terbentuk gelembung seperti luka melepuh. Kemudian mendiamkan beberapa menit aluminium foil menjadi warna Pkeabu-abuan akibat terkikisnya lapisan aluminium pada aluminium foil tersebut. Aluminium foil dicuci dengan air terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu membiarkannya bebrapa menit diudara. Kertas aluminium foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi abu. Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al foil direaksikan dengan HgCl2 yang memebentuk oksida, Al yang terbentuk seperti abu, yaitu Al2O3 Reaksi HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3HgO HgCl2 dapat memebersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara, efektif karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari aluminium sesuai dengan reaksi diatas. Setelah lapisan aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest. Perlakuan selanjutnya yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi rekasi dengan oksigen membentuk lapisan tipis okisda AlCl3 yang melindungi dari oksida lebih lanjut. Reaksi yang terjadi 2Als + 3/2 O2 Al2O3s Tepapi saat dibiarkan diudara kertas Al foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi abu. Ini mungkin terlalu banyaknya HgCl2 yang ditetesi sehingga bukan hanya menghilangkan pelindung oksida pada aluminium melainkan menghancurkan aluminiumnya juga. Eksperimen 4 . membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida Pada percobaan ini dilakukan pemanasan masing-masing pada aluminium klorida anhidrat dan magnesium klorida anhidrat. Untuk aluminium klorida anhidrat ketika dipanaskan diatas spritus, gumpalan aluminium klorida anhidrat yang berwarna kuning dan meleleh dan menjadi serbuk, terdapat asap dan bau serta terdapat selaput tipis yang menyelimuti tabung reaksi. Menurut teori, magnesium klorida anhidrat dan magnesium anhidrat tersebut akan meleleh dan membutuhkan waktu yang berbeda. Serbuk MgCl2 lebih cepat meleleh dibandingkan dengan AlCl3 karena MgCl2 memiliki densitas yang lebih kecil dibandingkan dengan AlCl3. Selanjutnya untuk 1 sendok aluminium klorida anhidrat diteteskan dngan air setetes demi tetes, larutan menjadi panas, dan setelah diukur dengan indicator universal, pH=1. Hal ini menunjukkan bahwa jika AlCl3 padat diteetskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam dengan pH 1 atau lebih jika larutan yang diperoleh lebih pekat. Reaksi yang terjadi AlCl3 s + 6H2O l –> [AlH2O6]3+ aq + 3Cl– aq Selanjutnya memasukkan satu sendok serbuk MgCl2 anhidrat kedalam tabung reaksi diteteskan dengan air setetes demi tetes, larutan menjadi panas, dan lebih panas dari pada aluminium klorida anhidrat, dan setelah itu diukur dengan kertas universal, pH=1. Hal ini menunjukkan bahwa jika MgCl2 padat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam denagn pH= 1 atau lebih jika larutan yang diperoleh lebih pekat. Reaksi yang terjadi MgCl2 s + 4H2O l –> [MgH2O4]2+ aq + 2Cl– aq Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida Oksida AlAl2O3 dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga bias bersifat basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H2O akan membentuk sifat asam H+ sehingga terbentuk 2AlOH3 . pada saat pengukuran diketahui pH=3. Adpaun raksi yang terjadi Al2O3 + H2O 2Al OH3 Al2O3 dicampur dengan HCl encer menghasilkan larutan yang panas dan bersifat asam, dengan pH=1. Reaksi yang terjadi Al2O3s +6HClaq encer AlCl3aq lambat + 3H2Og Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH setelah diuji dengan indicator universal didapat pH=13. Reaksi yang terjadi Al2O3s + 2NaOHaq + 3H2O 2NaAlOH4aq Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena terdapatnya endapan putih MgOH2 yang merupakan basa pH=8. Reaksi yang terjadi MgOs + H2Oaqencer MgOH2s. Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer. setelah diuji dengan indicator universal, pH=9 MgOs + 2HClaq encer MgCl2s + H2Oaq MgO deraksikan dengan NaOH , saat diuji dengan kertas indicator universal didapat pH=13. Adapun reaksi yang terjadi MgOs + 2NaOHaq MgOH2 + 2Na2Oaq Dari raksi diatas dapat dilihat bahwa logam aluminium xan magnesium dapat bereaksi dngan senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang dimilki oleh logam aluminium dan magnesium itu disebut amfoter. Membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi Pada percobaan keenam ini, dimana ketika larutan Mg2+ diperiksa dengan kertas indicator pHnya=4, hal ini menunjukkan bersifat asam. Kemudian ketika Mg2+ diperiksa dengan kertas indicator pH = 8, yang menunjukkan Mg2+ bersifat basa, sesuai dengan teori yang ada. Untuk Al3+ ketika ditambahkan NaOH encer, dan setelah di uji dengan kertas indicator pH=4, hal ini menunjukkan Al bersifat asam. Reaksi yang terjadi Al3+aq + 2OH– + 3H2O AlOH4 Karena [AlH2O2]– larut dalam air dan [AlOH3 H2O3] tidak melarut sebab [AlH2O2]– ion yang tentunya akan mearut, sedamgkan [AlOH3H2O3] tidak dapat mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air karena ir bukan basa kuat. Reaksi yang terjadi [AlH2O6]3+ + 3 OH [AlH2O3OH3] s + H2O l Reaksi dalam NaOH [AlH2O3OH3] s + OH aq [AlH2O2OH4]– aq + H2O aq Reaksi Mg dalam H2O [MgH2O4]2+ + 2OH [MgH2O2OH4]–aq + H2O G. KESIMPULAN Reaksi logam aluminium dalam HCl encer berjalan lambat memerlukan pemanasan. Reaksi berjalan lambat karena logam aluminium memilki lapisan oksida aluminium yang bersifat melindungi logamnya. Sedang pada reaksi pita Mg dengan HCl berlangsung dengan epat tanpa ada pemanasan. logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH dibandingkan dengan magnesium. larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil. aluminium bersifat asam dari pada magnesium H. DAFTAR PUSTAKA AHMAD HISKIA. 2001. ELEKTROKIMIA DAN KINETIKA KIMIA. BANDUNG PT. Citra aditya abadi. Cotton. 1989. Kimia Anorganik Dasar . Jakarta UI Press. Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar Prisnsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta Erlangga. SUGIYARTO. 2001. KIMIA ANORGANIK 2 . YOGYAKARTA UGM. Tim Kimia Anorganik. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Padang UNP. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 ALUMINUIM DAN SENYAWANYA Penyusun wulandari Dosen Asisten Dosen EGI AFRIANDA SILVI VERONIKA LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014 DAFTAR ISI Contents LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1. 1 DAFTAR ISI. 2 ALUMINIUM DAN SENYAWANYA.. 3 TUJUAN PRAKTIKUM… 3 TEORI DASAR.. 3 ALAT DAN BAHAN.. 7 CARA KERJA.. 8 Eksperimen Reaksi Dengan Asam Klorida. 8 Eksperimen reaksi dengan larutan NaOH.. 8 Eksperimen Reaksi Dengan Oksigen. 8 Membandingkan Alcl2 Dan Magnesium Klorida. 9 Eksperiment Membandingkan Sifat Asam-Basa Alcl3 Dan Mgo. 9 Eksperimen Membandingkan Sifat Asam Basa Ion Al3+ Dan Mg2+ Terhidrasi 10 TABEL PENGAMATAN.. 11 Table 1 reaksi dengan asam klorida. 11 Table 2 reaksi dengan larutan natrium hidroksida. 11 Table 3 reaksi dengan oksigen. 11 Table 4 membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida. 12 Table 5 membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida. 12 Table 6 membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi 13 PEMBAHASAN.. 13 KESIMPULAN.. 18 DAFTAR PUSTAKA.. 19 ALUMINIUM DAN SENYAWANYA A. TUJUAN PRAKTIKUM Mempelajari kimia aluminium dan senyawanya dan membandingkannya dengan kimia magnesium dan senyawanya. B. TEORI DASAR Imu kimia aluminium sangat ditentukan oleh muatan yang besar dan jari-jari yang kecil dari ion Al+3, yaitu kerapatan muatan besar. Kerapatan Muatan Kation Satuan muatan Jari-jari ionnm Muatan/ jari-jari Na+ +1 0,098 10 Mg2+ +2 0,065 31 Al+3 +3 0,048 63 Zn2+ +2 0,074 27 Cu2+ +2 0,069 29 Jika garam aluminium dilarutkan dalam air ion Al3+ segera membentuk [AlH2O9]3+ yang biasanya ditulis dengan Al3+aq. Di dalam larutan air, air yang bebas berfungsi sebagai basa dan dapat diperoleh kesetimbangan berikut. [AlH2O]9]3+ + H2O [AlH2O9]3+ + H2O Dalam basa yang kuat seperti NaOH terjadi reaksi. [AlH2O9]3+ + 3OH [AlH2O3OH3]s + H2Ol Dalam larutan NaOH yang berlebih, [AlH2O4OH4]s + OH aq [AlH2O3OH3]s H2OlTim Kimia Anorganik, 2014. Aluminium adalah salah satu golongan III A yang merupakan unsure logam yang berwarna putih perak mengkilat. Aluminium merupakan 10 gram elektropositif dan diudara aluminium merupakan logam yang tahan karat. Aluminium diproduksi dalam jumlah yang besar dalam dunia industry hal ini karena aluminium banyak dimanfaatkan orang. Proses pembuatan aluminium dalam industry dikenal dengan proses hal yang terdiri dari dua tahapan proses, yaitu tahap pemurnian berhasil atau krolit yang memanfaatkan sifat atmosfer dari aluminium oksida dan tahap elektrolisis untuk memeproleh aluminium murni yang kemudian melalui proses lebih lanjut. Aluminium dibuat dalam bentuk tertentu beberapa kegunaan aluminium yaitu digunakan dalam konstruksi pesawat dan mobil.Petrucci, 1987. Reaksi kimia logam aluminium Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa bubuknya berwarna abu-abu, ia melebur pada 1090C. bila tekanan udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan oksidasi-oksidasi ini melindungi objek dari oksidasi lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau garam nitrat encer. 3 Al + 6 H+ 2 Al 3+ 3 H2 Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit melarutkan II klorida pada campuran asam pada klorida, pekat juga melarutkan aluminium. 2 Al + 6 HCl 2 Al3+ + 3H2 + 6Cl– Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membedakan belerang dioksida 2 Al + 6H2SO4 2Al3+ + 3SO42- + 3SO2 + 6H2O Asam nitrat pekat membuat logam menjadi positif dengan hidroksi alkali terbentuk larutan tetrahidroksi aluminat. 2 Al + 2OH + 6 H2O [ Al OH4]– + 3H2 + 3H2 Aluminium adalah logam invalen dalam senyawa-senyawanya ion aluminium Al3+ membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Halida nitrat dan sulfatnya larut dalam air, larutan air, larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfat dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam air terhidrolisis dan membentuk AlOH2SUGIYARTO, 2001. Dua faktor yang harus dipertimbangkan untuk menilai, kelarutan senyawa dalam air, kecil ukuran dan tingginya muatan ion Al3+ ini sukar larut dalam air. Contoh Al2Cl3 bahkan AlF3 ynag merupakan gabungan dari Al3+ dan F– yang bervalensi 1. Menunjukan kelarutan dalam air yang rendah AlCl3, AlBr2 dan AlI2 mempunyai sifat kovalen dan mudah larut dalam air. Sejumlah garam aluminium dan seperti halnya logam golongan VIII A mengkristal dan larutannya sebagai hidrat, satu cirri utama , larutan garam aluminium dalam air bersifat asam. Karena daya tarik akan elektron dari ion kecil dengan muatan yang tinggi dari Al3+. Ikatan OH dalam molekul logam H2O putus. Proton dilepaskan keluar dari lengkung koordinasi ligan H2O. Sedangkan ion kompleksnya berubah menjadi [AlH2O5 OH]2+, logam aluminium yang dilapisi dengan oksida dapat mencegah pengkaratan pada selang pH 4,5-8,3Cotton, 1989. Logam merupakan logam berwarna putih kerapatan dengan kerapatan yang rendah mempunyai massa jenis 2,7 gram/cm3. Sifat-sifat yang dimiliki aluminium antara lain Ringan Tahan korosi dan tidak beracun maka digunakan untuk alat runah tangga seperti panic, wajan, dan lain-lain. Refleksi, dalam bentuk aluminium fold digunakan sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok. Daya hantar listrik, dua kali besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel mtiang listrik. Panduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti duralin campuran Al,Cu,Mg untuk pembuatan badan pesawat Al sebagai reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O2. Aluminium adalah logam yang sangat melimpah dialam, meskipun demikian, besi masih bias lebih banyak digunakan dari pada aluminium, karena dapat ongkos pembuatan aluminium terlalu tinggi, aluminium terdapat sebagai silikat, lempung, batu serpih, batu tuis, dll. Pembuatan aluminium dari senyawa-senyawa tersebut diatas memerlukan ongkos terlalu tinggi . lagi pula, aluminium ynag amsih mengandung besi dan silicon tidak berguna sama sekali. Untungnya dialam terdapat juga bauksit aluminium yang murni diperoleh dari zat ini dengan cara elektrolida, sebelum elektrolida dapat dikerjakan. Bijihnya yang masih mengandung silicon dan besi harus dibersihkan lebih dahulu. Untuk maksud tersebut, dipergunakan sifat amfoter dari aluminium oksida yang kotor dicampur dengan larutan. Natrium hidroksida panas sehingga larut berupa ion aluminat + AlOH4–AHMAD HISKIA, 2001 C. ALAT DAN BAHAN Alat Tabung reaksi Gelas kimia Pipa penyalur gas Pembakar bonsen Bahan Keping aluminium Serbuk Al Pita Mg Asam klorida encer Natrium hidroksida encer Larutan merkuriII klorida Gas klor Tabung pengering CaCl2 Aluminium klorida anhidrat Magnesium klorida anhidrat Magnesium oksida Aluminium oksida Larutan Al+ 0,1 M Larutan Mg2+ 0,1 M D. CARA KERJA 1. Eksperimen Reaksi Dengan Asam Klorida 5 ml asam klorida encer + beberapa keping logam Al Masukkan kedalam tabung reaksi Jika 5 menit Al tidak bereaksi Panaskan Ulangi dengan pita Mg 2. Eksperimen reaksi dengan larutan NaOH 5 ml NaOH encer + beberapa keeping Al serbuk 1 sendok Masukkan kedalam tabung reaksi Jika setelah 5 menit belum bereaksi Panskan 3. Eksperimen Reaksi Dengan Oksigen Al foil Masukkan kedalam gelas kimia Taburi dengan larutan merkuri II klorida Biarkan beberapa menit, kemudian cuci aluminium foil dengan air Biarkan bebrapa menit di udara 4. Membandingkan Alcl2 Dan Magnesium Klorida Pemanasan klorida anhidra AlCl3 anhidrat panaskan dalam tabung reaksi Lakukan Pengamatan Pengaruh air terhadap klorida anhidrat 1 sendok AlCl3 anhidrat Masukkan tabung reaksi + tetes demi tetes air Ulangi percobaan dengan menggunakan MgCl2 anhidrat 5. Eksperiment Membandingkan Sifat Asam-Basa Alcl3 Dan Mgo Periksa reaksi dari Al2O3 dan MgO dengan air periksa pH larutan Periksa reaksi oksida-oksida mula-mula asam klorida encer, NaOH encer Gunakan 0,1 gram oksida dalam 3 ml asam / basa 6. Eksperimen Membandingkan Sifat Asam Basa Ion Al3+ Dan Mg2+ Terhidrasi Sediakan 2 tabung reaksi 3 ml Al3+ 3ml Mg2+ Periksa pH + NaOH encer 3 ml Lihatlah pengamatannya E. TABEL PENGAMATAN Table 1 reaksi dengan asam klorida Perlakuan Pengamatan Reaksi 5 ml HCl + logam Al tidak bereaksi Dipanaskan Ada gelembung gas H2 , ada perubahan warna, bening abu-abu, mengeluarkan asap 2Al + HCl 2AlCl3 + 3H2 5 ml HCl + logam Mg Bereaksi , ada gelembung gas, tidak ada perubahan warna 2HCl + Mg MgCl2 + H2 Table 2 reaksi dengan larutan natrium hidroksida Perlakuan Pengamatan Reaksi 5 ml HCl encer + pita aluminium Tidak bereaksi Dipanaskan Ada gelembung gas 3NaOH + Al Al OH3 + 3Na 5 ml HCl + pita magnesium Bereaksi pita Mg menjadi hitam 2NaOH +Mg Mg OH2 + 2 Na. Table 3 reaksi dengan oksigen Perlakuan Pengamatan Reaksi Al + H2O Bereaksi Al foil + HgCl2 Gelembung gas pada aluminium foil dan tabung reaksi sedikit panas HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3HgO Dibiarkan beberapa menit Larutan keruh dan lapisan aluminium habis. Dicuci dengan air dan didiamkan Al lepuh dan menjadi abu Table 4 membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida Perlakuan Pengamatan Reaksi MgCl2 + air Larutan menjadi panas , dan lebih cepat panas pH= 1 MgCl2 s + 4H2O l –> [MgH2O4]2+ aq + 2Cl– aq AlCl3 + air Larutan menjadi panas, panas lambat, pH= 1 AlCl3 s + 6H2O l –> [AlH2O6]3+ aq + 3Cl– aq Table 5 membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida Perlakuan Pengamatan Reaksi Aluminium oksida dengan air pH= 3 Al2O3 + H2O 2Al OH3 Aluminium + HCl Ada panas , pH= 1 Al2O3s +6HClaq encer AlCl3aq lambat + 3H2Og Aluminium + NaOH pH= 14 Al2O3s + 2NaOHaq + 3H2O 2NaAlOH4aq Mg + H2O Serbuk hitam Mg hilang, pH= 8 MgOs + H2Oaqencer MgOH2s. Mg + HCl pH=9 MgOs + 2HClaq encer MgCl2s + H2Oaq Mg + NaOH pH=13 MgOs + 2NaOHaq MgOH2 + 2Na2Oaq Table 6 membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi Perlakuan Pengamatan Reaksi Mg pH= 8 Mg+NaOH pH= 10 Al pH= 4 Al+NaOH pH= 4 F. PEMBAHASAN Pada percobaan ini eksperiment yang dilakukan yaitu sebagai berikut Eksperiment reaksi aluminium dengan asam klorida Hal yang pertama dilakukan yaitu mencampurkan 5 ml asam klorida encer dengan kepingan aluminium kedalam tabung reaksi, namun pada saat itu tidak terjadi reaksi. Kemudian setelah 5 menit tidak terjadi reaksi, maka dilakukan pemanasan pada campuran tersebut, ada gelembung gas H2. Pada reaksi yang terjadi pada Al + HCl berlangsung lambat dengan reaksi sebagai berikut 2Al + HCl 2AlCl3 + 3H2 Setelah itu mereaksikan magnesium dengan HCl, langkahnya sama dengan aluminium tetapi, pada magnesium terjadi reaksi yang berlangsung cepat dibandingkan dengan aluminium . adapun reaksinya yaitu sebagai berikut 2HCl + Mg MgCl2 + H2 Dalam eksperimen ini, aluminium dengan magnesium tidak dapat bereaksi tidak dapat larut dalam asam klorida encer. Hanya keduanya memilki kecepatan reaksi yang berbeda, Al lambat bereaksi dengan HCl, sedangkan Mg cepat bereaksi dengan HCl dan kecepatan reaksi tersebut dapat dilihat pada proses pemanasan. Hal ini dikarenakan pada logam Al terdapat lapisan oksida yang melindungi logamnya. Dan juga Mg bersifat lebih reaktif dari pada Al, sehingga Mg lebih cepat bereaksi. Eksperiment reaksi dengan larutan NaOH Eksperimen ini sama dengan eksperimen pertama. Hanya saja pada eksperiemen kedua ini larutan asam klorida diganti dengan natrium hidroksida. Dalam reaksi larutan natrium hidroksida dengan keeping aluminium tidak etrjadi reaksi yang berarti. Tetapi pada saat dipanaskan terjadi reaksi, adanya gelembung gas, dan reaksinya lambat dibandingkan dengan magnesium. Dengan reaksi sebagai berikut 3NaOH + Al Al OH3 + 3Na Sedangkan pada campuran natrium hidroksida dengan pita Mg terjadi reaksi tanpa pemanasan, pita Mg menjadi hitam, semulanya hitam keabu-abuan. Dan reaksinya juga lebih cepat dari pada Al. dengan reaksi sebgaai berikut 2NaOH +Mg Mg OH2 + 2 Na. Perlu diketahui bahwa aluminium tidak boleh dicuci dengan soda kue natrium karbonat. Karena hal ini disebabkan larutan yang mampu mengendap adalah AlOH2, karena larutan ini memberikan konsentrasi OH– yang cukup tinggi sebagai akibat dari hidrolisis. Sedangkan natrium karbonat merupakan senyawa-senyawa yang bersifat korosi degan persamaan rekasi CO32-aq + H2O HCO3aq + OH– R eaksi dengan oksigen ada percobaan ketiga ini yaitu meneteskan larutan HgCl2 pada kertas aluminium foil , menurut hasil pengamatan aluminium foil terbentuk gelembung seperti luka melepuh. Kemudian mendiamkan beberapa menit aluminium foil menjadi warna Pkeabu-abuan akibat terkikisnya lapisan aluminium pada aluminium foil tersebut. Aluminium foil dicuci dengan air terbentuk gelembung dibawahnya. Setelah itu membiarkannya bebrapa menit diudara. Kertas aluminium foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi abu. Reaksi dengan oksigen terjadi setelah Al foil direaksikan dengan HgCl2 yang memebentuk oksida, Al yang terbentuk seperti abu, yaitu Al2O3 Reaksi HgCl2 + Al2O3 2 AlCl3 + 3HgO HgCl2 dapat memebersihkan lapisan permukaan aluminium foil secara, efektif karena HgCl2 tersebut dapat melepaskan lapiasan oksida dari aluminium sesuai dengan reaksi diatas. Setelah lapisan aluminium terkikis, kemudian dicuci dengan aquadest. Perlakuan selanjutnya yaitu membiarkan di udara, sehingga terjadi rekasi dengan oksigen membentuk lapisan tipis okisda AlCl3 yang melindungi dari oksida lebih lanjut. Reaksi yang terjadi 2Als + 3/2 O2 Al2O3s Tepapi saat dibiarkan diudara kertas Al foil terkelupas semua dan lama kelamaan hancur menjadi abu. Ini mungkin terlalu banyaknya HgCl2 yang ditetesi sehingga bukan hanya menghilangkan pelindung oksida pada aluminium melainkan menghancurkan aluminiumnya juga. Eksperimen 4 . membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida Pada percobaan ini dilakukan pemanasan masing-masing pada aluminium klorida anhidrat dan magnesium klorida anhidrat. Untuk aluminium klorida anhidrat ketika dipanaskan diatas spritus, gumpalan aluminium klorida anhidrat yang berwarna kuning dan meleleh dan menjadi serbuk, terdapat asap dan bau serta terdapat selaput tipis yang menyelimuti tabung reaksi. Menurut teori, magnesium klorida anhidrat dan magnesium anhidrat tersebut akan meleleh dan membutuhkan waktu yang berbeda. Serbuk MgCl2 lebih cepat meleleh dibandingkan dengan AlCl3 karena MgCl2 memiliki densitas yang lebih kecil dibandingkan dengan AlCl3. Selanjutnya untuk 1 sendok aluminium klorida anhidrat diteteskan dngan air setetes demi tetes, larutan menjadi panas, dan setelah diukur dengan indicator universal, pH=1. Hal ini menunjukkan bahwa jika AlCl3 padat diteetskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam dengan pH 1 atau lebih jika larutan yang diperoleh lebih pekat. Reaksi yang terjadi AlCl3 s + 6H2O l –> [AlH2O6]3+ aq + 3Cl– aq Selanjutnya memasukkan satu sendok serbuk MgCl2 anhidrat kedalam tabung reaksi diteteskan dengan air setetes demi tetes, larutan menjadi panas, dan lebih panas dari pada aluminium klorida anhidrat, dan setelah itu diukur dengan kertas universal, pH=1. Hal ini menunjukkan bahwa jika MgCl2 padat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan asam denagn pH= 1 atau lebih jika larutan yang diperoleh lebih pekat. Reaksi yang terjadi MgCl2 s + 4H2O l –> [MgH2O4]2+ aq + 2Cl– aq Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida Oksida AlAl2O3 dalam air cenderung membentuk asam, walaupun juga bias bersifat basa, karena memiliki sifat amfoter, dimana H2O akan membentuk sifat asam H+ sehingga terbentuk 2AlOH3 . pada saat pengukuran diketahui pH=3. Adpaun raksi yang terjadi Al2O3 + H2O 2Al OH3 Al2O3 dicampur dengan HCl encer menghasilkan larutan yang panas dan bersifat asam, dengan pH=1. Reaksi yang terjadi Al2O3s +6HClaq encer AlCl3aq lambat + 3H2Og Al2O3 yang direaksikan dengan NaOH setelah diuji dengan indicator universal didapat pH=13. Reaksi yang terjadi Al2O3s + 2NaOHaq + 3H2O 2NaAlOH4aq Sedangkan untuk MgO dalam air cenderung membentuk basa karena terdapatnya endapan putih MgOH2 yang merupakan basa pH=8. Reaksi yang terjadi MgOs + H2Oaqencer MgOH2s. Sedangkan untuk MgO dalam HCl encer. setelah diuji dengan indicator universal, pH=9 MgOs + 2HClaq encer MgCl2s + H2Oaq MgO deraksikan dengan NaOH , saat diuji dengan kertas indicator universal didapat pH=13. Adapun reaksi yang terjadi MgOs + 2NaOHaq MgOH2 + 2Na2Oaq Dari raksi diatas dapat dilihat bahwa logam aluminium xan magnesium dapat bereaksi dngan senyawa asam encer dan basa encer. Dengan kata lain sifat yang dimilki oleh logam aluminium dan magnesium itu disebut amfoter. Membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi Pada percobaan keenam ini, dimana ketika larutan Mg2+ diperiksa dengan kertas indicator pHnya=4, hal ini menunjukkan bersifat asam. Kemudian ketika Mg2+ diperiksa dengan kertas indicator pH = 8, yang menunjukkan Mg2+ bersifat basa, sesuai dengan teori yang ada. Untuk Al3+ ketika ditambahkan NaOH encer, dan setelah di uji dengan kertas indicator pH=4, hal ini menunjukkan Al bersifat asam. Reaksi yang terjadi Al3+aq + 2OH– + 3H2O AlOH4 Karena [AlH2O2]– larut dalam air dan [AlOH3 H2O3] tidak melarut sebab [AlH2O2]– ion yang tentunya akan mearut, sedamgkan [AlOH3H2O3] tidak dapat mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air karena ir bukan basa kuat. Reaksi yang terjadi [AlH2O6]3+ + 3 OH [AlH2O3OH3] s + H2O l Reaksi dalam NaOH [AlH2O3OH3] s + OH aq [AlH2O2OH4]– aq + H2O aq Reaksi Mg dalam H2O [MgH2O4]2+ + 2OH [MgH2O2OH4]–aq + H2O G. KESIMPULAN Reaksi logam aluminium dalam HCl encer berjalan lambat memerlukan pemanasan. Reaksi berjalan lambat karena logam aluminium memilki lapisan oksida aluminium yang bersifat melindungi logamnya. Sedang pada reaksi pita Mg dengan HCl berlangsung dengan epat tanpa ada pemanasan. logam aluminium lebih mudah terlarut dalam larutan NaOH dibandingkan dengan magnesium. larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium foil. aluminium bersifat asam dari pada magnesium H. DAFTAR PUSTAKA AHMAD HISKIA. 2001. ELEKTROKIMIA DAN KINETIKA KIMIA. BANDUNG PT. Citra aditya abadi. Cotton. 1989. Kimia Anorganik Dasar . Jakarta UI Press. Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar Prisnsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta Erlangga. SUGIYARTO. 2001. KIMIA ANORGANIK 2 . YOGYAKARTA UGM. Tim Kimia Anorganik. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Padang UNP.
laporan praktikum aluminium dan senyawanya