GugurnyaKarna Versi Pewayangan Jawa - Keesokan hari, putra Yamawidura yang bernama Raden Sanjaya mencoba mendahului Arjuna dengan menantang Karna. Tapi tantangannya tak didengar, yang mendengar adalah putra kedua Adipati Karna yaitu Raden Wersasena. Pertempuran tak terelakkan. Keduanya sama sakti, tapi Raden Sanjaya lebih beruntung.
KematianDewi Surtikanti membuat Adipati Karna amat marah. Ia mempersalahkan Adimanggala. Tanpa banyak bicara Karna segera membunuh Patih Adimanggala. Tetapi versi lain menyebutkan, Patih Adimanggala gugur bersama (sampyuh - Bhs. Jawa) ketika ia bertempur melawan Patih Udawa, abang satu ibu lain ayah.
Padacerita Gatotkaca lahir diceritakan terjadi perebutan pudaka antara Suryaputra (Adipati Karna) dengan Permadi (Janaka). Suryaputra mendapat pusaka berupa senjata Konta, sedangkan Permadi mendapat rangkanya yang selanjutnya rangka tersebut menyatu ke dalam pusar Gatotkaca pada saat digunakan untuk memotong tali pusar Gatotkaca.
Bakseorang yang menyeberangi lautan darah, wanita itu berjalan dari pesanggrahan pandawa ke pesanggrahan kurawa. Wanita itu adalah Dewi Kunthi. Sang Dewi terhenti langkahnya saat Ia berhasil memandang wajah orang yang ingin ditemuinya. Ia adalah Adipati Karna. Sambil berkaca kaca Dewi Kunthi menghampiri dan segera memeluknya dengan dalam.
AdipatiKarna yang enggan menggunakan Kuntawijayadanu saat menghadapi Gatotkaca, berencana hanya akan melepaskan senjata sakti itu jika berhadapan dengan Arjuna. Perbedaan Versi Cerita. Kisah Kakawin Baratayudha pada gilirannya diadaptasikan ke Bahasa Jawa Baru berjudul Serat Baratayuda, oleh pujangga bernama Yasadipura I pada era
suro diro joyoningrat lebur dening pangastuti artinya. Kakek yang kuhormati, aku tahu aku ini anak Dewi Kunti, bukan anak sais kereta. Tetapi, aku berhutang budi kepada Duryodana. Aku hidup dan makan dari hasil bumi tanah milik Kurawa. Aku harus jujur kepadanya dan menepati janjiku sebagai ksatria. Tidak mungkin bagiku menyeberang ke pihak Pandawa sekarang. Ijinkan aku membalas jasa Duryodana dengan jiwaku. Ijinkan aku membalas hutangku terhadap kepercayaan dan cintanya kepadaku. Engkau pasti memahami ini dan memaafkan aku. Aku mohon restumu. Itulah yang diucapkan oleh Karna kepada Bisma, sesaat sebelum dia maju ke medan Kurusetra untuk bertempur melawan Arjuna. Meski dia tahu Kurawa berada di pihak yang salah. Karna yang menjunjung tinggi nilai kesetiaan dan tahu membalas budi menyatakan memihak Kurawa yang telah mengangkatnya sebagai saudara dan membesarkan namanya. Karna, adalah salah satu tokoh dari Mahabharata yang sangat menarik. Ia sebenarnya masih saudara satu ibu dengan para Pandawa yaitu Yudistira, Bhima dan Arjuna. Sebab ibunya, yaitu Dewi Kunti pernah mencoba sebuah aji pada masa kecilnya untuk memanggil seorang Dewa. Yang dipanggilnya adalah Dewa Matahari Batara Surya dan beliau membuatnya hamil. Putranya akan keluar dari telinga untuk menjaga keperawanan Kunti, maka dinamakannya Karna. Nama-nama Karna lainnya berhubungan dengan statusnya sebagai putra Dewa Matahari antara lain adalah Arkasuta dan Suryatmaja. Oleh ibunya, Karna dihanyutkan di sungai sampai ia ditemukan oleh seorang Prabu Radeya dan diangkat anak, sayangnya kerajaan Prabu Radeya tunduk kepada Hastinapura dan ia dibesarkan oleh seorang sais prabu Drestarasta, yang bernama Nandana atau Adirata. Meskipun Karna masih saudara seibu dengan Yudistira, Werkodara, dan Arjuna, tetapi para Pandawa tidak mengetahuinya sampai ia gugur di perang Bharatayudha. Sehingga mereka suka menghinanya. Karna sangat mahir menggunakan senjata panah. Kesaktiannya setara dengan Arjuna. Mempunyai senjata andalan bernama Kunta. Suatu ketika, ketika terjadi uji tanding antara Kurawa dengan Pandawa sebagi murid-murid Dorna, Karna berhasil menandingi kesaktian Arjuna. Namun karena Karna bukan raja atau anak raja maka dia diusir dari arena. Karena mengetahui kesaktiannya, maka Duryodana, ketua para Kurawa mengangkatnya menjadi raja Awangga. Sejak itu Karna bersumpah setia kepada Duryodana. Karna dilahirkan memakai anting-anting dan baju kebal pemberian ayahnya Batara Surya. Kunti, ibunya, mengenal dirinya saat adu ketrampilan murid-murid Dorna karena melihat anting-anting tersebut. Selama memakai kedua benda ini Karna tidak akan mati oleh senjata apapun. Hal ini diketahui oleh Batara Indra yang sangat menyayangi Arjuna. Oleh karena itu beliau meminta benda tersebut dengan menyamar sebagai seorang pengemis. Batara Surya mendahuluinya dengan menemui Karna terlebih dulu dan memperingatkan Karna. Tapi Karna menganggap mati dalam perang tanding lebih terhormat daripada panjang umur. Batara Surya kemudian menyarankan Karna untuk meminta senjata ampuh sebagai kompensasi atas kedua benda tersebut. Hal ini disanggupi Karna. Ketika pengemis itu datang, Karna langsung mengenalinya dan memberi hormat dan pengemis itu berubah kembali menjadi Batara Indra. Sebagai kompensasi, Batara Indra memberi senjata Kunta kepada Karna. Kresna mengetahui bahwa Karna adalah pandawa sulung, namun lain ayah. Dan semua tahu bahwa Karna lah pemilik Kunta. Kresna sempat ingin membuat Karna memihak Pandawa pada Bharatayuda mendatang dan ia mengatur sebuah pertemuan rahasia antara Karna dan ibunya Kunti. Karna pun memelas setelah ia melihat ibunya menangis namun ia menganjurkan ibunya untuk tetap tegar karena ia melakukan kewajiban bela negara, ia juga memberi tahu ibunya bahwa selain dia berkorban demi negara ia juga akan menyelamatkan para Pandawa lima karena ia tidak akan menggunakan panah kunta untuk membunuh Arjuna dan saat ia berperang dengan Arjuna dia memastikan bahwa Arjuna tidak tahu bahwa Karna adalah kakaknya sendiri sehingga tidak segan membunuhnya. Pada perang Bharatayudha, ia membunuh Gatotkaca dan hampir membunuh Arjuna. Tetapi Arjuna menang bertanding dan Karnapun gugur. Baru setelah Karna gugur, para Pandawa mengetahui asal usulnya dan mereka sangat terpukul oleh hal ini. Hannyputrie
Adipati Karna nata Ratu satriya Raja Ing Ngawangga Awangga. Isih sedulur karo pandhawa nanging beda Bapak. Sejatine putrane Dewi Kunthi Lan Bathara Surya kang lair saka talingan. Mulo diarani sedulur tunggal ibu bedo bapak. â assalaamuâalaikum wa rahmatullah wa barakatuh. Basukarno merupakan seorang atau raja juga seorang Ksatria dari Kerajaan Ngawangga. Dia masih saudara dengan para pandawa lima, akan tetapi berbeda bapak. Sebenarnya dia adalah putranya Dewi Kunthi dengan Bathara Surya, yang lahir melewati daun telinga. Sehingga dewi kunthi masih tetap perawan jalan itunya. Kenapa Prabu Karna Diarani Surya Putra utawa aran Suryatmaja? Mergane yo kuwi mou. Anake bethara Surya. Nduwe jeneng liya yaiku Basukarna. Dia memiliki nama yang lain yaitu Basukarna. piye sifat adipati karna Karna? duweni sifat angkuh nanging seneng sifatnya? Dia memiliki sifat yang tinggi hati, namun suka menolong. kesaktiannya di dapatkannya saat dia dilahirkan memakai anting-anting dan baju kebal pemberian ayahnya Batara Surya. kepriye pasuryane adipati karna? Pasuryane memper kaya Janaka/arjuna. Ganteng bagus elok rupane. Bagaimanakah penampakan atau wajah dan perawakannya? Dia mirip dengan Harjuna atau Janaka, mempunyai wajah tampan elok rupawan. Karena kemiripannya ini membuat bathara Narada salah dalam memberikan senjata yang semula untuk Janaka malah di berikan kepada Karna. Pasuryan, Kreta, Kusire Adipati Karna lan Gamane Sebutna jenenge kretane ,kusire ,lan panahe Adipati Karna nalika prang Baratayuda ! Ing perang baratayudha. kusire karna Prabu Salya. panahe arane panah wijayadanu. mungsuhipun yaiku Arjuna. Kretane adipati karna arane yaiku Jatisura. Kretane ajur amarga ketiban wadag gadhutkaca Sebutkan nama kereta, kusir, panah senjata milik Adipati Basukarna saat perang Bharatayudha! Dalam perang Bharatayudha, yang menjadi kusirnya Karna adalah Prabu Salya, dia memiliki senjata panah bernama Wijayadanu. Adapun lawan tandingnya adalah Janaka. Kereta sang Adipati ini bernama Jatisura, kemudian hancur berantakan karena kejatuhan badan Gathutkaca yang telah mati. Panahe arjuna arane pasopati. Dening Kusire Janaka yaiku Prabu kresna. Adapun lawannya dalam peperangan adalah Janaka. Sang Arjuna memiliki senjata panah bernama Pasopati, adapun yang menjadi kusir Janaka yaitu Prabu Kresna. udah ya, kayaknya seputar informasi adipati Karna sudah saya rangkum dalam artikel ini, semoga memudahkan dalam menjawab soal ujian maupun ulangan mata pelajaran Bahasa Jawa. salam kenal dan wassalaamuâalaikum. Read more articles
Quote1. Karna adalah putra sulung dari Kunti dengan Dewa SuryaQuote2. Karna memuliki 3 orang adik lain ayah yang bernama Yudistira, Bima dan Arjuna yang berayahkan Raja Pandu dari HastinapuraQuote3. Di India Karna tidak lahir dari kandungan Kunti tapi langsung tercipta di luar rahim atas kehendak Dewa Surya. Karna tercipta dengan memakai pakaian dalam yang kebal senjata, memakai anting dan membawa berbagai senjata sakti. Di jawa karna dilahirkan dalam proses Rahim Kunti atas kehendak dewa surya, dikarenakan untuk mnjaga kesucian dan keperawanan Kunti Karna di keluarkan lewat telinga kunti atas kehendak Dewa SuryaQuote4. Suryawati bukanlah adik angkat Karna, yang menurut jawa adalah anak kandung dari Adirata dan Radha. Dalam india tokoh Suryawati sebagai adik perempuan Karna inti tidak pernah Karna adalah saudara seperguruan dari Bisma dan Resi Durna yang sama2 berguru pada Pemanah terbaik di India masa mahabarata ada 7 orang. Parasurama, Bisma, Resi Durna, Karna, Arjuna dan Ketika wisuda murid2 Resi Durna di Hastinapura Karna di permalukan oleh Bima dan Arjuna mengenai statusnya yang tidak jelas, Duryudana membelanya dan Karna di angkat menjadi raja di Kerajaan Angga oleh Di India Karna dan Duryudana adalah sahabat karib yang kental. Di jawa karna dan Duryudana adalah seperti bawahan yang mengabdi secara tulus kepada Di India Arjuna hanya pandai menguasai panah dan pedang, sedangkan karna menguasai segala jenis senjata termasuk gada yang dapat menyaingi Bima dan Yang mendapatkan drupadi dalam sayembara sebenarnya adalah karna bukan Arjuna. Tapi karena isyarat Kresna pada Drupadi untuk menolak karna akhirnya sayembara di teruskan sampai akhirnya Arjuna yang menyamar sebagai pendeta bisa mendapatkan giliran bertanding dan kemudian Kresna adalah orang yang pertamakali memberitahukan orang tua Karna yang asli dan Pandawa adalah adik2nya. Di jawa yang memberitahukan adalah Dewa NaradaQuote12. Ketika ibunya meminta karna bersatu dengan adik2nya Pandawa. Karna berkata âibu anak mu akan tetap 5, tapi aku atau Arjuna yang akan mati, jika aq mati anakmu tetap 5, dan jika Arjuna mati anak mu juga akan tetap 5. Ibu dan aku berjanti tidak akan membunuh adik2 ku yang lain kecuali Arjuna. Itu sudah menjadi sumpah ku pada duryudana untuk membunuh Arjuna di medan perang nanti. Walau aku tahu Arjuna adalah adik kandungku.âQuote13. Ketika perang Baratayuda di mulai Kresna berkata pada Karna âbagaimana jika perang tanding antara kamu dan adik mu Arjuna terjadi?â maka karna berkata âbiarkanlah yang maha kuasa melindungi Arjunaâ.Quote14. Guru Karna yaitu Parasurama Brahmana gagah berumur panjang tersebut memiliki pengalaman yang buruk dengan kaum ksatriya. Untuk itu, Karna harus menyamar sebagai brahmana muda agar bisa mendekatinya. Dengan cara tersebut Karna berhasil menjadi murid ParasuramaQuote15. Parasurama mengutuk Karna. Kelak, pada saat pertarungan antara hidup dan mati melawan seorang musuh terhebat, Karna akan lupa terhadap semua ilmu yang telah ia Kutukan kedua diperoleh Karna ketika ia mengendarai keretanya dan menabrak mati seekor sapi milik brahmana yang sedang menyeberang jalan. Sang Brahmana pun muncul dan mengutuk Karna, kelak roda keretanya akan terbenam ke dalam lumpur ketika ia berperang melawan musuhnya yang paling Karna meminta ibunya kunti agar tidak memberitahukan jati dirinya pada saudaranya 5 pandawa. Di jawa Kunti malah mempertemukan arjuna dan Karna serta menceritakan cerita sebenarnya tentang asal-usul Kunti menghanyutkan Karna di sungai gangga dalam peti demi menjaga kehormatannya dari fitnah. Yang kemudian karna di temukan oleh seorang kusir kereta bernama Adirata dan istrinya yang bernama Radha. Karna di rawat dan di besarkan sampai Dalam india karna mengalahkan bangsa Kamboja atas nama Dalam India karna mengalahkan bangsa Kirata dari Pegunungan Himalaya atas nama DuryudanaQuote21. Dalam India Karna mengalahkan Raja Giriwraja atas nama DuryudanaQuote22. Raja Salya dari Kerajaan Madrah bukanlah mertua dari Karna. Mertua dari Karna di India tidak disebutkan namanya. Dalam India Raja Salya menjadi kusir kereta Karna ketika berperang melawan ArjunaQuote23. Putri Surtikanti putri dari raja Salya bukanlah istri dari Karna, istri Karna di India tidak di sebutkan namanya. Karnaputri bukanlah putri dari Karna dalam versi India tidak memiliki putri melainkan putra yang bernama Wresasena, di jawa putra karna bernama Warsasena dan WarsakusumaQuote24. Karna pernah di tolak sebagi murid Durna. Karena Resi Durna hanya mengajar untuk wangsa satria saja. Sedangkan Karna dikenal sebagai Sutaputra anak kusirQuote25. Karna sering mengintai Durna saat sedang mengajar murid-muridnya, terutama dalam hal ilmu memanah atau Danurweda. Meskipun berguru secara tidak resmi, kehebatan Karna dalam memanah melebihi murid-murid Remi Durna, kecuali Di India Karna dan Arjuna sama sekali tidak mirip dalam rupa satu sama lain. Di jawa Karna dan Arjuna di Katakana mirip dalam Di India karna dikenal sebagai ksatria yang dermawan sejak kecilnya walaupun di besarkan keluarga kusir yang serba Ketika permainan dadu antara pandawa dan Kurawa. Karna yang masih menyimpan sakit hati kepada Drupadi mengumumkan bahwa seorang wanita yang bersuami lima tidak pantas disebut sebagai istri, melainkan Di India tidak ada kisah perebutan senjata kunto antara Arjuna dan Karna, sehingga Karna mendapatkan senjatannya dan Arjuna mendapatkan penutup dari senjata kunto, yang penutup itu ia gunakan sebagai pemotong tali pusar keponakannya Gatotkaca putra Bima Di India Karna di beri senjata kunto oleh Batara Indra sebagai hadiah ketulusan Karna yang memberikan baju dalamnya yang bersatu dengan kulitnya sejak lahir dan kebal senjata, serta memberikan anting2nya pada Indra. Dalam jawa Kunto yang diperoleh Karna bukan anugerah Batara Indra, melainkan dari Batara Guru. Dalam jawa pusaka pemberian Indra bukan bernama Kunta, melainkan bernama Badaltulak.
Gugurnya Karna Varian Pewayangan Jawa â Keesokan hari, putra Yamawidura yang bernama Raden Sanjaya mencoba mendahului Arjuna dengan menantang Karna. Tapi tantangannya tak didengar, yang mendengar adalah putra kedua Adipati Karna yaitu Raden Wersasena. Pertempuran tidak terelakkan. Keduanya sebanding sakti, tapi Raden Sanjaya bertambah berbahagia. Wersasena tewas ditangannya. Mematamatai hal ini, Karna berang tak kepalang. Anak lelakinya dulu satu, tewas pula. Segera ia menyajikan tantangan Sanjaya. Adipati Karna bukanlah tandingan putra Yamawidura tersebut. Tak lama, keris Kyai Jal ak menewaskan Raden Sanjaya. Selepas itu, Adipati Karna naik keatas kereta perangnya yang dikusiri Tuanku Salya. Nampak dikejauhan kereta perang Jaladara yang dikusiri Sri Kresna mendekat sambil mengirimkan panengah Pandawa, Raden Arjuna. Detik keduanya berbenturan, cempeng semua prajurit menghentikan persangkalan. Suasana sirep. Dua putra Kunti kini bertemu dan akan saling bertumbuk setakat ajal ulem pelecok satunya. Arjuna turun dari keretanya dan menyembah kakaknya. Setelah menghaturkan puja bekti, Arjuna mencoba membujuk kakaknya cak bagi tak meneruskan bertarung dan serempak membangun bersama Pandawa. Adipati Karna menolak dengan halus. âIni adalah pengabdian atas apa yang telah diberikan Astinapura kepadaku,âucap Karna. âJikalau serupa itu, padalah permohonan maafku. Bukan aku bermaksud lancang melawan tali pusar sendiri,âujar Arjuna. Kembalilah mereka ke kereta saban. Perang tanding bukan juga terelakkan. Dengan dakar, kedua putra Kunti itu saling bertarung. Intim seharian mereka bertarung, hari telah beranjak sore. Hingga kemudian Kresna mengintai kelalaian dalam diri Karna dan Prabu Salya. Kresna mensyariatkan Arjuna lakukan memperlainkan panah Pasopati ke leher Karna. Arjuna menurut, sambil memejamkan mata karena tak tega, Arjuna melepaskan cuaca yang memiliki ujung seperti mana hilal itu. Karena tajamnya Pasopati, Adipati Karna langsung tewas dan terduduk dikereta. Senyum tersungging dibibirnya, seakan enggak menangisi keputusannya membela Kurawa. Kidung layu turun disertai rintik hujan menyertai kepergian Adipati Basukarna. Semesta batih Pandawa berkumpul, member sanjungan buncit kepada saudara wayan mereka. Mereka terlahir dari ibu yang sebabat meski memilih jalan nan berbeda. Mengetahui menantunya gugur, Yang dipertuan Salya ambruk dari kereta, lari kembali ke anjungan Bulupitu. Sore selepas Adipati Karna luruh, berawan haram serta hujan nan turun membasahi Kurusetra seakan menahbiskan suasana hati para Kurawa. Kini kuantitas mereka dapat dihitung dengan jari. Para Kurawa nan berjumlah seratus, waktu ini hanya tinggal sepuluh. Termasuk Duryudana dan Raden Kartamarma. Sepatutnya ada Bharatyudha telah berakhir, tapi Duryudana enggan menanggung kalah. Kini tak ada juga nan bisa diandalkan oleh Duryudana. Dalam siding di pesanggrahan Bulupitu, Bendahara Sengkuni terang-terangan menyindir Syah Salya yang tak kepingin turun panggung lagi. Bahkan diperparah dengan tuturan Aswatama yang memojokkan Emir Salya atas meninggalnya Adipati Karna. Ucapan Aswatama yang tak ada sopan santunnya takhlik Salya marah dan Duryudana mengusir Aswatama keluar dari paviliun. Karenanya diputuskan, Prabu Salya menjadi senapati terala di Kurawa. Gundah perasaan para Pandawa mengetahui Yang dipertuan Salya diangkat menjadi senapati tertinggi. Terutama sekali si kembar Nakula dan Sadewa. Ini berarti mereka haru bertatap dengan sang uwa. Aji Salya merupakan embok dari Dewi Madrim, ibu Nakula dan Sadewa. Kresna reaktif benar dengan situasi ini, dengan bijak Kresna meminta agar Nakula dan Sadewa menjauhi menemui Prabu Salya dan memohon kemudahan bagi Pandawa. Dengan berat hati si kembar menghindari menangkap tangan Salya. Momen bertemu, Prabu Salya telah memahami maksud kedatangan keponakannya tersebut. Dengan penuh hidayah, Salya berucap,âAku merestui segala tindakan Pandawa, aku juga menginginkan kemajuan di pihak Pandawa. Aku membela Kurawa karena kuntum-putriku yang menjadi istri Duryudana dan Adipati Karna. Ketahuilah, tak akan ada yang sanggup membandingbanding kekuatan ajian Candrabhirawa. Aji-aji ini hanya sanggup dikalahkan oleh seseorang nan n kepunyaan jiwa nan tulus. Katakan itu lega Sri Kresna, dia faham apa maksudnya.â Setelah berkata demikian, Salya meminta kedua keponakannya cak bagi segera pulang karena tahun akan kilap dan perang akan segera dimulai. Nakula dan Sadewa undur diri.
Cerita wayang bahasa jawa Adipati Karna gugur di bawah ini merupakan kisah Mahabarata yang menceritakan kematian Karna dalam perang Bharatayudha. Karna merupakan salah satu tokoh anggota Kurawa yang menjadi saudara sekaligus musuh dari para Pandawa Lima yakni Arjuna, Bima, Yudhistira, Nakula, dan Sadewa. Kisah kematian Karna ini dimuli dari diangkatnya Karna sebagai Adipati hingga kematian Adipati Karna di tangan Arjuna. Langsung saja kita simak kisahnya dalam ceria wayang bahasa jawa Adipati Kana Gugur. Adipati Saksampunipun Durna gugur, para senapati bala tentara Kurawa ngangkat Karna dados Adipati. Karna ngadeg ing inggil kereta ingkang megah kaliyan Salya dados saisipun. Raos smangal lan kegagahan Karna dados kesatria mbangkitake maneh raos smangat tempur para bala Kurawa. Banjur perang kawiwitan malih. Ana ing sisih liya, Pandawa nyuwun wejangan dumateng para ahli ngelmu bintang kagem pados wayah ingkang sae kagem perang. Arjuna dadi panglima wonten perang nglawan Adipati Karna menika. Bima vs Dursasana Baca Juga Cerita Wayang Mahabarata Bahasa Jawa Bima kelingan kelakuan ingkang sampun dipuntumindakake Dursasana marang Drupadi sahingga ndadosake emosinipun mboten saget dikendhaleni. Piyambakipun bucal pusaka banjur mlumpat datheng arah kereta Dursasana lan nubruk Dursasana kados macan ingkang saweg luwe. Dursasana dibanting ana lemah ngantos badanipun remuk. Lajeng Bima ugi matahaken asta Dursasana uga piyambakipun nguncalke badan ingkang kebak getih punika datheng tengah panggenan perang. Mboten namung mekaten lajeng, Bima ngebaki janjinipun ingkang sampun kaucap 13 taun ingkang kepengker. Bima lajeng ngisep uga nginum getih Dursasana kados kewan buas mangsa korbanipun. Kedadosan ingkang medeni punika ndamel gemeter sedaya ingkang ningali. Karna, kang katon dados ksatriya ageng punika ugi ajrih manahipun ningali Bima mbales dendamipun dening Dursasana. Sementara punika ing panggenan benten perang mboten kawon linangkungipun. Karna putra saking Batara Surya cucul pusakanipun panah datheng Arjuna. Panah punika nuju datheng Arjuna kados sawer ingkang kagungan ilat geni. Persis ing kala punika, Khrisna muter kereta ingkang dipun tumpaki dening Khrisna lan Arjuna ngantos mlebet lendhut. Panah Karna kirang sekedik kemawon ngengingi sirah Arjuna uga ngengingi kuluk senapati ingkang dipunagem dening Arjuna. Kuluk punika dhawah wonten siti. Rai Arjuna abrit amargi isin uga nesu. Piyambakipun enggal pasangaken anak panah ing busur konjuk manah Karna. Wayah guguripun Karna sampun dugi, kados ingkang sampun diramalaken saderengipun, roda kiwa kereta Karna dumadakan klelep mlebet lendhut. Piyambakipun enggal mlumpat saking kereta konjuk njunjung roda kretanipun. Adipati Karna Gugur Baca Juga Kumpulan Cerita Wayang Bahasa Jawa Karna mbengok âTunggu! Roda kretaku mlebu lendhut. Kesatria ageng kaya sampeyan ora bakal nggunake kahanan iki. Aku arep mbenerke kretaku ndisik lagi kita bali tanding maneh.â Arjuna katon ragu-ragu ningali kahanan menika. Sawentara punika Karna dados sekedhik bingung amargi kedadean punika. Piyambakipun dados eling kutukan ingkang diucapaken datheng piyambake. Wonten kahanan menika Krishna ngendika âHey, Karna! Apik yen siro isih eling sikap kesatria! Nalika ing kahanan rekasa siro lagi kelingan sikap kesatria. Nanging nalika siro uga Duryudana, Dursasana lan Sengkuni nyeret Drupadi ana ruang panggihan lan ngisin-ngisinke piyambakipun, kenapa sampeyan nglalekake sikap punika? Siro melu ngewangi ndamu Dharmaputra, sing pancen seneng dolanan dadu nanging kurang pengalaman. Ing wektu kui ana ngendi sikap kesatriamu? Apa artine sikap kesatria nalika siro ngruyuk lan mateni Abimanyu? Hey, menungsa ala, aja ngomongke sikap kesatria merga siro ora tau duweni sikap kesatria!â Wonten cerita wayang bahasa jawa Adipati Karna gugur ugi kaserat Nalika Krishna ngendika uga ndesek Arjuna konjuk enggal manah Karna, Karna namung sanguh ndungkluk lan mboten sanguh matur napa-napa. Tanpa suwanten, piyambakipun minggah ing kereta uga ngenengke roda keretanipun klelep lebet lendhut. Piyambakipun enggal nguculaken panah datheng Arjuna. Kanthi gelis Karna ngginakaken kesempatan punika konjuk ngleresaken kereta jaranipun. Nanging katingalipun takdir lan nasib sae nebih saking Adipati Karna punika. Roda punika mboten saget diangkat saking lendhut, senaosa Karna sampun ngagem sedaya tenaganipun. Lajeng, piyambakipun nyobi ngemut-emut japa Brahmastra paweweh Parasurama. Nanging, ing kala ingkang piyambakipun sanget mbetahaken, kados ingkang diramalaken dening Parasurama, Karna mboten kemutan japa punika. Baca Juga Cerita Wayang Bahasa Jawa Nakula Sadewa Krishna mbengok dening Arjuna âArjuna, aja mbuwang-mbuwang wektu. Uculna panahe sampeyan lan pateni menungsa awon punika!â Arjuna kanton ragu lan mangu. Tanganipun mboten pitados konjuk numindakake tindakan ingkang mboten mangilonaken sikap ksatria punika. Nanging nalika Krishna wicanten âArjuna, nglampahi kajeng ingkang Maha Kwasa uga cucul panah uga natoni sirah Karna.â Krishna ingkang dawuh dening Arjuna supados mateni Karna nalika piyambakipun saweg menerake roda kereta saking lendhut. Miturut tata krama ing perang, tumindak kesebat mboten dipunleresaken, nanging sinten ingkang sanguh ngendha saking takdiripun? Wonten pungkasanipun, Arjuna cucul panah lan leres ngengingi sirah Karna. Karna gugur ana asta Arjuna. Demikian kisah meninggalnya Karna dalam perang Baratayudha di tangan para Pendawa Lima. Semoga dengan membaca artikel cerita wayang bahasa jawa Adipati Karna gugur di atas dapat memberikan wawasan kita tentang kisah pewayangan Mahabarata.
cerita adipati karna versi jawa