Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT, kata malaikat yang satu." Ki Bijak menirukan percakapan Malaikat. "Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab
Itu Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan warak yang doanya selalu dikabulkan Allah." kata malaikat satu. "Tetapi sekarang tidak lagi, doanya ditolak, karena empat bulan yang lalu dia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua didekat Masjidil Haram, " kata malaikat yang kedua.
KisahSebutir Korma Yang jadi Penghalang Terkabulnya Do'a. SRIPOKU.COM - Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan.
Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain", kata malaikat. "Oh tidak, sekarang doanya sudah kembali makbul. Ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain.
tasawuf #ibrahimbinadham #PublicspeakingUsai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membel
suro diro joyoningrat lebur dening pangastuti artinya. Kisah; Ibrahim dan Adham dan Sebutir Kurma Oleh Syahruddin El Fikri Sahabat Rumah Berkah yang dirahmati Allah SWT, Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Kali ini kami akan menceritakan sebuah kisah atau cerita yang penuh hikmah. Betapa pentingnya kita menjaga makanan selalu halal, dijauhkan dari hal-hal yang syubhat dan diharamkan Allah SWT. Kisah kali ini mengenai sesosok ulama terkemua, dan ahli sufi. Berikut kisahnya Pada akhir musim haji, seorang sufi terkemuka yang bernama Ibrahim bin Adham turut menunaikan ibadah haji. Seusai melaksanakan rukun Islam yang kelima itu, dirinya ingin berziarah ke Baitul Maqdis, sekaligus melaksakan ibadah di Masjid Al-Aqsha, Palestina. Sebelum melanjutkan perjalanan, sambil mempersiapkan bekal, ia menyambangi sebuah pasar yang berada di sekitar pinggiran Kota Makkah. Ia membeli sejumlah kurma dari seorang kurma yang sudah berusia lanjut. Setelah dilakukan transaksi dan membayar harga kurma yang sudah terbungkus rapi, sesaat ia melihat ada sebutir kurma yang tergeletak di bawah meja pedagang kurma tersebut. Ibrahim bin Adham mengira, itu adalah kurma yang terjatuh dari bungkusannya. Dan dengan tenangnya, ia memakan dan menikmati kurma tersebut. Setelah semua kebutuhannya selesai dipersiapkan, Ibrahim bin Adham melanjutkan perjalanan menuju Masjid al-Aqsha Palestina. Dalam perjalanan yang memakan waktu cukup lama dan melelahkan itu, tibalah dirinya di Masjid Al-Aqsha dan sekitaran Baitul Maqdis. Baca juga Humor Yang Menentukan Dewasa Seseorang itu adalah…. Di sana, ia mengunjungi Qubbatus Shakra’ Masjid Kubah Batu yang berwarna keemasan, satu tempat favoritnya dalam berdoa di Baitul Maqdis tersebut. Ia khusyuk berdoa dan berzikir kepada Allah SWT. Dalam zikirnya, ia mendengar ada suara percakapan. Ia mencari ke sekelilingnya, namun tak mendapati ada orang lain selain dirinya. Dalam riwayat, pihak yang bercakap-cakap itu adalah dua orang malaikat. Kedua malaikat itu berdialog tentang sosok Ibrahim bin Adham. “Hei, itu Ibrahim bin Adham,” kata malaikat yang pertama. “Iya, betul. Seorang sosok saleh yang doanya selalu dikabulkan,” timpal malaikat yang lainnya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1kg kurma dari pedagang tua di dekat Mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak dekat timbangan. Menyangka kurma itu sebagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia shalat danberdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat. "Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata malaikat yang satu. "Tetapi sekarang tidak lagi. Doanya ditolak karena empat bulan lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram," jawab malaikat satu lagi. Ibrahim terkejut dan terhenyak. Jadi selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. "Astaghfirullahal adzhim," Ibrahim beristighfar. Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma, untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah, ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua tersebut, melainkan seorang anak muda. "Empat bulan lalu, saya membeli kurma dari seorang pedagang tua di sini. Ke mana ia sekarang?" tanya Ibrahim. "Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya meneruskan berdagang kurma," jawab anak muda itu. "Innalillahi wa innailaihi roji'un. Kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?" ujar Ibrahim. 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya
Hikmah Sunday, 02 Apr 2023, 1652 WIB Sang pemuda tersenyum. “Tak apa, wahai syekh. Saya rela dan ikhlas, semoga itu menjadi amal ibadah orang tua saya,” katanya.“Tapi,” lanjut anak muda itu, “saya tidak tahu apakah saudatara saya yang lainnya juga mengikhlaskannya. Saya memiliki 11 orang saudara, dan mereka semua adalah ahli waris yang punya hak sama dengan saya. Saya tidak berani mengatasnamakan mereka semua seorang diri,” ujar anak muda itu.“Baik, dapatkah kau memberikan alamatnya, saya akan menemui mereka satu persatu,” jawab Ibrahim bin Adham. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Akhirnya, satu persatu, Ibrahim bin Adham mendatangi anak-anak dari pedagang kurma yang telah wafat itu untuk meminta keikhlasan atas sebutir kurma yang dimakannya. Dan semua anak pedagang tua yang ditemuinya, ikhlas dan ridha atas apa yang terjadi. “Kami semua, anak-anak dari ayah kami, pedagang kurma yang sudah wafat, merelakan dan mengikhlaskannya,” ujar anak-anak dari pedagang kurma tersebut. Mereka semua bersepakat untuk menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang dimakan oleh Ibrahim secara tidak bin Adham bersyukur akhirnya sebutir kurma yang tidak halal’ dulu, kini sudah halal. Dan ia berharap, dengan restu dan keridhaan dari seluruh anak-anak pedagang kurma tersebut, doa-doanya Kembali dikabulkan Allah sekian lama, Ibrahim bin Adham kembali melakukan perjalanan ke Palestina, menuju Baitul Maqdis. Dan seperti sebelumnya, ia memilih tempat di bahwa Kubah As-Sakhra’ untuk berdoa dan berzikir kepada Allah SWT. Hingga tak lama kemudian, ia kembali mendengar dialog tentang dirinya dari dua malaikat yang dulu pernah membicarakannya.“Itu adalah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain,” kata malaikat kedua memberitahukan kepada malaikat pertama.“Oh, tidak,” kata Malaikat pertama. “Sekarang doanya Ibrahim bin Adham, telah terkabul Kembali, sebab dirinya telah mendapat penghalalan dan keridhaan dari ahli waris pemilik kurma itu. Jiwa dan hati Ibrahim kini sudah bersih kembali dari sebutir kurma haram yang ia makan tanpa seizin pemiliknya," jawab malaikat hal itu, Ibrahim bin Adham tersadar dari zikirnya, dai ia sangat berbahagia karena doanya telah dikabulkan Allah A’lam. doa tertolak doa terkabul doa dikabulkan penyebab doa tertolak doa ramadan doa ramadhan ibrahim bin adham dan kurma se Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini Menebar Ukhuwah Meraih Berkah. Informasi [email protected]
- Halo, Sahabat Busurnusa! Setelah melaksanakan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berencana untuk berziarah ke Masjidil Aqsa. Sebagai bekal perjalanan, ia membeli kurma dari pedagang tua yang berniaga di sekitar Masjidil Haram. Setelah kurma selesai ditimbang dan dibungkus, Ibrahim bin Adham melihat sebutir kurma di meja dekat timbangan. Ibrahim lalu memungut dan memakannya karena menyangka jika kurma itu bagian dari yang ia beli. Ibrahim bin Adham kemudian berangkat menuju Masjidil Aqsa. Setelah empat bulan perjalanan, ia sampai di sana. Ia lalu memilih satu tempat beribadah di dalam ruangan di bawah Kubah Sakhra. Ia mendirikan shalat dan berdoa dengan khusyuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua malaikat mengenai dirinya. Malaikat pertama berseru dengan menyebut namanya. Kemudian memujinya sebagai ahli ibadah yang zuhud dan wara’ yang doanya selalu dikabulkan oleh Allah. Malaikat kedua menanggapi perkataan malaikat pertama. Ia mengatakan bahwa apa yang dikatakan malaikat pertama mengenai Ibrahim sudah tidak seperti itu lagi. Lebih jauh ia mengatakan, doa Ibrahim telah ditolak karena empat bulan lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua dekat Masjidil Haram. Ibrahim bin Adham begitu terkejut mendengar pembicaraan dua malaikat tersebut. Ia menjadi cemas sekali karena selama empat bulan ini ibadahnya, ternyata ibadah shalat dan doanya, juga mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh Allah lantaran ia memakan sebutir kurma yang bukan menjadi haknya. Ibrahim segera beristighfar lalu berkemas untuk berangkat menuju ke Mekkah. Ia ingin menemui penjual kurma itu. Ia ingin meminta pedagang tua itu menghalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Sesampainya di Mekkah, ia bergegas menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak bertemu dengan pedagang tua itu melainkan seorang pemuda. Ibrahim lalu menanyakan perihal keberadaan pedagang tua penjual kurma itu kepada si pemuda. Pemuda itu kemudian mengatakan kalau pedagang kurma itu sudah meninggal sebulan yang lalu. Ia adalah anak kandung yang meneruskan usaha orang tuanya dalam berdagang kurma. Ibrahim membaca kalimat istirja kemudian bertanya lagi kepada pemuda itu, "Kalau begitu kepada siapa saya boleh meminta penghalalan?” Ibrahim lalu menceritakan peristiwa yang dialaminya. Pemuda itu mendengarkannya dengan penuh minat. Ibrahim pun meminta agar si pemuda dengan kedudukan sebagai ahli waris itu untuk menghalalkan sebutir kurma milik ayahnya yang sudah terlanjur dimakan tanpa izinnya. “Bagi saya tidak masalah. Insya Allah saya halalkan. Akan tetapi, saya tidak tahu apakah saudara-saudara saya yang berjumlah sebelas orang akan menghalalkan juga." Namun, si pemuda tidak berani menghalalkan bagi saudara-saudaranya memiliki hak waris yang sama dengannya. Ibrahim kemudian meminta tolong agar dibelikan alamat semua saudaranya karena ingin menemui mereka satu persatu. Setelah mendapatkan alamat, Ibrahim bin Adham pun pergi menemui saudara-saudara pemuda itu. Biarpun lokasinya berjauhan, akhirnya urusan tersebut selesai juga. Seluruh ahli waris menyetujui untuk menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang dimakan oleh Ibrahim secara tidak sengaja. Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham kembali berada di bawah Kubah Sakhra. Tiba tiba ia kembali mendengar percakapan dua malaikat. “O, tidak! Sekarang doanya sudah makbul kembali. Semua ahli waris pemilik kurma itu telah menghalalkan sebutir kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas," terang malaikat yang satunya lagi. Masya Allah! Sebutir kurma yang dimakan secara tidak sengaja saja, membuat seluruh ibadah dan Ibrahim selama 40 hari tertolak, bagaimana dengan umat Islam hari ini, ya? Jangankan makanan haram, godaan makanan syubhat saja menggempur kehidupan muslimin setiap hari. Mulai detik ini, setiap muslim harus ekstra hati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Pastikan zatnya benar-benar halal dan baik, dan yang tak kalah penting, makanan yang akan dimasukkan ke dalam tubuh dan menjadi darah daging dibeli bukan dari uang hasil pekerjaan haram. Semoga kisah Ibrahim bin Adham menjadi pelajaran penting sekaligus peringatan bagi setiap muslim agar tidak bertanya-tanya lagi kenapa doa yang selalu dilantunkan tidak kunjung Allah kabulkan.***
- Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak di dekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia salat dan ber doa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya. “Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT,” kata malaikat yang satu. “Tetapi sekarang tidak lagi, doanya ditolak karena 4 bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Mesjidil Haram,” jawab malaikat yang satu lagi. Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, salatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. “Astaghfirullahal adzhim” Ibrahim beristighfar. Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma.
kisah ibrahim bin adham dan sebutir kurma