Gurudan para pendidik diharapkan mampu menggunakan model pembelajaran yang terbaik sesuai dengan kondisi anak, lingkungan belajar anak, dan daya dukung yang dimiliki anak. Berikut ini ada beberapa cara /teknik pembelajaran yang digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran abad 21 yaitu meliputi : 1. Pembelajaran berpusat pada peserta . 2.
BuatGame yang Menarik Macam-macam metode pembelajaran unik yang pertama adalah dengan menyisipkan game dalam pembelajaran. Pendekatan belajar menggunakan game dapat membuat suasana belajar menjadi lebih hidup. Poin pentingnya adalah menghindarkan murid dari kebosanan setiap harinya. 2. Manfaatkan Teknologi yang Ada
Mediapembelajaran yang dibuat juga menggunakan bahan yang sering ditemukan oleh siswa dalam kehidupan sehari- hari, seperti kayu. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada hewan khususnya tentang daur hidup hewan. .
PenerapanPendekatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA SD. Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri
pembelajaranyang kondusif akan memberikan kebebasan mengekspresikan ide dan motivasi belajar mandiri (Susanto, 2006). Metode-metode untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa:
suro diro joyoningrat lebur dening pangastuti artinya. Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi dalam menyampaikan materi dari seorang guru atau tenaga pendidik kepada seorang pelajar atau biasa dikenal dengan siswa. Metode pembelajaran ini dikembangkan untuk membantu para tenaga pendidik dalam memberikan materi berdasarkan sifat atau karakteristik setiap anak. Metode pembelajaran saat ini sangat dibutuhkan untuk memberikan pemahaman yang maksimal kepada siswa. Disamping itu, sistem pembelajaran dengan metode seperti ini juga lebih efektif daripada hanya sekedar menyampaikan materi saja. Sering bingung dengan metode pembelajaran siswa? Atau kamu belum tahu bagaimana metode belajar mengajar yang baik? Yuk, Kamu bisa baca lebih lanjut mengenai metode pembelajaran dan ruang lingkupnya disini. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli1. Agus Supriyono2. Husnaeni3. Prawiladaga4. Nana Sudjana5. Ahmadi6. Gerlach dan EllyMedia Pembelajaran1. Media Pembelajaran Audio2. Media Pembelajaran Visual3. Media Pembelajaran Audio VisualMacam – macam Metode Pembelajaran1. Ceramah2. Diskusi3. Demonstrasi4. Tanya Jawab5. Resitasi6. Eksperimental7. Study Tour8. Latihan9. Problem Solving10. Metode Mengajar Beregu11. Metode Mengajar Sesama Teman12. Jigsaw13. Contextual Teaching and Learning Context CTL Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli Sumber 1. Agus Supriyono Dalam bukunya menjelaskan, metode pembelajaran adalah suatu pola sebagai rancangan atau pedoman dalam melakukan perencanaan pembelajaran selama di kelas. 2. Husnaeni Mendefinisikan metode pembelajaran sebagai suatu model pembelajaran yang telah disiapkan dari awal hingga akhir oleh guru yang akan mengajarkannya di kelas. 3. Prawiladaga Juga menyebutkan apabila metode pembelajaran adalah suatu urutan atau prosedur sekaligus cara yang seorang guru gunakan untuk dapat melaksanakan tujuan dari proses pembelajaran. Atau dengan kata lain, metode pembelajaran ini dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Nana Sudjana mendefinisikan metode pembelajaran sebagai cara guru dalam melakukan hubungannya dengan siswa ketika terjadi proses belajar mengajar. 5. Ahmadi Metode pembelajaran adalah bentuk pengetahuan tentang berbagai cara dalam mengajar, yang kemudian dilakukan oleh seorang pengajar. 6. Gerlach dan Elly Memiliki pandangannya sendiri dalam menjelaskan metode pembelajaran, yaitu tentang rencana sistematis dalam menyampaikan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, bisa diambil kesimpulan jika metode pembelajaran adalah cara strategis dalam menyampaikan materi pengajaran dari seorang pendidik atau pengajar kepada para pelajar atau siswanya, serta untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Tidak hanya itu, metode pembelajaran memiliki beberapa karakteristik didalamnya, yaitu bersifat luwes atau fleksible. Ini artinya setiap metode harus memiliki sisi penyesuaian dengan sifat atau watak dari murid serta materi yang diajarkan. Seorang guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran secara fungsional atau bentuk teori dan praktik dapat memberikan kemampuan praktis untuk siswanya. Selain itu, tenaga pendidik juga harus mampu mengembangkan materi tanpa menguranginya, dengan cara memberikan keleluasaan atau kesempatan murid dalam menyampaikan pendapatnya. Media Pembelajaran Sumber Secara umum, media pembelajaran adalah alat bantu untuk melakukan proses pengajaran guna memudahkan pemahaman dalam menyampaikan informasi melalui berbagai sarana. Dalam proses belajar mengajar, memang tidak selalu dibutuhkan media didalamnya. Namun, tidak ada salahnya apabila seorang pengajar mempunyai kemampuan kreativitas dengan memberikan beberapa media pembelajaran untuk meningkatkan tingkat pemahaman dan antusiasme siswa. Ada banyak media yang bisa dimanfaatkan dalam proses ini, tidak perlu yang rumit atau susah. Coba kita lihat ada benda apa di sekitarmu, jika kamu sadar kamu pasti akan menemukannya dengan mudah. Dalam hal ini, ada beberapa macam media pembelajaran, diantaranya adalah sebagai berikut 1. Media Pembelajaran Audio Sumber Media pembelajaran audio adalah model pembelajaran dengan memanfaatkan suara sebagai alat bantu pengajaran. Contohnya, ketika seorang guru bahasa Inggris melakukan proses belajar mengajar. Guru ini dapat menggunakan media audio seperti fasilitas laboratorium bahasa untuk mengasah kemampuan listening atau pendengaran siswa dalam memahami percakapan bahasa inggris. 2. Media Pembelajaran Visual Sumber Berbeda dengan media pembelajaran audio, media ini lebih menekankan pada penglihatan atau kretivitas visual. Untuk menyiapkan media pembelajaran visual tidak terlalu sulit, atau bahkan biasanya sudah disiapkan oleh media – media elektronik saat ini seperti fitur yang terdapat di laptop. Sebagai contoh, penggunaan grafik, chart, poster, atau gambar menarik lainnya. Melalui media tersebut, guru bisa menyisipkan materi yang disampaikan sehingga terkesan lebih menarik dan siswa juga lebih bersemangat untuk belajar. Tidak hanya itu, kamu sebagai guru juga bisa menggunakan power point dengan alat bantu LCD dan projector untuk menampilkan slides yang telah kamu siapkan. 3. Media Pembelajaran Audio Visual Sumber Seperti namanya, media pembelajaran jenis ini menggabungkan dua media yaitu audio dan visual. Untuk menggunakan media audio visual, mungkin kamu bisa mencarinya dari internet jika ingin lebih mudah dan cepat. Contohnya, guru jika ingin memberikan contoh suatu peristiwa, bisa mencari permisalan dari internet dan diunduh atau langsung saja ditampilkan berupa video talkshow atau yang lainnya kepada para siswanya. Sumber Apabila kamu adalah salah satu dari tenaga pengajar di Indonesia, jangan lagi bingung dengan metode – metode saat ini. Mengapa demikian? Karena terdapat banyak jenis metode pembelajaran yang bisa kamu gunakan untuk mengajar para siswa berdasarkan kriteria masing-masing jenis metode pembelajarannya. Untuk penjelasan lebih lanjut, berikut macam-macam metode pembelajaran yang bisa diterapkan 1. Ceramah Sumber Metode pembelajaran ceramah ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dan paling lama dikenal oleh setiap tenaga pengajar. Dalam metode ini, seorang pengajar dituntut untuk menyampaikan informasi lebih banyak daripada mempertimbangkan feedback dari siswa. Sistem pembelajaran metode ini hanya berpusat pada guru dalam menjelaskan materi, serta bentuk komunikasi lisan dari guru kepada siswanya. Metode pembelajaran ceramah ini memiliki kelemahan dan kelebihan didalamnya. Kelemahan metode ini adalah hanya berfokus pada sang pengajar dan siswa cenderung pasif atau mendengarkan materi yang telah disiapkan dan dituturkan oleh sang pengajar. Di sisi lain, kelebihan metode ini justru memberikan materi yang sangat jelas dari guru. Siswa disini akan mendapat materi yang benar dan jelas. Apabila dibandingkan dengan sistem belajar mandiri, dimana siswa didorong untuk mencari dan memahami materi sendiri, siswa memiliki kemungkinan untuk mendapat kesalahpahaman dalam mendapat pengetahuan, sehingga sistem ceramah ini lebih disarankan. Seiring berjalannya waktu, metode ceramah ini mengalami perkembangan dengan menggabungkan metode tanya jawab yang bervariasi didalamnya, sehingga pembelajaran dua sisi masing-masing dari siswa dan guru dapat tercapai dengan lebih baik. 2. Diskusi Sumber Metode pembelajaran jenis ini berbanding terbalik dengan metode ceramah sebelumnya, karena lebih memfokuskan memahami materi pada siswa. Biasanya, guru membagi anggota kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian menyuguhkan suatu persoalan atau permasalahan dimana siswa atau kelompok tersebut harus menemukan jawabannya. Melalui metode diskusi, secara tidak langsung siswa akan memahami materi yang disampaikan. Mereka langsung melakukan praktek untuk menemukan solusi dari persoalan tersebut. Siswa disini dituntut untuk aktif dalam mengemukakan pendapat mereka meskipun diantara sesama teman kelompok, sehingga secara tidak sadar ini juga melatih tingkat percaya diri mereka dalam berfikir kritis. Metode pembelajaran diskusi ini juga memiliki manfaat didalamnya, yaitu melatih siswa untuk saling menghormati setiap opini yang diberikan oleh temannya. Jika ada banyak perbedaan pendapat dalam satu kelompok, mereka harus menahan dirinya masing-masing untuk mempertimbangkan pendapat teman yang lain atau dengan kata lain mereka menerapkannya dengan cara musyawarah. Selain itu, suasana kelas juga lebih hidup dengan mendengarkan pendapat masing-masing kelompok didalamnya. 3. Demonstrasi Sumber Model pembelajaran demonstrasi adalah metode menjelaskan suatu peristiwa atau materi tentang prosedur dengan cara mencontohkannya. Tentu, model demonstrasi ini memiliki kelemahan didalamnya yaitu terlalu memakan waktu dalam penyampaiannya. Selain itu, tidak semua materi bisa diterapkan dengan metode ini. Meskipun demikian, sisi positifnya adalah siswa akan lebih tertarik dan fokus dalam memahami materi yang disampaikan. 4. Tanya Jawab Sumber Metode tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan dari guru kepada siswa atau siswa yang memberikan pertanyaan ke guru. Metode ini menyampaikan materi melalui pertanyaan dan jawaban yang diberikan, dan memiliki jangkauan persoalan yang lebih luas. Manfaat dari metode ini adalah bisa mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi, dan memberikan stimulus siswa untuk merespon setiap aktivitas, serta guru juga bisa mengevaluasi apa hal – hal atau materi yang sekiranya sudah dan belum dipahami oleh murid. 5. Resitasi Sumber Metode Pembelajaran Resitasi biasa juga disebut dengan metode pembelajaran penugasan merupakan model pengajaran dengan memberikan tugas diluar jam kelas kepada siswa. Guru memberikan tugas untuk memahami materi lebih lanjut di rumah masing-masing, kemudian ketika sesampainya di kelas siswa diharapkan bisa menjelaskannya didepan teman – temannya. Kelemahan dari model ini terjadi apabila peserta didik memiliki sifat malas, maka terdapat kemungkinan kalau dia akan mengerjakan tugas dengan menyalin bahkan tidak melakukannya. Di sisi lain, kelebihan dari sistem resitasi yaitu akan membiasakan siswa bertanggungjawab terhadap tugasnya sendiri, serta memiliki inisiatif untuk mempelajari materinya sendiri tanpa menunggu proses pembelajaran di kelas bersama tenaga pendidik. 6. Eksperimental Sumber Metode pembelajaran eksperimental juga biasa disebut dengan metode percobaan. Metode ini menuntun sang pendidik untuk melakukan percobaan dan memberikan pegalaman kepada murid. Contohnya, melakukan percobaan pencampuran warna. Guru bisa mencoba melakukan pencampuran dua warna berbeda dan menghasilkan warna baru. Terkait materi warna tersebut, siswa akan mendapat pengalaman atas percobaan yang telah mereka lakukan. Kelemahan dari metode pembelajaran ini adalah terdapat kemungkinan untuk siswa atau murid untuk takut melakukan percobaan tersebut. Bisa saja mereka takut kotor dan lain sebagainya. 7. Study Tour Sumber Metode pembelajaran study tour merupakan variasi dari berbagai jenis model pembelajaran yang ada. Metode ini membawa para siswanya untuk berwisata keluar, dan mengenalkan hal – hal baru kepada mereka. Contoh pelajaran yang bisa dilakukan dengan metode ini adalah pelajaran sejarah, guru bisa membawa muridnya untuk melakukan wisata atau perjalanan menuju museum. Selain memberikan pengalaman yang mnyenangkan dan tidak membosankan, siswa juga akan merasa lebih paham terhadap materi karena bisa melihat secara langsung bukti sejarah yang ditampilkan. Namun, metode ini tidak selalu bisa diterapkan di seluruh jenjang kelas. Mungkin hanya bisa untuk yang tingkatnya sudah tinggi, atau bisa saja untuk anak – anak dengan dampingan orang tua. 8. Latihan Sumber Metode latihan juga biasa disebut dengan metode pembelajaran drill. Metode jenis ini dilakuakn oleh guru dengan memberikan berbagai macam latihan kepada siswanya. Seperti namanya, latihan berarti pengulangan atau diulang-ulang secara terus menerus. Kelebihan dari metode pembelajaran drill ini adalah memberikan kesiapan atas keterampilan siswa, serta memberikan pengetahuan yang luas kepada mereka. Sedangkan kekurangan dari model jenis ini adalah siswa akan mudah merasa bosan, dan tidak meningkatkan tingkat kreativitas mereka. 9. Problem Solving Sumber Metode pembelajaran problem solving merupakan suatu strategi mengajarkan materi dengan memberikan permasalahan berupa pertanyaan atau pernyataan terkait oleh tenaga pendidik. Secara tidak langsung, siswa dihadapkan situasi permasalahan dan harus memecahkannya. Kelebihan dari metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara kritis dalam menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Namun, kelemahannya adalah proses pembelajaran yang memakan waktu untuk menunggu siswa dalam menemukan jawaban, serta tidak selalu materi atau pelajaran bisa memunculkan suatu permasalahan untuk diselesaikan. 10. Metode Mengajar Beregu Sumber Metode menagajar beregu ini dilakukan oleh beberapa guru atau tenaga pengajar dalam satu kelas, dengan setiap pengajar memiliki tugas berbeda didalamnya. Untuk penilaiannya, biasa dilakukan dengan cara melakukan ujian lisan melalui beberapa guru tersebut, sehingga hasil penilaian tidak hanya ditentukan oleh satu orang guru saja. 11. Metode Mengajar Sesama Teman Sumber Sepanjang proses pangajaran, pasti terdapat waktu dimana siswa bisa memahami materi yang disampaikan melalui temannya. Nah, disini peran metode mengajar teman diterapkan. Metode ini juga biasa disebut dengan metode peer teaching, yaitu siswa diminta untuk menyampaikan atau menjelaskan materi kepada temannya. Selain memberikan penjelasan kepada sesama teman, proses assessment atau penilaian juga dilakukan oleh temannya sendiri. Model ini lebih cocok untuk diterapkan di tingkat tinggi, karena siswa cenderung memiliki kemampuan yang hampir sama. 12. Jigsaw Sumber Metode pembelajaran jigsaw dilakukan dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok dan memberikannya sub bahasan atau topik yang akan mereka dalami. Masing-masing kelompok ini terdapat 4 hingga enam orang, dan mereka kemudian mendiskusikan sesuai materinya masing-masing. Setelah itu, dari kelompok tersebut mereka harus menentukan satu orang ahli yang akan digabungkan dengan para ahli dari kelompok yang lain. Melalui kelompok para ahli tersebut, mereka berdiskusi saling menjelaskan materinya masing-masing dan kembali lagi ke kelompoknya untuk disampaikan lagi. Baru kemudian mereka menjelaskan didepan kelas. 13. Contextual Teaching and Learning Context CTL Sumber Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL merupakan proses pembelajaran dengan penerapan atau pengaplikasian materi pembelajaran kedalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotor siswa sehingga mereka berlatih untuk lebih kritis dalam menangkap setiap materi. Manfaat dari metode ini adalah siswa akan lebih ingat dan materi yang diajarkan juga akan lebih diserap. Mengapa demikian? Karena materi tersebut sangat berkaitan bahkan mereka terapkan di kehidupan mereka. Dalam hal ini, guru dituntut agar bisa memberikan relasi atau hubungan atas materi yang ia sampaikan dengan kehidupan fakta dan memberikan penjalasan terkait keterlibatan siswa. Oleh karena itu, melalui metode ini siswa tidak hanya mengingat materi secara jangka pendek tetapi juga mengimplementasikannya ke area yang lebih luas lagi, seperti kehidupan nyata. Demikian uraian singkat tentang metode atau model – model pembelajaran yang bisa kamu terapkan di kelas. Tentu masing – masing dari sekian jenis pembelajaran tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri, tinggal bagaimana kamu menyeseuaikannya dan membuat perancangan yang matang dengan kondisi atau situasi yang ada di kelas saja.
Rachma Al-adawiyah Arman Putri Habibah AzzahraSiti Fatimah Harahap Yohana Sri Sayekti B. ManaluRizky Andriyani Dea Putri Tamara LubisPutra Irawan nasution Liza Hasanah Pohan METODE PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR “Ilmu pengetahuan memiliki tiga tingkatan opini, sains, pencerahan. Instrumentingkatan pertama menggunakan indra, kedua menggunakan deaketika, dan ketiga menggunakan intuisi.” -plotinus seorang filsuf dari romawi 204-270 SM- iiPrakata Terlebih dahulu puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YangMaha Esa karna berkat rahmat dan hidayah Nya sehingga buku ilmiah sebagai tugasakhir dari mata kuliah Pendidikan IPA Kelas Tinggi. Juga teman teman penulis yang ikutserta dalam pembuatan buku ini, buku ini di susun dengan pokok pembahasanpembelajaran IPA di Sekolah Dasar, dan beberapa metode pembelajaran IPA sangatpenting untuk kami bahas karna pada dasarnya Pembelajaran IPA di SD sangat pentingadanya untuk menambah sebuah pengalaman dan pengetahuannya. Dalam hal ini mata pelajaran IPA sebagai proses yang menekankan padapemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dasarnya untukmenjelajahi dan memahami alam sekitarnya serta lingkungan sekitarnya buku ini kami membahas mengenai beberapa metode pembelajran yang dapatdi terapkan langsung oleh guru IPA di Sekolah Dasar yang mana pembahasan secararinci untuk metode pembelajran ini nantinya akan berguna untuk di terapkan guru dimasa belajar mengajar berlangsung. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut kamicantumkan juga beserta karakteristik dan skenario pembelajarannya. Tentunya disetiap babnya akan ada pembahasan yang menarik dan di harapkan mampu mejadireferensi bahan ajar agar lebih mudah memahami metode pembelajaran IPA di SekolahDasar. Tentunya penulis dapat merampungkan buku ini juga karena bantuan orang ini juga tidak mungkin di lakukan secara lancar jika tidak di bantu oleh orang lain,oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata KuliahPendidikan IPA Kelas Tinggi Ibu Lala Jelita Ananda orang tua yang selalumendukung dan teman teman penulis Rachma Al-adawiyah Arman, Putri HabibahAzzahra, Siti Fatimah Harahap, Yohana Sri Sayekti B. Manalu, Rizky Andriyani, Dea PutriTamara Lubis, Putra Irawan nasution, Liza Hasanah Pohan yang telah meluangkanwaktunya untuk ikut serta dalam penulisan buku ini. Di harapkan nantinya buku iniakan menjadi bernilai manfaat bagi siapa saja yang membacanya dan menjadi referensiuntuk pembelajara IPA di SD. Penulis juga berharap buku ini juga dapat menginspirasigenerasi bangsa,guru-guru muda yang nantinya akan menjadi pencetak generasipenerus yang tanggap, tangguh dan menjadi generasi kebanggaan bangsa dan negara. Medan, November 2020 Tim Penulis iiiDAFTAR ISIPrakata............................................................................................................................................... iiiDAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ivBAB I METODE CERAMAH............................................................................................................ 1 A. Pengertian ............................................................................................................................. 1 B. Karakteristik ........................................................................................................................ 2 C. Skenorio Model Pembelajaran ....................................................................................... 3 D. Kekurangan........................................................................................................................... 7 E. Keunggulan............................................................................................................................ 8BAB II – DISKUSI PRESENTASE ................................................................................................... 9BAB III – EXPERIMEN ...................................................................................................................15BAB IV – KARYAWISATA .............................................................................................................21BAB V – METODE DEMONSTRASI.............................................................................................28DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................35 ivBAB I METODE CERAMAHA. Pengertian Setiap metode mengajar ada kekurangan dan kelebihan, tetapi yang terpenting sebagai seorang guru adalah metode mengajar manapun yang akan digunakan harus jelas dahulu tujuan yang akan dicapai bahan yang akan diajarkan, serta jenis kegiatan belajar siswa yang diinginkan. Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan pengajaran melalui penerangan dan penuturan lisan oleh guru kepada siswa tentang suatu topik materi. Dalam ceramahnya guru dapat menggunakan alat bantu/alat peraga seperti gambar, peta, benda, barang tiruan dan lain-lain. Peran siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan seksama dan mencatat pokok- pokok penting yang dikemukakan oleh guru. Menurut Abuddin Nata, “bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan secara langsung dihadapan peserta didik.” Sedangkan menurut Sholeh Hamid dalam bukunnya Edutaiment mengatakan bahwa “metode ceramah adalah metode yang memang sudah ada sejak adannya pendidikan.” Metode ceramah ini termasuk metode yang paling banyak digunakan digunakan karena biaya murah dan mudah dilakukan, memungkinkan banyak materi yang disampaikan, adannya kesempatan bagi guru untuk menekankan bagian yang penting, dan pengaturan kelas dapat dilakukan secara dengan metode ceramah berarti memberikan suatu informasi melalui pendengaran siswa, siswa dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru dengan cara mendengarkan apa yang telah guru ucapkan. Dalam proses pembelajaran disekolah, tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi konsep, pengertian, prinsip- prinsip yang banyak serta luas. Menurut Abdul Majid secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk 1• Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah. • Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan yang terdapat dalam isi pelajaran • Merangsang peserta didik untuk belajar mendiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar • Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang. • Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur - prosedur yang harus ditempuh peserta didik. Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar - benar dapat dipertanggung Karakteristik Karakteristik metode ceramah yaitu 1. Digunakan apabila proses pembelajaran lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta atau konsep-konsep sederhana. 2. Proses pembelajaran secara klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak. 3. Bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara. 4. Memerlukan adanya dukungan yang efektif dari guru seperti suasana emosional yang dapat membangkitkan motivasi dan perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah. Beberapa kemampuan yang harus dimiliki guru untuk mengoptimalkan keberhasilan dalam menggunakan metode ceramah 1. Menguasai teknik-teknik ceramah yang dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa. 2. Mampu memberikan ilustrasi sesuai dengan bahan pelajaran. 23. Menguasai bahan pelajaran. 4. Menjelaskan pelajaran secara sistematis. 5. Menguasai aktifitas seluruh siswa dalam kelas. Yang perlu diperhatikan berkaitan dengan kondisi siswa ketika guru menggunakan metode ceramah 1. Mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan guru. 2. Memiliki kemampuan awal berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. 3. Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan pelajaran. 4. Memiliki motivasi untuk mengikuti Skenorio Model Pembelajaran 1. Tahap Persiapan a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. b. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. c. Mempersiapkan alat bantu. 2. Tahap Pelaksanaan a. Langkah Pembukaan Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan, yaitu • Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai, 3• Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. b. Langkah Penyajian Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain • Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa, • Gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna siswa, • Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat, agar mudah ditangkap oleh siswa, • Tanggapilah respon siswa dengan segera, • Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut adalah a. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan, b. Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan, c. Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan. d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika 4siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah Contoh Skenario PembelajaranMateri Sistem Peredaran Darah pada ManusiaKelas V Semester IAlokasi Waktu 2 Jam Pelajaran 2x35 menit Metode Ceramah Langkah - Langkah PembelajaranKegiatan Pendahuluan 1. Guru memasuki ruangan kelas dam Guru mengucapkan salam2. Siswa-siswi berdiri dan menjawab salam3. Guru mempersilahkan siswa-siswinya untuk duduk kembali dan guru menunjuk seorang siswa untuk memimpin Siswa-siswi mulai berdoa5. Setelah selesai berdoa, guru menanyakan kabar siswa-siswinya “ “Bagaimana kabar kalian hari ini ? “”6. Siswa “ “Baik bu guruuuuu!””7. Guru “ “Anak-anak, senang sekali ya hari ini kita dapat berjumpa kembali di Mata Pelajaran IPA ini .””Kegiatan Inti 1. Guru memperlihatkan gambar jantung. Guru “ “Anak-anak kalian tahu tidak ini gambar apa ?”’ Siswa “ “Gambar jantung.... Gambar hatiiii,,,,gambar paru-paru...”, jawab siswa-siswi saling bersautan.” 5Guru “ “Baiklah, coba dengarkan ibu coba, ibu mau salah satu menjawab!””, kata bu guru menghentikan kegaduhan. Siswa “ “Gambar jantung bu !””, teriak salah satu siswa. Guru “ “Iya, benar... ini gambar jantung. Lalu siapa yang tahu fungsi dari jantung dalam tubuh kita ?”” Siswa “ “Fungsinya apa ya?” ” Siswa saling bertanya satu sama lain” Guru “ “Baiklah kalau begitu, mari kita pelajari fungsi dari jantung dan organ tubuh yang lain yang termasuk alat peredaran darah manusia.”’’2. Guru menyampaikan materi secara singkat tentang darah, fungsi darah, dan pembagian darah. Guru “ “Bagaimana anak-anak sudah paham ? agar lebih paham Ibu akan memperlihatkan video tentang darah, tolong di perhatikan dan identifikasi fungsi sel-sel darah ya ?” Siswa “ “Iya bu guru”3. Guru memperlihatkan media video pembelajaran mengenai fungsi sel- sel darah. Siswa memperhatikan video dan mengidentifikasi fungsi sel-sel darah 4. Guru menyuruh siswa mengerjakan sola-soal yang ada dibuku paket IPA Kelas V tentang Sistem Peredaran Darah pada Manusia5. Guru dan siswa membahas bersama-sama6. Guru menyimpulkan materi hari ini. Guru “ “Jadi, kesimpulannya alat peredaran darah pada manusia adalah jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Fungsi jantung yakni memompa darah ke seluruh tubuh, fungsi pembuluh darah yakni tempat mengalirnya darah dari seluruh tubuh menuju jantung/ sebaliknya, dan fungsi dari paru-paru yakni tempat dimana darah melepaskan CO2 dan mengikat O2 . Ada yang belum paham ?” 67. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami Siswa “ “Bu, bagaimana cara merawat alat peredaran darah?” Guru “pertanyaan yang bagus nak, Cara merawat alat peredaran darah bisa dengan olahraga teratur, makan makanan yang bergizi, tidak merokok, dan tidak minum minuman berakohol. Baagaimana? Sudah jelas ?” Siswa “ “Iya bu, jelas!” jawab siswa antusias Kegiatan penutup 1. Guru menutup pertemuan hari ini Guru “ “Anak-anak jangan berhenti untuk belajar dan rajin membaca buku ya, agar kalian lebih bisa menguasai materi yang Ibu sampaikan. Pembelajaran hari ini cukup sampai di sini ya, untuk menutup kegiatan pembelajaran hari ini, mari kita berdoa didalam hati.” 2. Salam penutupD. Kekurangan • Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru. • Siswa seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar, Siswa akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena dalam metode ini, hanya guru yang aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan para peserta didik hanya duduk diam mendengarkan penjelasan yang telah diberikan oleh guru. • Menurut Abuddin Nata dalam bukunnya Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, menyatakan bahwa Kekurangan metode ceramah antara lain cenderung membuat peserta didik kurang kreatif, materi yang disampaikan hanya mengandalkan ingatan guru, kemungkinan adannya 7materi pelajaran yang tidak dapat diterima sepenuhnya oleh peserta didik, kesulitan dalam mengetahui tentang seberapa banyak materi yang dapat diterima oleh anak didik, cenderung verbalisme dan kurang Keunggulan Metode ceramah ini digunakan karena pertimbangan 1. Anak benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena baru atau guna menghindari kesalah pahaman. 2. Benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi para peserta didik. 3. Menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila menggunakan metode lain sukar untuk diterapkan. Adapun Kelebihan-kelebihan dari metode ceramah • Praktis dari sisi persiapan • Efisien dari sisi waktu dan biaya. • Dapat menyampaikan materi yang banyak • Mendorong guru untuk menguasai materi • Lebih mudah mengontrol kelas • Peserta didik tidak perlu persiapan • Peserta didik langsung menerima ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Roestiyah NK menjelaskan teknik berceramah mempunyai keunggulan pula seperti yang kita lihat bahwa guru akan lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam mendengarkan pelajaran, disebabkan mereka melakukan kegiatan yang sama. Bagi guru juga ringan, karena perhatiannya tidak terbagi-bagi atau terpecah-pecah. Teknik pengajaran melalui model ceramah dari dahulu sampai sekarang masih berjalan dan paling banyak digunakan. 8BAB II – DISKUSI PRESENTASEA. DEFINISI Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis. Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk biasanya dibawakan oleh wiraniaga, untuk memberi informasi biasanya oleh seorang pakar, atau untuk meyakinkan biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah pendapat tertentu. Agar bisa pandai berpresentasi, orang sering kali belajar pada para pakar presentasi. Juga, ada banyak pembicara terkenal yang sering kali diamati oleh orang-orang yang ingin pandai berbicara di hadapan umum. Para pembicara terkenal di Indonesia antara lain KH Abdullah Gymnastiar, Tung Desem Waringin, Andrie Wongso, dan masih banyak lagi. Keahlian berbicara di hadapan hadirin merupakan hal yang sangat penting bagi siapa pun yang ingin maju. Banyak presiden, manajer, wiraniaga, dan pengajar yang menjadi sukses dan terkenal lewat keahlian STRATEGI PRESENTASI Strategi presentasi diri merupakan upaya dalam pembentukan kesan yang disengaja dan dilakukan secara sadar yang dibentuk oleh individu lain agar tercapai suatu tujuan yang sudah yang ideal adalah presentasi yang mampu menyampaikan maksud secara ringkas dan sederhana serta mampu menarik perhatian audiens dari awal sampai akhir. Visualisasi presentasi itu sangat penting dan perlu Anda perhatikan sebaik mungkin. Selain dari bahan presentasi yang berkualitas, Anda juga harus percaya diri dengan apa yang Anda bawa saat ini. Seperti percaya diri bahwa Anda adalah orang yang tepat untuk prospek maupun percaya diri bahwa produk Anda adalah solusi untuk prospek. Setiap presentasi bisa saja menghadapi suatu kendala. Seperti, data yang kurang akurat atau slide yang salah tempat. Ketika Anda mengalami kondisi seperti ini, tetap tenang dan jangan panik. Persiapkan diri Anda untuk menghadapi kondisi tersebut dengan baik sebelum berangkat. Khusus kesalahan 9slide, ada baiknya Anda harus benar-benar memperhatikan slide sehari sebelum presentasi. Karena, kesalahan slide seperti ini dapat menjadi kesalahan paling fatal dalam presentasi JENIS-JENIS PRESENTASI 1. Presentasi Dadakan Impromptu Pembicaraan impromptu merupakan jenis presentasi yang dilakukan secara mendadak tanpa persiapan apapun. Dalam hal ini pembicara ditunjuk langsung untuk menyampaikan informasi kepada para pendengar, tanpa melakukan persiapan segala sesuatunya, baik itu mengenai tema pembicaraan maupun alat bantu yang digunakan, sehingga perasaan pembicara akan mengejutkan. Ada beberapa kelebihan dan kelemahan apabila menggunakan jenis presentasi dadakan atau impromptu. • Kelebihan 1. Informasi yang disampaikan sesuai dengan perasaan pembicara yang sesungguhnya, 2. Kata atau suara yang keluar merupakan hasil spontanitas, 3. Membuat pembicara terus berpikir selama menyampaikan informasi. • Kelemahan 1. Informasi yang disampaikan tersendat-sendat, karena membutuhkan waktu untuk berpikir dan mengolah kata, 2. Tidak berurutan/sistematis dalam penyampaiannya, karena secara mendadak untuk menyampaikan informasi, 3. Terjadi demam panggung, karena belum ada persiapan apapun mengenai apa yang harus disampaikan. 2. Presentasi Naskah Manuscript Presentasi naskah merupakan jenis presentasi dimana dalam menyampaikan informasinya, seorang pembicara melakukannya dengan membaca naskah. Tidak sedikit orang dalam menyampaikan informasi menggunakan naskah berupa teks. Setiap kata-kata yang keluar merupakan hasil dari sebuah naskah, pembicara melupakan tugasnya yang utama yaitu 10melakukan kontak mata dengan pendengar. Jadi dapat dikatakan pembicara bukan menyampaikan pidato, tetapi membacakan naskah pidato. • Kelebihan 1. Penyampaian dilakukan secara berurut/sistematis, 2. Kata yang keluar diungkapkan secara baik dan benar, 3. Tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya. • Kelemahan 1. Pendengar akan merasa bosan dalam mendengarkannya, 2. Bagi pendengar tidak termotivasi untuk mendengarkannya, 3. Tidak menarik dalam menyampaikan informasinya, 4. Terlalu sibuk akan membaca naskah sehingga tidak melakukan kontak mata dengan pendengar seolah-olah acuh tak acuh terhadap Presentasi Hafalan Memoriter Jenis presentasi yang dilakukan menghapal dari teks yang telah disediakan. Berbeda dengan jenis manuscript, memoriter tidak menggunakan naskah dalam penyampaiannya, pembicara hanya melakukan persiapannya dengan menghafal dari teks dimana isinya mengenai informasi yang akan disampaikan. Kelebihan dan kelemahannya hampir sama dengan manuscript. Jenis ini sangat buruk untuk dilakukan, karena apabila melupakan kata-kata dari naskah maka presentasi yang dilakukan akan terjadi Presentasi Ekstempore Jenis Ekstempore merupakan jenis presentasi yang paling baik untuk dilakukan dibanding jenis lainnya. Pembicara mempersiapkan materi dengan garis besarnya saja, kemudian pada saat presentasi akan dijabarkan secara mendetail. • Kelebihan 1. Pembicara dapat menyampaikan informasi secara jelas, karena ada persiapan sebelumnya, 2. Dapat menyampaikan secara sistematis/berurutan, 113. Kemungkinan besar pembicara dalam menyampaikannya menarik perhatian pendengar, karena tidak berpedoman kepada naskah ataupun hafalan, tetapi tidak melenceng dari garis besar materi, 4. Lebih leluasa dalam penyampaiannya, 5. Pembicara dapat melakukan kontak mata dengan pendengar, sehingga akan terlihat apakah pesan yang disampaikan menarik atau tidak. • Kelemahan 1. Perlu memiliki wawasan yang cukup mengenai tema yang akan dibicarakan, 2. Membutuhkan waktu yang lama dalam persiapan presentasi, 3. Bagi pemula, sulit untuk dilakukannya karena membutuhkan keahlian dan pengalaman yang TUJUAN PRESENTASI ➢ Menyampaikan informasi Banyak pada perusahaan-perusahaan melakukan presentasi hanya bertujuan menyampaikan berupa informasi saja. Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat biasa, penting atau bahkan rahasia. Perusahaan mengundang seseorang yang dianggap pantas untuk menyampaikan informasi sesuai tema yang telah ditentukan. Dalam hal ini pembicara memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan pengalamannya. ➢ Meyakinkan pendengar Presentasi yang dilakukan berisikan informasi-informasi, data-data dan bukti-bukti yang disusun secara logis sehingga informasi yang disampaikan dapat membuat seseorang atau kelompok orang merasa yakin. Semula yang asalnya memiliki unsur ketidakjelasan dan ketidakpastian sehingga ketika diadakan presentasi oleh pembicara, seseorang/kelompok orang tersebut menjadi yakin atas informasi yang diberikan. ➢ Menghibur pendengar Pada era globalisasi ini banyak acara-acara hiburan pada penayangan televisi. Acara hiburan tersebut dipimpin oleh presenter yang handal, tujuannya untuk menghibur para penonton. Prensenter dituntut untuk melakukan pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan dan 12profesional sehingga para penonton televisi dapat menikmati acara tersebut. Selain acara televisi, acara hiburan yang lainnya dapat kita temukan pada pesta perayaan-perayaan. Contoh pesta perayaan pernikahan, ulang tahun dan lain-lain. Presenter ditugaskan untuk berbicara dan menyelipkan kata-kata yang dapat menghibur para tamu yang hadir pada pesta perayaan tersebut.➢ Memotivasi dan menginspirasi pendengar untuk melakukan suatu tindakan Demi tercapainya suatu tujuan perusahaan, seorang pimpinan dituntut untuk mengarahkan dan membimbing para karyawannya agar dapat bekerja secara maksimal dan tidak lupa untuk memperhatikan kualitasnya. Selain diberi arahan dan bimbingan, pimpinan perusahaan juga dapat melakukan motivasi agar para karyawannya dapat bekerja dengan semangat yang tinggi. Kegiatan memotivasi tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan suatu forum.➢ Melakukan penjualan Tujuan presentasi yang keempat yaitu melakukan penjualan. Hal ini bersangkutan dengan perusahaan yang ingin mempromosikan suatu produk tertentu. Perusahaan menugaskan kepada salah seorang atau kelompok karyawan untuk mempromosikan produknya kepada calon pembeli. Karyawan tersebut dibekali pengetahuan mengenai produk dan dibantu dengan alat bantu peraga untuk memudahkan penyampaian pesan.➢ Membuat suatu ide atau gagasan Presentasi yang dilakukan hanya bertujuan untuk memunculkan suatu ide/gagasan dari para peserta pendengar. Tipe tujuan ini biasanya diterapkan pada suatu perusahan/organisasi yang mengalami suatu masalah yang sulit untuk dipecahkan sehingga membutuhkan pendapat/argumen orang lain untuk memecahkannya. Forum yang dilakukan sering dikenal dengan istilah rapat. Perusahaan mengundang peserta rapat yang dianggap penting baginya serta dapat memunculkan suatu ide/gagasan sehingga secara tidak langsung dapat membantu suatu tujuan perusahaan.➢ Menyentuh emosi pendengar 13Tujuan yang keenam yaitu untuk menyentuh emosi pendengar. Dalam hal ini pembicara bertugas untuk melakukan pembicaraannya yang dapat menyentuh perasaaan/emosi seseorang. Sebagai contoh pembicara melakukan presentasi kepada para pendengar mengenai korban bencana yang terjadi akhir-akhir ini. Presentasi yang dilakukan pembicara membuat pendengar merasa tersentuh untuk membantu para korban bencana dengan cara menyumbangkan sebagian MANFAAT PRESENTASI • Sebagai bahan paparan suatu pokok bahasan inti. • Media pembantu untuk penjabaran dari materi pelajaran sekolah atau suatu projek kerja. • Kesan lebih ekslusif karena melibatkan alat presentasi Professional. • Audience biasanya akan lebih jelas jika disertai dengan media gambar dari presentasi itu sendiri. • Memupuk mental yang ada dalam diri si pembawa materi presentasi. 14BAB III – EXPERIMENA. Pengertian Metode Eksperimen Eksperimen adalah percobaan yang bersistem dan metodis untuk membuktikkan kebenaran suatu teori dan sebagainya. Podo et. al dalam KBBI; 2012210. Pengertaian Metode Eksperimen adalah suatu percobaan yang dilakukan untuk membuktikkan suatu hipotesisis. Seperti yang diungkapkan oleh Sagala 20067-17 untuk membuktikkan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu labotatorium atau diluar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran. Metode Eksperimen adalah Suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal ,mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode eksperimen merupakan pengembangan dari metode ilmiah yang terdapat dalam IPA. Metode ini membantu siswa dalam memahami materi sesuai dengan fakta yang sebenarnya, karena siswa dapat mengamati secara langsung fakta yang ada pada sesuatu benda atau suatu proses. Pelaksanaan metode pembelajaran ini dapat dilakukan di dalam kelas atau diluar Laboratorium atau lingkungan sekolah. Pelaksanaan metode ini hampir sama dengan pelaksanaan metode demonstrasi, namun siswa juga melaksanakan eksperimen. Selama kegiatan eksperimen ini sebaiknya diberikan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dijawab siswa melalui kegiatan eksperimen. Misalnya, apakah yang terjadi pada es jika dilelehkan di ruangan Karakteristik Metode Eksperimen Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan metode ekperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra Triadi, 2011, yaitu 1. Ada alat bantu yang digunakan 152. Siswa aktif melakukan percobaan 3. Guru membimbing 4. Tempat dikondisikan 5. Ada pedoman untuk siswa 6. Ada topik yang dieksperimenkan 7. Ada temuan-temuan. Pengalaman belajar siswa dari penggunaan metode eksperimen 1. Mengamati sesuatu 2. Menguji hipotesis 3. Menemukan hasip percobaan 4. Membuat kesimpulan 5. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa, 6. Menerapkan konsep informasi dari ekperimen Dari karakterisitik tentang metode eksperimen dapat ditarik kesimpulanbahwa metode eksperimen dapat dikembangkan dan diterapkan dalampembelajaran IPA dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa, sikap ilmiah dapatmuncul dalam pembelajaran melalui pengalaman melakukan eksperimen. Pembelajaran melalui eksperimen siswa menjadi lebih aktif, guru berusahamembimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menggunakanalat, terampil merangkai percobaan dan mengambil kesimpulan yang merupakantujuan pembelajaran IPA dalam melakukan metode ilmiah dan sikap percobaan eksperimen melatih siswa untuk merekam semuadata fakta yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan bukan data opini hasilrekayasa pemikiran. Eksperimen membelajarkan siswa terlibat secara aktif sebagai upayameningkatkan sikap ilmiah siswa. Dalam penemuan fakta dan data metodeobservasi dari sebuah eksperimen mempunyai peranan yang sangat pentingbagi peningkatan sikap ilmiah yang karakteristiknya,metode eksperimen paling cocok diterapkan bagi siswa SD pada pembelajaranIPA dalam meningkatkan sikap ilmiah. 16C. Skenario Model Pembelajaran Judul Percobaan Perubahan Wujud Benda Tujuan Percobaan Menunjukkan perubahan wujud benda membeku dan mencair, menguap dan mengembun, serta menyublim. Alat dan bahan Percobaan 1 Membeku dan Mencair Alat Korek Api Bahan Lilin Percobaan 2 Menguap dan Mengembun Alat Gelas, tutup gelass, termos air, Bahan air panas Percobaan 3 Menyublim Alat Kain warna hitam, Kipas Angin Bahan Kapur Barus Kegiatan Pembuka 5 menit ➢ Guru memberikan salam ➢ Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. ➢ Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. ➢ Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak. ➢ Guru mengulang kembali pembelajaran sebelumnya ➢ Guru mengadakan tanya jawab mengenai materi sebelumnya ➢ Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan Inti 55 Menit ➢ Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok ➢ Guru menjelaskan judul percobaan dan tujuan pecobaan ➢ Guru menjelaskan bahan dan alat percobaan 17➢ Guru menjelaskan langkah-langkah dari percobaan➢ Setelah guru menjelaskan langkah-langkah percobaan siswa, siswa menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan yang pertama➢ Siswa menyiapkan sebuah lilin dan korek api.➢ Siswa menyalakan lilin dengan korek api➢ Kemudian siswa menunggu beberapa menit➢ Setelah terjadi perubahan pada bentuk lilin, siswa menuliskan perubahan bentuk yang dialami lilin dan menuliskan faktor penyebab dari perubahan bentuk lilin➢ Setelah selesai melakukan percobaan yang pertama siswa melanjutkan percobaan yang kedua➢ Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan kedua➢ Siwa menuangkan air panas panas kedalam gelas➢ Kemudia siswa mengamati apa yang terjadi pada permukaan gelas setelah dituangkan air panas➢ Siswa menuliskan perubahan➢ Selanjutnya siswa menutup gelas dengan tutup gelas tunggu hingga beberapa menit➢ Setelah itu siswa mengamati apa yang terjadi pada tutup gelas tersebut➢ Siswa menuliskan perubahan yang terjadi➢ Kemudian siswa melanjutkan percobaan ketiga➢ Siswa menyiapkan alat dan bahan➢ Lalu siswa menyiapkan sebuah kapur barus.➢ Setelah itu siswa menghacurkan kapur barus tersebut menjadi serbuk- serbuk kecil.➢ Setelah itu siswa mengambil satu serbuk kecil tersebut, lalu letakkan di atas alas warna hitam yang bersih.➢ Siswa mengamati apa yang terjadi pada serbuk kapur barus tersebut jika dibiarkan lama terkena udara➢ Siwa menuliskan penyebab kapur kabur mengilang➢ Setelah melakukan eksperimen kemudian, siswa secara bersama-sama menyusun laporan eksperimen dengan rapi 18➢ Siswa secara bergantian melakukan persentasi mengenai hasil eksperimen yang telah dilakukan ➢ Siswa melakukan tanya jawab dengan dibimbing guru ➢ Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai hasil pengamatan yang mereka lakukan ➢ Guru menilai diskusi siswaKegiatan Penutup 5 Menit ➢ Guru dan siswa membuat kesimpulan secara bersama ➢ Guru memberikan penguantan ➢ Berdoa dipimpin oleh murid ➢ Salam Skenario Pembelajaran pada pembelajaran IPA ini mengambil contohpada materi Perubahan wujud benda. Melalui metode eksperimen ini siswamampu mengamati proses perubaan wujud benda. Misalanya perubahan wujudbenda cair menjadi gas, saat siswa hanya dijelaskan akan membuat siswabingung dan kemungkinan dapat terjadi miskonsepsi, namun saat dipraktekkansecara langsung siswa akan mengetahui perubahan wujud benda tersebut. Metode eksperimen ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuanberpikir, sikap ilmiah serta keterampilan proses IPA siswa. Kemampuan berpikirakan dapat ditingkatkan melalui pertanyaan - pertanyaan yang disampaikan olehguru sebelum melakukan kegiatan eksperimen. Pertanyaan – pertanyaan iniakan memicu siswa untuk berpikir dan mencari tahu. Sehingga sebelum menggunakan metode ini, seorang guru sebaiknyamenyiapkan pertanyaan yang dapat mengembangkan kemampuan ilmiah dan keterampilan proses IPA dapat dikembangkan dengancara siswa melakukan ekpserimen pastinya keterampilan proses khususnyadasar pasti sudah dilakasanakan oleh siswa. 19D. Kelemahan Metode Eksperimen Adapun Kekurangan dari penggunaan Metode Eksperimen yaitu 1. Ketelitian, keuletam, dan ketabahan sangat dibutuhkna oleh guru dan siswa, ketika menerapkan metode pembelajaran dengan teknik eksperimen. 2. Dalam pelaksanaan Metode Eksperimen, dibutuuhkan bahan dan alat yang tidak mudah didapatkan di Kelebihan Metode Eksperimen Adapun Kelebihan Metode Eksperimen ini yaitu 1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. 2. Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan manfaat bagi kehidupan manusia. 3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. 4. Mampu mengembangkan kemampuasn berfikir siswa dalam berfikir secara ilmiah. 20BAB IV – KARYAWISATAA. Pengertian Metode Karyawisata Metode Study Tour karya wisata adalah metode mengajar dengan mengajak siswa mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik. Sudjana 200887 menyebutkan bahwa “Metode Karya Wisata adalah kunjung- an ke luar kelas dalam rangka belajar”. Checep 2008 Metode karyawisata atau widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luasdan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar. Djamarah 2002. teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari ataumenyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Karyawisata atau studi wisata sebagai metode pembelajaran adalah siswa di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk mempelajari objek belajar yang ada di tempat itu, serta cara untuk mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Maka metode karyawisata field trip secara garis besarnya adalah merupakan sebuah metode yang digunakan oleh para tenaga pendidik dengan membawa para peserta didik ke lapangan pabrik, sawah, museum dll untuk melihat secara langsung proses ataupun hal-hal yang sedang dipelajari. Dengan metode karyawisata, kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung. Melalui karyawisata sebagai metode pembelajaran peserta didik di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud belajar Sagala, 2007. Sehingga menurut Vera, 2012 kegiatan belajar mengajar di luar kelas memiliki di sisi penggunaan pembelajaran, yaitu menggunakan media pembelajaran yang konkret dan memahami lingkungan yang ada di sekitar anak. 21B. Karakteristik Metode Karyawisata Terdapat beberapa karakteristik dalam menggunakan metode karyawisata yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Memberi pengalaman-pengalaman langsung. Anak belajar dengan menggunakan segala macam alat indera. Satu karyawisata lebih berharga dari pada seratus gambar. 2. Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang telah ada. 3. Memberi motivasi kepada murid untuk menyelidiki sebab musabab sesuatu. 4. Menanamkan kesadaran akan masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat. 5. Memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam Tujuan Metode Karyawisata Setiap karyawisata harus direncanakan dengan cermat. Tanpa persiapan usaha itu pasti gagal. Karyawisata biasanya dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut 1. Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengamatiatau mengobservasi, memperoleh informasi, dan mengkaji dunia secara langsung. Seperti binatang, tanaman, dan benda-benda disekitar anak. 2. Dengan berkaryawisata anak taman kanak-kanak memperoleh kesempatan untuk menumbuhkan minat tentang suatu hal, meningkatkan perbendaharaan kata, menambah pengetahuan dan memperluas wawasannya. 3. Untuk memberikan pengalaman belajar yang tidak diperolehnya didalam kelas. 4. Pembelajaran dengan metode karyawisata dapat mempengaruhi seluruh aspek-aspek perkembangan anak yaitu, aspek kognitif, aspek bahasa, fisik motorik, sosial emosional, dan moral agama. 5. Untuk menanamkan nilai moral pada siswa serta untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas. 6. Untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dan nyata mengenai obyek tersebut, untuk mengumpulkan bahan mengenai suatu masalah. 7. Untuk membangkitkan minat pada suatu unit yang akan dilakukan dan sebagai kegiatan kulminasi suatu unit. 22D. Sintaks / Langkah Pembelajaran Metode Karyawisata Adapun berikut ini langkah-langkah umum dalam pembelajaran metode karya wisata yaitu sebagai berikut 1. Persiapan Dalam merencanakan tujuan karyawisata, guru perlu menetapkan tujuan pembelajarandengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yangakan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yangmasak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok,serta mengirim utusan. 2. Perencanaan Hasil kunjungan pendahuluan survei dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan, jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa yaitu sebagai berikut ✓ Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/ seksi. ✓ Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi. ✓ Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telahdirencanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana. ✓ Mengurus perizinan. ✓ Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan. 3. Pelaksanaan Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencanakunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswayang kurang mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu. 234. Pembuatan laporan Akhir Karya Wisata Pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasilkarya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindak lanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, sertaalat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama. Maka adapun menurut Sudajana 2012 yang menjelaskan langkah- langkah dalam melakukan metode karyawisata sebagai berikut 1. Perencanaan karyawisata, Pada tahap perencanaan ini terdiri dari merumuskan tujuan pembelajaran, menetapkan obyek karyawisata yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, menetapkan waktu pelaksanaan karyawisata, menyusun rencana belajar dan merencanakan perlengkapan belajar. 2. Pelaksanaan karyawisata, Pelaksanaan disini adalah saat ditempat tujuan dan dibimbing oleh guru. 3. Tindak lanjut, Pada tahap ini siswa diminta untuk membuat laporan hasil kegiatan karyawisata yang telah dilakukan sebelumnya. Laporan bagi siswa sekolah dasar harus diberikan poin-poin atau aspek yang penting yang harus dituliskan, untuk memudahkan siswa mengerjakan dan menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dilakukanKegiatan karyawisata ini biasanya disukai oleh siswa, karena siswa belajar di luar kelas. Namun saat kegiatan karyawisata ini dilakukan perlu perhatian yang lebih besar kepada siswa, karena tingkat konsentrasi siswa di dalam kelas dan di luar kelas berbeda. Saat di luar kelas siswa cenderung kurang kondusif dibandingkan di dalam kelas. 24E. Skenario Pembelajaran Metode Karyawisata Berikut adalah langkah-langkah skenario dalam pembelajaran dengan metode karyawisata pada pelajaran IPA Sekolah Dasar yaitu sebagai berikut 1. Persiapan dan Perencanaan Mempersiapkan dan merencanakan karyawisata hendaknya bersama- sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang perlu dibicarakan bersama, diantaranya ✓ Tujuan dan sasaran yang akan dituju. ✓ Aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan Pembelajaran IPA dan aspek-aspek atau masalah yang akan dicapai. ✓ Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karyawisata. ✓ Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas atau menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap kelompok pun hendaknya membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya ada yang harus mengamati, mengumpulkan, bahan-bahan, bertanya, mencatat, dan lain-lain. ✓ Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin kelompok baik untuk diskusi kelak. ✓ Waktu karya wisata supaya ditetapkan. 2. Pelaksanaan Karya Wisata Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang kemudian akan di laporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atas belum. 3. Tindak Lanjut Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini perlu ada presentasi atau laporan. Kelompok yang diikuti 25dengan tanya jawab dan diskusi. Bahkan ada kalanya seseorang mendemonstrasikan hasil penelitiannya. Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang kegiatan mereka, apakah karya wisata itu berjalan lancar, tertib dan Keunggulan dan Kelemahan Metode Parawisata 1. Keunggulan Maka adapun keunggulan yang terdapat pada Metode karyawisata adalah sebagai berikut ▪ Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. ▪ Membuat bahan yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. ▪ Kegiatan pengembangan yang dilakukan dapat lebih merangsang minat dan kreativitas anak. Maka dapat disimpulkan bahwa keunggulan dalam metode karyawisata adalah yang dimana siswa dapat belajar langsung di lapangan sehingga pengetahuan yang diperoleh nyata, hidup, bermakna dan komprehensif; siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan tentang materi yang dipelajari dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan sendiri secaralangsung; motivasidan minat belajar siswa tinggi; guru diperingan tugasnya dalam menyampaikan materi pelajaran, karena materi disampaikan oleh nara sumber atau observasi langsung oleh siswa sendiri; siswa aktif belajar melalui observasi, wawancara, percobaan, menggolong-golongkan dan sebagainya. 2. Kelemahan Maka adapun keunggulan yang terdapat pada Metode karyawisata adalah sebagai berikut ▪ Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak. ▪ Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang. ▪ Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan. ▪ Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak- gerik anak didik di lapangan. ▪ Biayanya cukup mahal. 26▪ Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh. Maka dapat disimpulkan bahwa kelemahan dalam metodekaryawisata adalah memerlukan persiapan yang melibatkan banyakpihak; memerlukan waktu yang cukup lama; memerlukan biaya yangrelatif tinggi; memerlukan pengawasan yang ketat agar siswa fokusterhadap tugasnya; serta laporan hasil karya wisata biasanya diserahkantiidak tepat waktu 27BAB V – METODE DEMONSTRASIA. Pengertian Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakanbarang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan Muhibbin Syah, 2000. Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran Syaiful Bahri Djamarah, 2000. Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan un-tuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri Metode demonstrasi dalam pembelajran merupakan salah satu metode yang digunakan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Di mana dalam metode ini disajikan suatu prosedur maupun tugas, kemudian tentang tata cara penggunaan alat, dan tentang bagaimana melakukan interaksi dengan klien. Tata cara pelaksanaan metode demonstrasi dalam dilakukan secara langsung. Selain dengan cara langsung, dapat pula dilakukan dengan cara melalui media, seperti penggunaan video maupun film. Siswa diminta untuk mendengar dan melihat prosedur, langkah – langkah. Kemudian mendengarkan dan melihat penjelasan – penjelasan yang diterangkan secara mendasar. Fokus perhatian dalam penerapan metode demonstrasi yaitu menekankan pada tujuan – tujuan dan hal – hal yang menjadi pokok penting. 28B. Karakteristik Metode Demonstrasi Ada beberapa karakteristik metode demonstrasi menurutWinataputra 2005418 adalah sebagai berikut1. Mempertunjukan objek Ada proses Ada alat memerlukan tempat yang strategis yang memungkinkan seluruh siswa Dapat guru atau siswa yang melakukan29C. Scenario Metode Demonstrasi1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus di lakukan • Rumuskan tujuan yang harus di capai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhr • Persiapan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di lakukan. • Lakukan uji coba demonstrasi2. Tahap Pelaksanaan a Langkah pembuka Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya • Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. • Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. • Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. b Langkah pelaksanaan demonstrasi • Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang me-ngandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. • Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. • Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. • Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. 30Terdapat beberapa langkah yang harus diikuti oleh guru, ketika akan menerapkan metode demonstrasi. Langkah – langkah tersebut dibagi ke dalam 4 bagian, yaitu persiapan, sebelum demonstrasi, pelaksaan demonstrasi, dan setelah demonstrasi. Masing – masing langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai Tahap persiapan. Pada tahapan ini, terdapat beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh guru untuk menerapkan metode demonstrasi ini, yaitu sebagai Mengidentifikasi suatu bacaan maupun kegiatan yang perlu untuk dilakukan oleh siswa sebelum pelaksanaan Petunjuk tertulis dapat digunakan untuk melaksanakan demonstrasi yang bersifat rumi. Tujuannya adalah membantu dalam mengarahkan pelaksanaan observasi selama melaksanakan Pemberian latihan sebelum melakukan kegiatan demonstrasi. Tujuan pelatihan ini agar dapat melaksanakan prosedur dengan lebih Mengukur jumlah waktu yang diperlukan. Hal ini kaitannya dengan tahap persiapan, demonstrasi, pelaksanaan diskusi setelah melakukan demonstrasi, demonstasi ulang yang dilakukan oleh siswa, dan merapikan kembali alat – alat yang telah digunakan dalam Sebelum demonstrasi. Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang dilakukan oleh gur. Hal tersebut dapat dijabarkan sebagai Menyiapkan materi dan alat sebelum siswa tiba. Kemudian, melakukan uji coba terhadap alat. Tujuannya untuk mengecek kesiapan alat yang akan digunakan dalam Mengatur penempatan alat dan materi sebaik mungkin, sehingga dapat dilihat oleh semua Menjelaskan tujuan dari demonstrasi dan menjelaskan gambaran dari prosedur Menjelaskan setiap materi yang akan diterangkan dalam demonstrasi dan alat yang digunakan. 3111. Mendiskusikan tentan beberapa prinsip penting dalam kegiatan demonstrasi,12. Mengidentifikasi hal – hal yang penting yang perlu untuk diobservasi selama pelaksanaan Mengecek kembali tentang apakah semua siswa dapat melihat Pelaksanaan demonstrasi. Pada tahapan ini, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru. Hal – hal tersebut dapat dijabarkan sebagai Mendemonstrasikan setiap langkah prosedur secara teratur. Tujuannya agar semua siswa dapat Menguraikan suatu prosedur sambil memberikan demonstrasi dan menekankan pada hal – hal yang Menghindari hal – hal mendetail yang bersifat tidak Menekankan tentang cara dalam melaksanakan prosedur, bukan pada cara yang tidak perlu untuk Memantau setiap langkah yang dilakukan dalam Setelah demonstrasi. Pada tahapan ini memuat beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh guru. Tindakan – tindakan tersebut dapat dijelaskan sebagai Mengulangi demonstrasi atau setiap langkah yang dilakukan, apabila siswa perlu untuk mengadakan observasi lanjutan atau dinamakan dengan Mendiskusikan tentang prosedur, segera setelah demonstrasi. Kemudian, mengulang hal – hal yang dianggap Memberikan kesempatan siswa untuk mengamati praktik sesuai dengan perbedaan dalam diri siswa. Perbedaan tersebut dapat mencakup tentang lamanya praktik, umpan balik yang diberikan, dan suatu Memperhatikan siswa yang mengalami kidal atau menulis dengan tangan yang berbeda pada umumnya penggunaan tangan kiri.25. Mengevaluasi hasil dari demonstrasi dan mengidentifikasi daerah yang perlu diadakan modifikasi. 32D. Kelebihan Metode Demonstrasi Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa ke- lebihan, di antaranya • Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dije- laskan. • Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. • Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaranE. Kekurangan metode demonstrasi Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya • Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa 33kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.• Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.• Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khu- sus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. 34DAFTAR PUSTAKASanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta Prenadamedia GroupSamatowa, Usman. 2016. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta PT IndeksSapriati, Amalia. 2014. Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan Universitas TerbukaKumala, Farida Nur. 2016. Pembelajaran IPA di SD. Malang Penerbit Ediide InfografikaJuita, Ratna, dan Eksperimen Sekolah. 2019. “Improving Science Learning Outcom Through Experiment Method on 4 th Grade State Elementary School 02 SDN 02 Students , City Of Mukomuko” 1 1 43– Nugroho, Margiati Gusti Budjang. 2012. “Penerpan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kabupaten Ketapang”Nursalam, dan Efendi, F. 2008. “Pendidikan dalam Keperawatan. Surabaya Salemba MedikaKresnadi, Hery. “Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dasar,” 1– Hj. Helmiati, 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta Aswaja Jusuf, Metode-Metode Mengajar, Bandung Angkasa, Sifa Siti. 2014. 53 Metode Belajar Dan Pembelajaran. Bandung Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta PT RinekaCipta, Farida Nur, 2016. Pembelajaran IPA SD. Malang Ediide 2017. Penerapan Metode Karya Wisata pada Konsep Dasar IPA MI/SD MateriPerkembangbiakan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa PGMI. JurnalMadrasah Ibtidaiyah, vol. 2 2 2015. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam MelaluiMetode Karyawisata Pada Anak Tunagrahita. Prosiding Seminar Nasional Yanto Nong. 2020. Pengaruh Penerapan Metode Karyawisata TerhadapPembelajaran Sosiologi. Jurnal Sociological Education, vol. 1 1 dkk. 2014. Penggunaan Metode Karyawisata Untuk Meningkatan PembahasanKonsep Dan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Keanekaragaman Hayati. JurnalBiotik, vol. 2 1 23-27. 35Anonymus, 2008. Strategi Pembelajaran Dan Pemilihannya. Direktorat TenagaKependidikandirektorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga KependidikanDepartemen Pendidikan NasionalNursalam dan Efensi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Surabaya SalembaMedika. 3637b Langkah pelaksanaan demonstrasi • Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang me-ngandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. • Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. • Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. • Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. Terdapat beberapa langkah yang harus diikuti oleh guru, ketika akan menerapkan metode demonstrasi. Langkah – langkah tersebut dibagi ke dalam 4 bagian, yaitu persiapan, sebelum demonstrasi, pelaksaan demonstrasi, dan setelah demonstrasi. Masing – masing langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Tahap persiapan. Pada tahapan ini, terdapat beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh guru untuk menerapkan metode demonstrasi ini, yaitu sebagai berikut. 2. Mengidentifikasi suatu bacaan maupun kegiatan yang perlu untuk dilakukan oleh siswa sebelum pelaksanaan demonstrasi. 3. Petunjuk tertulis dapat digunakan untuk melaksanakan demonstrasi yang bersifat rumi. Tujuannya adalah membantu dalam mengarahkan pelaksanaan observasi selama melaksanakan demonstrasi. 4. Pemberian latihan sebelum melakukan kegiatan demonstrasi. Tujuan pelatihan ini agar dapat melaksanakan prosedur dengan lebih terampil. 5. Mengukur jumlah waktu yang diperlukan. Hal ini kaitannya dengan tahap persiapan, demonstrasi, pelaksanaan diskusi setelah melakukan 37demonstrasi, demonstasi ulang yang dilakukan oleh siswa, dan merapikan kembali alat – alat yang telah digunakan dalam Sebelum demonstrasi. Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang dilakukan oleh gur. Hal tersebut dapat dijabarkan sebagai Menyiapkan materi dan alat sebelum siswa tiba. Kemudian, melakukan uji coba terhadap alat. Tujuannya untuk mengecek kesiapan alat yang akan digunakan dalam Mengatur penempatan alat dan materi sebaik mungkin, sehingga dapat dilihat oleh semua Menjelaskan tujuan dari demonstrasi dan menjelaskan gambaran dari prosedur Menjelaskan setiap materi yang akan diterangkan dalam demonstrasi dan alat yang Mendiskusikan tentan beberapa prinsip penting dalam kegiatan demonstrasi,12. Mengidentifikasi hal – hal yang penting yang perlu untuk diobservasi selama pelaksanaan Mengecek kembali tentang apakah semua siswa dapat melihat Pelaksanaan demonstrasi. Pada tahapan ini, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru. Hal – hal tersebut dapat dijabarkan sebagai Mendemonstrasikan setiap langkah prosedur secara teratur. Tujuannya agar semua siswa dapat Menguraikan suatu prosedur sambil memberikan demonstrasi dan menekankan pada hal – hal yang Menghindari hal – hal mendetail yang bersifat tidak Menekankan tentang cara dalam melaksanakan prosedur, bukan pada cara yang tidak perlu untuk Memantau setiap langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. 3820. Setelah demonstrasi. Pada tahapan ini memuat beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh guru. Tindakan – tindakan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 21. Mengulangi demonstrasi atau setiap langkah yang dilakukan, apabila siswa perlu untuk mengadakan observasi lanjutan atau dinamakan dengan redemonstrasi. 22. Mendiskusikan tentang prosedur, segera setelah demonstrasi. Kemudian, mengulang hal – hal yang dianggap penting. 23. Memberikan kesempatan siswa untuk mengamati praktik sesuai dengan perbedaan dalam diri siswa. Perbedaan tersebut dapat mencakup tentang lamanya praktik, umpan balik yang diberikan, dan suatu reinforcement. 24. Memperhatikan siswa yang mengalami kidal atau menulis dengan tangan yang berbeda pada umumnya penggunaan tangan kiri. 25. Mengevaluasi hasil dari demonstrasi dan mengidentifikasi daerah yang perlu diadakan gambar 39d Kekurangan Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya • Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. • Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. • Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khu- sus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran Kelebihan Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa ke- lebihan, di antaranya • Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dije- laskan. • Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. • Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran 40“You can teach a student a lesson for a day; but if youcan teach him to learn by creating curiosity, he willcontinue the learning process as long as he lives.” -Clay P. Bedford- 41DAFTAR PUSTAKASanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta Prenadamedia GroupSamatowa, Usman. 2016. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta PT IndeksSapriati, Amalia. 2014. Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan Universitas TerbukaKumala, Farida Nur. 2016. Pembelajaran IPA di SD. Malang Penerbit Ediide InfografikaJuita, Ratna, dan Eksperimen Sekolah. 2019. “Improving Science Learning Outcom Through Experiment Method on 4 th Grade State Elementary School 02 SDN 02 Students , City Of Mukomuko” 1 1 43– Nugroho, Margiati Gusti Budjang. 2012. “Penerpan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kabupaten Ketapang”Nursalam, dan Efendi, F. 2008. “Pendidikan dalam Keperawatan. Surabaya Salemba MedikaKresnadi, Hery. “Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran ipa untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dasar,” 1– Hj. Helmiati, 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta Aswaja Jusuf, Metode-Metode Mengajar, Bandung Angkasa, Sifa Siti. 2014. 53 Metode Belajar Dan Pembelajaran. Bandung Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta PT RinekaCipta, Farida Nur, 2016. Pembelajaran IPA SD. Malang Ediide 2017. Penerapan Metode Karya Wisata pada Konsep Dasar IPA MI/SD MateriPerkembangbiakan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa PGMI. JurnalMadrasah Ibtidaiyah, vol. 2 2 2015. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam MelaluiMetode Karyawisata Pada Anak Tunagrahita. Prosiding Seminar Nasional Yanto Nong. 2020. Pengaruh Penerapan Metode Karyawisata TerhadapPembelajaran Sosiologi. Jurnal Sociological Education, vol. 1 1 dkk. 2014. Penggunaan Metode Karyawisata Untuk Meningkatan PembahasanKonsep Dan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Keanekaragaman Hayati. JurnalBiotik, vol. 2 1 23-27. 42Anonymus, 2008. Strategi Pembelajaran Dan Pemilihannya. Direktorat TenagaKependidikandirektorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga KependidikanDepartemen Pendidikan NasionalNursalam dan Efensi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Surabaya SalembaMedika. 4344
Oleh Dwi Isna Wardani, KEGIATAN pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru harus dapat membuat suatu pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat dipahami siswa dengan lebih mudah dan siswa merasa perlu untuk mempelajari materi pelajaran tersebut. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Di kelas V SD Negeri 1 Jatipurno, guru menyampaikan materi pelajaran IPA dengan cara mengajak siswa mengamati video pembelajaran yang ditayangkan melalui LCD proyektor. Awalnya siswa nampak antusias menyimak video demi video pembelajaran. Tetapi lama-kelamaan, siswa terlihat mulai bosan dan hanya mengomentari tampilan yang ada pada video tersebut. Bukan pada materi pembelajaran yang disampaikan. Hal itu mengakibatkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran IPA, serta hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk mengatasi rendahnya kompetensi belajar siswa, penulis menerapkan metode pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa, mengembangkan keaktifan dan kreativitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA. Metode eksperimen experimental method dipilih untuk meningkatkan kompetensi belajar IPA di kelas V SD Negeri 1 Jatipurno. Pembelajaran IPA di SD merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip dan proses penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam dapat mencetak siswa bersikap ilmiah. Materi IPA yang disampaikan harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa dan tingkatan kelas, sehingga penguasaan pengetahuan tentang IPA dapat bermanfaat baik bagi diri pribadi maupun kelestarian lingkungan alam sekitar Nurhaela, 20112. Sebab itu, pembelajaran IPA di SD seharusnya menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan metode eksperimen . Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada peserta didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan Hamdayana, 2017125. Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode ini menuntut keaktifan dan kreativitas siswa dalam melakukan suatu proses percobaan yang ditugaskan oleh guru. Peran guru dalam metode eksperimen sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan dalam melakukan eksperimen siswa lebih teliti, sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan. Langkah-langkah penerapan metode eksperimen, pertama tahap persiapan, yaitu mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan untuk bereksperimen seperti bahan-bahan, alat, dan strategi pengerjaannya. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan yang hendak dicapai, serta menyiapkan lembar kerja untuk siswa. Langkah kedua, yaitu tahap pelaksanaan dimulai dengan diskusi antara guru dengan siswa mengenai prosedur, alat, dan bahan eksperimen serta hal-hal penting selama eksperimen. Dalam tahap ini, guru membimbing, membantu, sekaligus mengawasi eksperimen yang dilakukan siswa. Guru selalu memperhatikan seluruh kegiatan eksperimen yang dilakukan siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan seputar kegiatan eksperimen. Di akhir eksperimen, siswa membuat kesimpulan dan laporan sesuai dengan lembar kerja yang diberikan guru. Langkah terakhir, tahap tindak lanjut, yaitu guru berdiskusi dengan siswa mengenai hambatan selama kegiatan eksperimen berlangsung. Guru juga menanyakan perasaan siswa ketika menemui hambatan dan penyebabnya. Dari kegiatan ini terlihat antusias dan minat siswa semakin meningkat sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif. Kelebihan penerapan metode eksperimen menurut Djamarah 201084 yakni membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Hasil-hasil dari percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. Dengan metode eksperimen, siswa dapat membuktikan kebenaran teoritis secara empiris,Ă‚ sehingga siswa terlatih untuk membuktikan secara ilmiah. Kelebihan-kelebihan di atas membuat guru semakin yakin dan mantap untuk menerapkan metode eksperimen dalam menyampaikan materi pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 1 Jatipurno. Dengan penerapan metode eksperimen, aspek hasil belajar siswa mengalami peningkatan sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan guru untuk kompetensi belajar IPA sebesar 75. Sebelum diterapkan metode eksperimen, data awal hasil belajar dari total 23 siswa, yang tuntas KKM 10 siswa dengan rata-rata sebesar 70,25. Setelah menerapkan metode eksperimen, hasil belajar siswa mengalami peningkatan signifikan, yaitu siswa yang tuntas KKM menjadi 19 siswa dengan rata-rata hasil belajar naik menjadi 92,75. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri 1 Jatipurno tahun pelajaran 2022/2023. * * Guru SDN 1 Jatipurno, Kabupaten Wonogiri
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yang muncul pada siswa yang disebabkan oleh proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, sehingga menyebabkan proses pembelajaran terkesan monoton dan menimbulkan rasa jenuh dan bosan pada diri siswa serta tidak ada pengalaman belajar yang bermakna, sehingga hasil belajar siswa yang kurang baik. Maka perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen agar proses pembelajaran lebih bermakna dan meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dan peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode eksperimen. Dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian Kemmis & Tagart. Hasil penelitian menunjukan metode eksperimen sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil belajar mengalami peningkatan dan mengalami ketuntasan belajar sebesar 100%.Kata Kunci Metode eksperimen, Hasil Belajar Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44421PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODEEKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASARMahpudinmahpudin893 MajalengkaABSTRAKPenelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yang muncul padasiswa yang disebabkan oleh proses pembelajaran masih menggunakan metodeceramah, sehingga menyebabkan proses pembelajaran terkesan monoton danmenimbulkan rasa jenuh dan bosan pada diri siswa serta tidak ada pengalamanbelajar yang bermakna, sehingga hasil belajar siswa yang kurang baik. Maka perludilakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen agar prosespembelajaran lebih bermakna dan meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan yangingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajarandengan menggunakan metode eksperimen dan peningkatan hasil belajar siswasetelah menggunakan metode eksperimen. Dalam Penelitian ini menggunakanmetode penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian Kemmis & penelitian menunjukan metode eksperimen sangat efektif dalammeningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil belajar mengalamipeningkatan dan mengalami ketuntasan belajar sebesar 100%.Kata Kunci Metode eksperimen, Hasil Belajar Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44422Latar belakangManusia merupakan makhluk hidupyang diciptakan Tuhan dalam keadaanyang sangat sempurna, manusia berbedadengan hewan ataupun makhluk hidup lainyang bukan manusia. Ciri yang mendasaryang menjadikan manusia sebagai makhlukhidup ciptaan Tuhan yang paling sempurnaadalah kemampuan berpikir. Kemampuanberpikir manusia harus terus menerusdipupuk dan diberdayakan denngan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar siswasecara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara UU RI tahun 2003 tentang sistem pendidikannasional. Oleh karenanya pendidikandapat diartikan sebagai suatu proses yangdilakukan secara sadar oleh individu untuksuatu perubahan dari tidak tahu menjaditahu, dari tidak memiliki sikap menjadibersikap benar, dari tidak terampil menjaditerampil melakukan dalam mencapai tujuanpendidikan adalah dengan jalanmengoptimalkan kegiatan belajar. Belajarmerupakan perubahan dalam tingkah lakusebagai akibat dari interaksi antarastimulus dan respon Teori Behavioristik.Dapat diartikan bahwa belajar adalahperubahan yang dialami siswa dalam halkemampuannya untuk bertingkah lakudengan cara yang baru sebagai hasilinteraksi antara stimulus dan bukan hanya menghafal,mengingat pelajaran yang di berikan gurudi dalam kelas, akan tetapi terdapatperubahan perilaku siswa, maka perubahanitu terjadi pada segi kognitif kemampuanberpikir. Pengalaman belajar dapatmerubah pola pikir yang lebih maju,perubahan afektif sikap terhadap matapelajaran yang di berikan dan perubahanpsikomotor keterampilan. Materipelajaran yang diberikan kepada siswamampu untuk memahami, menghayati danmengamalkan dalam kehidupan sehari-harisebagai akibat dari siswa mengikutikegiatan belajar mengajar disekolah. Jadiketiga aspek yang berubah pada diri siswaitu baik kognitif, afektif, dan psikomotormerupakan akibat dari siswa pembelajaran di kelas harusmenarik dan dilakukan dengan sadar dandisengaja serta nyaman baik yangdirasakan oleh guru ataupun oleh pesertadidik agar siswa memperoleh pengalamanbelajar dan hasil yang maksimal. Hal inisesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 BabIV Pasal 19 Ayat 1 Purnomodan Abdi2012160 menyatakanProses pembelajaran pada satuanpendidikan diselenggarakan secarainteraktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta didikuntuk berpartisipasi aktif sertamemberikan ruang yang cukup bagiprakarsa, keaktifitas dan kemandiriansesuai dengan bakat, minat danperkembangan fisik serta psiklogipeserta pembelajaran harus dapatmengkondisikan siswa secara positif danmampu merangkul semua siswa bukanhanya pada siswa yang pintar saja tapiharus memperhatikan siswa yangmempunyai kesulitan belajar juga,sehingga tercipta suasana pembelajaranyang menyenangkan karena tidak ada lagisiswa yang merasa dianak yang menarik bukanlahsekedar menyenangkan tanpa ada tujuanpembelajaran tetapi ada sesuatu yang harusdi capai dalam proses Pengetahuan Alam IPA adalahpengetahuan yang rasional dan obyektiftentang alam semesta dengan merupakan ilmu yangmempelajari peristiwa-peristiwa yangterjadi di perlu diajarkan di Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44423tingkat pendidikan Sekolah Dasar SDkarena termasuk dalam kurikulum suatusekolah. Ada beberapa alasan mengapaIPA diajarkan di SD yaitu 1 sangatbermanfaat bagisuatu bangsa, sebab IPAmerupakan dasar teknologi sebagai tulangpunggung pembangunan dan pengetahuan,2 suatu mata pelajaran yang memberikankonsep berpikir kritis, 3 IPA bukanpelajaran hafalan, melainkan pelajaranketerampilan secara menyeluruh baik fisikmaupun psikis dan 4 IPA memiliki nilai-nilai dan potensi pendidikan yang dapatmembentuk kepribadian kenyataannya, setiap individumempunyai pandangan yang berbedatentang mata pelajaran IPA. Banyak yangmemandang IPA sebagai mata pelajaranyang menyenangkan dan ada juga yangmemandang IPA sebagai mata pelajaranyang membosankan karena terlalu banyakmateri dan teori yang harus di yang diperoleh dalam studipendahuluan untuk mengetahui keadaanawal siswa di SD menunjukan bahwa hasilbelajar siswa pada mata pelajaran IPAmateri daur air masih tergolong nilai tes siswa yaitu 57,24 dengantingkat keberhasilan siswa yang menguasaimateri ajar sebanyak 27,58%. Sebagianbesar siswa beranggapan bahwa matapelajaran IPA merupakan matapelajaranyang cukup menguras pikiran karenacakupan materi yang harus mereka catatdan hafalkan. Hal ini yang menjadi faktorsiswa kurang menyenangi di atasperlu segera mendapatkan penangananyang serius. Salah satu penanganan yangbisa dilakukan adalah dengan perbaikanmetode mengajar yang digunakan olehguru dalam kegiatan pembelajaran di A. Magnesen Suyanto danDjihad201260 menyatakan bahwa “kitabelajar 10% dari apa yang kita baca, 20%dari apa yang kita dengar, 30% dari apayang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihatdan dengar, 70% dari apa yang kitakatakan dan 90% dari apa yang kitakatakan dan kita lakukan”. Oleh sebab itu,metode pembelajaran dan pengalamanbelajar siswa menjadi penting dalam prosesbelajar siswa untuk meningkatkan hasilbelajar dengan karakteristikpembelajaran IPA dan gambaran terhadappermasalahan yang ditemukan,makametode eksperimen dianggap metodeyang tepat digunakan dalam kegiatanpembelajaran IPA di kelas. Penerapanmetode eksperimen dalam pembelajarandiharapkan mampu menjadikan prosespembelajaran lebih hidup dan berjalan duaarah yakni dari guru ke siswa dansebaliknya sehingga proses pembelajaranlebih menyenangkan dan menciptakanpengalaman belajar siswa dan akhirnyadapat meningkat kan hasil belajar latar belakang di atas, makadilakukan penelitian dengan judul“Peningkatan Hasil Belajar Siswa MelaluiMetode Eksperimen Pada Mata PelajaranIPA di Kelas V SD”Pembelajaran IPA di SDRustaman, dkk 2011 menyatakan“hakikat sains adalah produk, proses danpenerapannya teknologi, termasuk sikapdan nilai yang terdapat di dalamnya”. IlmuPengetahuan alam IPA atau sains adalahbidang ilmu pengetahuan yang didalamnyaterdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukumdan teori yang dapat dicapai melalui prosespembelajaran. Dalam pembelajaran IPAtidak cukup dengan siswa menguasai sainsdengan menghapal konsep, prisip teori danlain-lain, tapi dalam pembelajaran IPAharus memberikan kesempatan kepadasiswa untuk berbuat, berpikir dan bertindakseperti ilmuwan. Dengan demikianpembelajaran IPA adalah memberikankesempatan dan bekal kepada siswa untukmemproses IPA dan menerapkan dalamkehidupan sehari-hari melalui cara-cara Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44424yang benar dan mengikuti etika keilmuwandan etika yang berlaku dimasyarakat agartidak berdampak buruk pembelajaran IPA menekankanpada pemberian pengalaman langsunguntuk mengembangkan kompetensi agarmenjelajahi dan memahami alam sekitarsecara ilmiah, hal ini dilakukan sebagaicara berpikir siswa untuk memperolehpemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara menyelidiki bagaimanafenomena-fenomena alam dapat dijelaskansebagai batang tubuh pengetahuan yangdihasilkan dari keingintahuan dituntut untuk aktif dan kreatifdalam proses pembelajaran IPA, hal inidilakukan agar siswa mempunyaiketerampilan untuk menyelidiki ataumengamati hal-hal yang terjadi dilingkungan atau alam sekitarbahkan bisamemperagakan atau menggunakan objektertentu sehingga siswa dapat menjawabrasa ingin tahu IPA diarahkan untukmenemukan dan berbuat sehingga dapatmembantu siswa untuk memperolehpemahaman yang lebih mendalam tentangalam sekitar. Cahyo 2013213menyatakan “Pendidikan IPA diharapkanmenjadi wahana bagi peserta didik untukmempelajari diri sendiri dan alam sekitar,serta prospek pengembangan lebih lanjutdalam penerapnya di dalam kehidupansehari-hari”. Hal ini sejalan dengan tujuanpembelajaran IPA di SD/MI yang tertuangdalam Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan KTSP 2006 Sapriati, dkk2009 yaitu1 Memperoleh keyakinan terhadapkebesaran Tuhan Yang Maha Esaberdasarkan keberadaan, keindahandan keteraturan alam Mengembangkan pengetahuan danpemahaman konsep-konsep IPA yangbermanfaat dan dapat diterapkandalam kehidupan Mengembangkan rasa ingin tahu, sikappositif dan kesadaran tentang adanyahubungan yang saling mempengaruhiantara IPA, lingkungan, teknologi Mengembangkan keterampilan prosesuntuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah dan BelajarSuyanto dan Djihad 2013235menyatakan hasil belajar adalahkemampuan dan pengalaman belajar yangdi miliki siswa setelah melakukan aktivitasbelajar yang mencakup tiga aspek yaituaspek kognitif, afektif dan psikomotor. Halini sesuai dengan Bloom Sutikno201379membagi hasil belajar menjadi tigakawasan yaitua. KognitifKawasan kognitif berkenaan denganingatan atau pengetahuan dan kemampuanintelektual serta keterampilan-keterampilanyang dimiliki pembelajar setelahmelakukan proses pembelajaran. Kawasankogitif dibagi atas enam macamkemampuan intelekual mengenailingkungan yang disusun secara hirarkisdari yang paling sederhana sampai kepadayang paling kompleks, yaituPengertahuan,Pemahaman, Penerapan,Analisis, Sintesis, dan Penilaianb. AfektifKawasan afektif menggambarkansikap-sikap dan nilai. Dengan kata lainkawasan afektif adalah sikap peserta didikyang menunjuk kearah pertumbuhan secarabatiniah dan hanya akan terjadi apabilapeserta didik menerima dengan sadar sikapdan nilai yang diterimanya, kemudianmengambil sikap sehingga menjadi bagiandari dirinya dalam membentuk nilai danmenentukan tingkah laku dirinya PsikomotorKawasana psikomotor adalahkemampuan-kemampuan menggiatkan danmengkoordinasikan gerak. kawasan Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44425psiomotor memiliki kaitan yang eratdengan kemampuan dalam melakukankegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dalamberbagai mata pelajaran. Adapun hierarkikemampuan dalam kawasan psikomotoradalah Imitasi, manipulasi, presisi, EksperimenIru dan Arihi 201232 menyatakan“metode eksperimen adalah metodemengajar yang dalam penyajian ataupembahasan materinya melalui percobaanatau mencobakan sesuatu serta mengamatisecara proses”. Sedangakan Suyanto danDjihad2012146 menyatakan metodeeksperimen adalah suatu metode yangbiasa digunakan di suatu pelajaran sainsdan dalam metode eksperimen adapercobaan yang dilakukan secara langsungoleh siswa untuk menyelidiki ataumenemukan konsep-konsep sains spesifikdan prinsip-prinsip untuk dilakukan bertujuan untukmencoba mengerjakan sesuatu sertamengamati proses dan hasil suatupercobaan, selain itu eksperimen bertujuanuntuk memperkuat pelajaran konsep-konsep yang sebelumnya yang telahdipelajari dari buku eksperimen dapat dilaksanakan didalam kelas maupun tempat khusus yangmemang diperuntukkan untuk melakukaneksperimen misalnya ruang laboratoriumdan proses pembelajaran dengan metodeeksperimen dapat dilakukan secaraberkelompok yaitu siswa dibagi kedalambeberapa kelompok atau dapat jugadilakukan secara eksperimen mengajarkansiswa untuk meneliti dan membuatkesimpulan dari hasil percobaan yangdilakukan seperti para ilmuwan menelitigejala tertentu dan berusaha untukmendapatkan hasil-hasil yang eksperimen selesai siswamembandingkan hasil eksperimennyadengan hasil eksperimen siwa lain danmendiskusikannya apabila terdapatkekeliruan atau perbedaan dari hasilekperimen yang dilakukan. Hal inibertujuan untuk mengetahui letakkesalahan dari eksperimen yang dan Arihil 201233 menyatakanprosedur metode eksperimen dapatdilakukan sebagai berikuta Mempersiapkan alat bantualateksperimen.Guru harus menentukan danmempersiapkan semua alat peragayang akan dibutuhkan ketika prosesekaperimen serta bagaimana alatperaga itu diperoleh apakah denganmelibatkan siswa atau Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan harus mempersiapkan lembarkerja siswa LKS yang disusun secararinci dan jelas tentang aturan dan tugasyang harus dilakukan pada saat proseseksperimen Pelaksanaan eksperimen denganmenggunakan lembaran kerja ataupedoman eksperimen yang disusunsecara sistematis sehingga siswa dalampelaksanaannya tidak banyakmendapat kesulitan dan Penguatan perolehan temuan-temuaneksperimen dilakukan dengan diskusi,tanya jawab dan/atau eksperimen saja tidak cukupdalam proses pembelajaran. Olehsebab itu, kegiatan eksperimen harusdiikuti dengan kegiatan yang lainseperti tanya jawab, tugas atau diskusiuntuk mendapatkan penguatan ataukesimpulan hasil KesimpulanPembuatan kesimpulan perludilakukan agar siswa mendapatjawaban yang sesungguhnya dan tidaksalah dalam memahami konsep yangsebenarnya. Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44426Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah penelitiantindakan kelas PTK. Penelitian tindakankelas merupakan salah satu upaya gurudalam bentuk berbagai kegiatan yangdilakukan untuk memperbaiki dan ataumeningkatkan mutu pembelajaran di dkk. 200614 mengemukakanbahwa “Penelitian tindakan kelas adalahpenelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya melalui refleksi diri,dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagaiguru sehingga hasil belajar siswameningkat. Desain penelitian tindakankelas yang digunakan mengacu kepadadesain Kemmis dan Mc. Taggart, yaitumodel siklus yang dilakukan secaraberulang dan berkelanjutan yang meliputitahap perencanaan plan, pelaksanaanact, observasi observe, dan refleksireflect.Berikut merupakan alur PTK desainKemmis dan Mc. Alur PTK Desain Kemmis & Mc. Taggart1. PerencanaanPada tahap perencanaaninipeneliti menyusun RencanaPelaksanaan Pembelajaran RPP,dengan melihat kurikulum yangdigunakan, menganalisis materi yangnanti akan diberikan, kemudianmenentukan Kompetensi Dasar KDyang akan di ajarkan, menyiapkansumber belajar berupa buku paketmata pelajaran IPA. Menentukanmodel pembelajaran, menyusuninstrumen penilaian. Hal ini dilakukanagar pada saat pelaksanaanpembelajaran sesuai dengan tujuanpembelajaran yang hendak dicapai. Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-444272. PelaksanaanPada tahap ini, pelaksanaanpembelajaran yang dilakukan sesuaidengan perencanaan yang telah dibuatbaik mengenai penggunaan metodepembelajaran, penggunaan mediapembelajaran, dan perangkatpembelajaran ObservasiPada kegiatan observasi penelitimengamati siswa yang sedangmelakukan pembelajaran denganmetode eksperimen. Mengamatikeaktifan siswa, kerja sama siswa,kekompakan. Observasi ini jugamengamati bahwa pembelajaran harussesuai dengan apa yang telahdirencanakan, sehingga penelitimengetahui apakah ada kendala RefleksiPada tahapan ini penelitimelakukan evaluasi denganmemberikan instrumen penilaianberupa tes lisan maupun tertulis. Tesini dimaksudkan untuk mengetahuisejauh mana ketercapaian hasil belajarsiswa dengan metode PenelitianSebelum menggunakan metodeeksperimen, hasil belajar siswa pada matapelajaran IPA belum mencapai tingkatyang dikatakan berhasil atau optimal. halini bisa terlihat dari nilai rata-rata prasiklus siswa yang masih rendah yaitu46,25. Setelah diterapkan pembelajarandengan menggunakan metode eksperimen,hasil tes pada setiap siklus mengalamipeningkatan. Hal ini terlihat dari rata-ratahasil belajar siswa pada siklus I sebesar61,25. meningkat menjadi 67,25 di siklusII, dan menjadi 75 pada siklus lebih mudah dipahami, berikutdisajikan peningkatan hasil belajar siswapra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus IIIdalam bentuk diagram pada Gambar 2berikutDiagram Peningkatan Hasil Belajar SiswaBerdasarkan hasil observasi yangdilakukan pada saat proses respon yang cukup baik darisiswa, siswa menjadi lebih antusias dalammengikuti pembelajaran. terlebih lagimetode eksperimen dapat membawa siswamendapatkan pengalaman langsung dalammembuktikan materi ajar dalam matapelajaran IPA sehingga siswa lebih mudahdalam memahami materi dan SaranKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telahdilaksanakan, diperoleh kesimpulansebagai berikut1. Sebelum menggunakan metodeeksperimen dalam pembelajaran IPA,skor rata-rata hasil belajar siswamasih rendah. Hal ini terlihat darikondisi awal hasil belajar siswa padapra siklus rata-rata skor hasil belajarhanya sebesar 46,25. Nilai tersebutmasih dibawah Proses pembelajaran denganmenggunakan metode eksperimencukup baik. Selama pembelajaranberlangsung siswa antusias untukmengikuti pelajaran dengan baik,motivasi mereka meningkat karenamereka lebih dapat memaknai materiajar yang Setelah menggunakan metodeeksperimen, jika dilihat dari hasilbelajar siswa rata-rata skor hasil Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44428belajar siswa mengalami peningkatanpada setiap siklusnya. Dari pra siklusdengan rata-rata hasil belajar siswasebesar 46,25, siklus I rata-rata hasilbelajar siswa 61,25 meningkat disiklus II menjadi 67,25 lalumengalami peningkatan lagi di siklusIII menjadi 75. Hal ini menunjukkanbahwa penggunaan metodeeksperimen epektif dalammeningkatkan hasil belajar hasil penelitian yangtelah dilakukan, membuktikan bahwamedia audio visual efektif dalammeningkatkan hasil belajar siswa. Saranyang dapat peneliti sampaikan adalahGuru diharapkan dapat melakukaterobosan-terobosan baru yang dapatmenggugah minat belajar siswa sepertidalam penggunaan media pembelajaransehingga dapat menghasilkan kualitaspembelajaran yang yang dilakukan terbataspada penggunaan metode eksperimen padakelas V Sekolah Dasar, mata pelajaranIPA. Untuk itu perlu dilakukan penelitianyang menjadi tindak lanjut dari penelitianini, yaitu penggunaan metode eksperimenpada tingkatan usia yang berbeda dan padamateri ajar yang PustakaCahyo, 2013 Panduan AplikasiTeori-teori Belajar DIVA 2003Sistem PendidikanNasionalNo. 23 Tahun I dan Arihi, 2012. AnalisisPenerapan Pendekatan, Metode,Startegi dan S. 2009. Teori dan PraktikPenelitian Tindakan Kelas. BandungAlfabetaPurnomo, H dan Abdi, dan Punishment PerspektifPendidikan Islam. Cetakan N. dkk 2011 Materi danPembelajaran IPA SD. Edisi Universitas A. Dkk 2009Pembelajaran IPAdi UniversitasTerbuka. Departemen 2013 Belajar danPembeljaran Upaya Kreatif dalamMewujudkan Pembelajaran yangberhasil. Lombok dan Djihad, A. 2012BagaimanaMenjadi Calon Guru dan GuruProfesional. Cetakan Multi dkk 2011 Pembelajaran PKndi SD. Cetakan ke-2. Yogyakarta W., dkk. 2006. PenelitianTindakan Kelas. Jakarta UniversitasTerbuk ... Hasil belajar adalah suatu pernyataan berupa perilaku dan performa yang ditunjukkan dalam kegiatan menulis yang bertujuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan oleh guru pada siswanya Pulungan, 2015. Susanto 2013 Dalam eksperimen siswa diajarkan meneliti dan menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukannya sehingga mendapatkan hasil yang diperlukan Mahpudin, 2018. ...... Metode eskperimen dilakukan agar kemampuan berpikir, sikap ilmiah, dan keterampilan proses siswa dapat berkembang Kumala, 2016. Dalam kegiatan eksperimen siswa diajarkan meneliti dan menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukannya sehingga mendapatkan hasil yang dibutuhkan Mahpudin, 2018 ...Faiz Hasbullah HassanVenita YusupAlpin Herman Saputra Ardo OkilandaTujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Islam Sinar Cendekia, Serpong, Tangerang Selatan Semester I Tahun Ajaran 2022/2023 pada materi perubahan wujud benda dengan menggunakan metode eksperimen. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas PTK yang terdiri dari 3 siklus, yakni pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Islam Sinar Cendekia yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan prosedur tes dengan instrumen tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dan instrumen observasi berupa lembar observasi untuk mengetahui kinerja siswa dalam pembelajaran. Pada pra siklus, siswa memperoleh nilai rata-rata 69,77 pada tes akhir belajarnya, pada siklus 1 siswa memperoleh nilai rata-rata 78,27, dan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa adalah 87,86. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penguasaan belajar siswa dalam kegiatan belajar pada siklus 1 dan siklus 2 yaitu dari 72,72% meningkat sebesar 90,90%. Penulis dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Islam Sinar Cendekia dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode eksperimen.... Hal lainnya yang diungkapkan oleh mahasiswa bahwa praktikum dapat membantu meningkatkan nilai hasil belajar mahasiswa, terutama dalam mengerjakan soal test biologi karena mahasiswa dapat mengingat kembali materi yang telah dipelajari dengan cepat. Hal ini serupa dengan penelitian Mahpudin 2018, bahwa sebelum menggunakan metode eksperimen/praktikum, hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA belum mencapai tingkat yang dikatakan berhasil atau optimal. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yang masih rendah. ...Fatmawati FatmawatiThis study aimed to analyze the relationship between practicum and student learning outcomes in the pre-pandemic and during the Covid-19 pandemic. The research method applied is descriptive quantitative research which is supported by data collection techniques in the form of interviews, observations, and documentation. The research subjects are students of Biology Education, University of Borneo Tarakan. The results of data analysis showed that most of the practicums were carried out in the pre-covid-19 pandemic but only a few practicums were carried out during the pandemic with different practicum forms. This indicates the occurrence of learning loss in learning that practices science. Practicum is closely related to student learning outcomes. The relationship tends to be linear where student learning outcomes can increase in line with the quantity and quality of the practicum. Keywords Learning Outcomes, Learning Loss, Practicum... Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku yaitu kecerdasan, bakat aptitude, keterampilan kecakapan, minat, motivasi, kondisi fisik, dan mental, sedangkan faktor eksternal adalah kondisi di luar individu peserta didik yang mempengaruhi belajarnya lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Mahpudin 2018 menyatakan bahwa proses pembelajaran di kelas harus menarik dan dilakukan dengan sadar dan disengaja serta nyaman baik yang dirasakan oleh guru ataupun oleh peserta didik agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar dan hasil yang maksimal. Berdasarkan pernyataan diatas agar proses pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan peserta didik mendapatkan hasil belajar yang baik maka salah satu menggunakan model pembelajaran. ...Maya TrigustiniLukman Hakim Arief KuswidyanarkoTujuan dalam penelitian 1 Mengetahui perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kolaboratif berbantuan peta pikiran, 2 Mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran kolaboratif berbantuan peta pikiran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Populasi dan sampel dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V di SD Negeri 170 Palembang berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan 1 Ada perbedaan signifikan hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kolaboratif berbantuan peta pikiran dengan uji Mann-Whitney U Test dengan nilai Asymp. Sig. 2-tailed atau p value sebesar 0,000 T-table = then H0 is rejected. The results of the analysis prove that there are significant differences between the groups of students who are taught with the Tri Hita Karana oriented Problem Based Learning model with groups of students who are taught with conventional learning models. From the results of the t-test analysis and the average learning outcomes it can be concluded that The Tri Hita Karana oriented Problem Based Learning model has a positive effect on the Natural Science learning outcomes of Class V students. Therefore, the Tri Hita Karana oriented Problem Based Learning model is suitabel for dealing with low Natural Science learning outcomeEdi SunjayaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah Model Problem Based Istruction. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa IV SDN 2 Jemaras, Cirebon yang berjumlah 23 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes hasil belajar. Data dianalisis dengan menentukan persentase ketuntasan belajar dan rata-rata hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dan rata-rata hasil belajar IPA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Problem Based Istruction. dapat meningkatkan hasil belajar siswa IV SDN 2 Jemaras, Cirebon pada mata pelajaran Ayu KarimizzahSuhartono SuhartonoRatna Hidayahp> Abstract The challenge in this disruptive era is greater than the previous one, because digitalization and artificial intelligence are growing exponentially. Humans need social skills to sustain existence. A process for acquiring social skills is called socializing. Nowadays, socializing is happening frequently in the virtual world using artificial intelligence. The study aimed to describe the student’s social skills to others and the strategy applied by the teachers and parents in fostering social skills. It was qualitative narrative approach. Data collection techniques were observation, interview, and questionnaires. The subjects were 22 students, parents, and class teacher of third grade of SDN 2 Kebumen. The results of this study indicate the quality of students behavior toward others that of helping, communicating and greeting to others, working in a team, and being empathy. Also, the teacher and the parents met the accomplishment of the strategies of giving instruction, training, and assessment. Keywords social skill, qualitative description t table = means that there is a significant difference in learning achievement between students who take online science learning assisted by virtual laboratories and students who take regular online science lessons. Based on the N-Gain test, it is known that the experimental group has an improvement with moderate criteria which is better than the control group with low improvement criteria nature of science has not been taught as a teaching material at school in Indonesia. This study aims to reveal the understanding of teachers and primary students about the nature of science. This study was a survey research with descriptive approach. Data were collected through closed questionnaires for teachers and students. Teachers and primary students as research subjects were located in Kuningan District. Purposive sampling was used as a sample. The results showed that both teachers and students have an understanding of the nature of science in the range of Intermediate categories. Because of the importance of understanding about the nature of science in science subjects, it is expected that further research to develop materials and learning models based on the nature of science in primary article draws out the implications for school and classroom practices of an emerging consensus about the science of learning and development, outlined in a recent synthesis of the research. Situating the review in a developmental systems framework, we synthesize evidence from the learning sciences and several branches of educational research regarding well-vetted strategies that support the kinds of relationships and learning opportunities needed to promote children’s well-being, healthy development, and transferable learning. In addition, we review research regarding practices that can help educators respond to individual variability, address adversity, and support resilience, such that schools can enable all children to find positive pathways to Usman AliThis study aimed to describe 1 the teachers understanding on the nature of science, 2 the application of the nature of science in teaching science, 3 the barriers ocoured during its implementation and 4 the solutions which was done to solve the learning problems. Designed as qualitative research, this closed to case study approach. This study in teaching learning process at the junior high school in SMP Negeri 1 Selong, SMP Negeri 1 Terara, and SMP Negeri 1 Masbagik. The data were collected trought observation, interview, questionnaires, and documentations. Triangulation is used to assess the credibility, truth, relevancy of the data and was done using Miles and Huberman intractive model of data analysis. The findings of the study showed 1 the teachers have low understanding about nature of science, 2 the teachers was seldom in applying the nature of science in learning process 25,0%, 3 the barriers found by the teachers was inapropriate of the subject materials with time managements, aspects of cognition oriented, students’ mental readiness and the teachers is not understanding of the nature of science, and 4 the teachers dominantly used discussion and speech methods than used inquiry methode in teaching learning objectives of this research are 1 to examine the feasibility of competences and conservation-based textbook of Biology teaching management, 2 to test the effectiveness of the developed textbooks in the small and large-scale test. This study is an Educational Research and Development R & D following the stages of potential and problems analysis, data collection, product design, product validation, trial usage, product revision, and mass production. The results of the feasibility assessment of the product by the expert, the textbook have content the very feasible criteria 77,88, and media experts gave very feasible criteria 83,35. In the small-scale test, the students responded that the book had met the criteria of excellent legibility, on 14 indicators of product legibility with an average legibility value of 90,07. The textbook legibility is excellent since the sentence is understandable and communicative, has illustration adequacy, easy to use, relevant to the competences achievement, as well as there is the integration of conservation character values and TPACK description. The large-scale test showed that the application of the developed textbook was effective in maximizing the ability of prospective teachers’ PCK. It is found that competences and conservation-based Biology Teaching Management textbook are very feasible and powerful to maximize the PCK of prospective biology integrated approach refers to the stages of pupils' psychological development. Unfortunately, the competences which are designed into the curriculum is not appropriate with the child development. This Manuscript presents PCK pedagogical content knowledge of teachers who teach science content utilizing an integrated approach. The data has been collected by using CoRe, PaP-eR, and interviews from six elementary teachers who teach science. The paper informs that high and stable teacher PCKs have an impact on how teachers present integrated teaching. Because it is influenced by the selection of important content that must be submitted to the students, the depth of the content, the reasons for choosing the teaching procedures and some other things. So for teachers to be able to integrate teaching, they should have a balanced ke-21 merupakan abad pengetahuan yang menghendaki segala aktivitas berbasis pada pengetahuan. Pada abad ke-21 ini sangat dibutuhkan keterampilan berpikir kritits, kreatif, kemampuan kolaboratif, metakognitif, kemampuan komunikasi, dan menguasai teknologi komunikasi. Selain itu, sikap dan keaktifan belajar merupakan hal penting yang harus dimiliki peserta didik dalam pembelajaran pada abad ke-21. Oleh karena itu penelitian ini dirancang untuk melihat bagaimana hubungan sikap dengan keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA. Penelitian ini adalah penelitian mix methods metode asosiatif jenis korelasional. Prosedur penelitian ini dimulai dengan menyebarkan angket, dokumetasi, dan wawancara. Pengambilan data angket data kuesioner diberikan kepada 147 siswa di SMPN 18 Kota Jambi. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis data yaitu pengkodean data, penyariangan data-data yang layak dan analisis dari data tersebut. Teknik analisis data menggunakan uji korelasional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sikap dan keaktifan belajar. Hasil dari penelitian ini terdapat hubungan yang positif antara sikap dan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA yang ditunjukkan dari hasil analisis pearson correlation sebesar Science education in urban secondary school How attitude towards science and learning activity? AbstractThe 21st century is the age of knowledge which requires all knowledge-based activities. In the 21st century, critical thinking skills, creative skills, collaborative abilities, metacognitive skills, communication skills, and communication technology are needed. Besides, learning attitudes and activeness are important things that students must have in learning in the 21st century. Therefore this study was designed to see how the relationship between attitudes and student learning activeness in science subjects. This research is mixed-method research with an associative type of correlational method. This research procedure begins with distributing questionnaires, documentation, and interviews. Retrieving questionnaire data was given to 147 students at SMPN 18 Jambi City. From the data, data analysis was then carried out, namely data coding, filtering the appropriate data, and analyzing the data. The data analysis technique uses a correlational test to determine whether there is a relationship between attitudes and learning activeness. The results of this study showed a positive relationship between student attitudes and activeness in science subjects as indicated by the results of the Pearson correlation analysis of Demak H. SitanggangYulistiana Yulistianap>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ekosistem melalui penggunaan laboratorium alam klas 7 di SMP negeri 86 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan penelitian Tindakan kelas PTK. Penelitian ini dilaksanakan secara saintifik antara peneliti dengan guru IPA dan siswa yang menjadi subjek dari penelitian. PTK dilakukan dua siklus dengan empat kali pertemuan. Kegiatan siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan plan, tindakan pelaksanaan action, observasi observation, dan refleksi reflective. Akhir dari pengajaran kelas PTK diberikan tes berbentuk soal dan angket. Hasil data kemudian akan dianalisis dalam bentuk analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Dari data penelitian menunjukkan bahwa penggunaan laboratorium alam meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan pokok bahasan ekosistem kelas 7 SMP Negeri 86 Jakarta Selatan sebesar 80% peningkatan tersebut diperoleh setelah dua kali siklus tindakan kelas. metode pembelajaran ipa yang menarik